Bima, (SM).-
Sebagian besar mahasiswi Akademi Kebidanan Surya Mandiri Bima (Akbid SMB)
angkatan 2010-2011. protes kebijakan kampus yang menarik ulang biaya
pengambilan ijazah senilai Rp500 ribu per orang.
Padahal,
mahasiswi sudah mengeluarkan biaya cukup besar selama kuliah serta menyetor
uang wisuda sebesar Rp4 juta per orang. Mahasiswi merasa, uang wisuda tersebut
paling mahal ketimbang sekolah sejenis lainnya.
Tiga
mahasiswi setempat, masing-masing inisial NN, RA dan AW mengatakan,
hampir seluruh rekan satu angkatannya tidak menerima kebijakan sekolah menarik
ulang biaya pengambilan ijazah. Menurut mereka, kebijakan kampus sangat tidak
rasional dan terkesan mengada-ngada dibanding sekolah sejenis lainnya. “Apalagi
biaya wisuda yang kami setor kemarin Rp4 juta per orang,” keluh mereka.
Mereka
anggap, biaya wisuda yang segitu mahal tersebut sudah termasuk dengan biaya
pengambilan ijazah. “Sekolah lain hanya setor uang wisuda antara Rp1,5 juta
sampai 2 juta saja per orang,” katanya.
Namun perkiraan
mereka tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Malah mereka ditarik
lagi biaya tambahan pada saat pengambilan ijazah. “Di sekolah lain tidak ada
tarik lagi uang. Sudah diwisuda, selesai urusan,” tukasnya.
Kata
mereka, informasi yang diperoleh dari pengelola sekolah, uang tambahan biaya
pengambilan ijazah senilai Rp500 ribu tersebut, ditarik pada mahasiswi sebagai
biaya perjalanan untuk mengambil ijazah di Jakarta.
Mereka
menceritakan, angkatan pertama yang diwisuda pada bulan November 2011 tersebut
sebanyak 35 orang. Seharusnya, ijazah mereka sudah ada dua bulan sebelum wisuda
dilakukan. Mereka tidak mengetahui, mengapa bisa telat.
Informasi
yang diperoleh mereka, mahasiswi di sekolah sejenis lainnya, sekitar sebulan
selesai diwisuda, langsung mendapatkan ijazah. “Karir kita jadi terhambat,
karena persoalan ijazah,” keluh mereka lagi.
Selain
mahasiswi, hampir sebagian besar orang tua wali murid juga keberatan atas
penarikan biaya tambahan pengambilan ijazah tersebut. Bentuk keberataan mereka,
dituangkan dalam surat
pernyataan.
Surat pernyataan tersebut
berisikan keberataan atas kebijakan kampus Akbid SMB. Mereka keberatan, karena
segala bentuk administrasi pada saat proses belajar mengajar sampai tahap
wisuda telah dilunasi.
Ketua
Yayasan SMB H. Zubair yang dihubungi via SMS, mengaku tidak mengetahui adanya
penarikan uang tambahan untuk pengambilan ijazah sebagaimana yang dikeluhkan
mahasiswi tersebut. “Silakan hubungi Direktur,” katanya. (SM 06)