Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Diprotes, Biaya Ijazah Akbid SMB

31 Januari 2012 | Selasa, Januari 31, 2012 WIB Last Updated 2012-01-31T01:29:00Z
Bima, (SM).- Sebagian besar mahasiswi Akademi Kebidanan Surya Mandiri Bima (Akbid SMB) angkatan 2010-2011. protes kebijakan kampus yang menarik ulang biaya pengambilan ijazah senilai Rp500 ribu per orang.
            Padahal, mahasiswi sudah mengeluarkan biaya cukup besar selama kuliah serta menyetor uang wisuda sebesar Rp4 juta per orang. Mahasiswi merasa, uang wisuda tersebut paling mahal ketimbang sekolah sejenis lainnya.
            Tiga mahasiswi setempat, masing-masing inisial NN, RA dan AW mengatakan, hampir seluruh rekan satu angkatannya tidak menerima kebijakan sekolah menarik ulang biaya pengambilan ijazah. Menurut mereka, kebijakan kampus sangat tidak rasional dan terkesan mengada-ngada dibanding sekolah sejenis lainnya. “Apalagi biaya wisuda yang kami setor kemarin Rp4 juta per orang,” keluh mereka.

            Mereka anggap, biaya wisuda yang segitu mahal tersebut sudah termasuk dengan biaya pengambilan ijazah. “Sekolah lain hanya setor uang wisuda antara Rp1,5 juta sampai 2 juta saja per orang,” katanya.
Namun perkiraan mereka tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Malah mereka ditarik lagi biaya tambahan pada saat pengambilan ijazah. “Di sekolah lain tidak ada tarik lagi uang. Sudah diwisuda, selesai urusan,” tukasnya.
            Kata mereka, informasi yang diperoleh dari pengelola sekolah, uang tambahan biaya pengambilan ijazah senilai Rp500 ribu tersebut, ditarik pada mahasiswi sebagai biaya perjalanan untuk mengambil ijazah di Jakarta.
            Mereka menceritakan, angkatan pertama yang diwisuda pada bulan November 2011 tersebut sebanyak 35 orang. Seharusnya, ijazah mereka sudah ada dua bulan sebelum wisuda dilakukan. Mereka tidak mengetahui, mengapa bisa telat.
            Informasi yang diperoleh mereka, mahasiswi di sekolah sejenis lainnya, sekitar sebulan selesai diwisuda, langsung mendapatkan ijazah. “Karir kita jadi terhambat, karena persoalan ijazah,” keluh mereka lagi.
            Selain mahasiswi, hampir sebagian besar orang tua wali murid juga keberatan atas penarikan biaya tambahan pengambilan ijazah tersebut. Bentuk keberataan mereka, dituangkan dalam surat pernyataan.
            Surat pernyataan tersebut berisikan keberataan atas kebijakan kampus Akbid SMB. Mereka keberatan, karena segala bentuk administrasi pada saat proses belajar mengajar sampai tahap wisuda telah dilunasi.
            Ketua Yayasan SMB H. Zubair yang dihubungi via SMS, mengaku tidak mengetahui adanya penarikan uang tambahan untuk pengambilan ijazah sebagaimana yang dikeluhkan mahasiswi tersebut. “Silakan hubungi Direktur,” katanya. (SM 06)
×
Berita Terbaru Update