Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dinda: Pengrajin Tenun Perlu Miliki Daya Saing

21 Januari 2012 | Sabtu, Januari 21, 2012 WIB Last Updated 2012-01-21T05:27:24Z

Bima, (SM).- Kabupaten Bima dikenal memiliki produk-produk kerajinannya seperti tenunan yang tak hanya mulai dikenal masyarakat luas di Indonesia, tetapi sudah merambah pasar mancanegara. Demikian dikatakan Hj. Indah Damayanti Putri yang juga merupakan Ketua Dekranasda Kabupaten Bima saat mengadakan rapat pengurus Dekranasda Kabupaten Bima, Kamis (19/1) di ruang rapat Sekda Kabupaten Bima.
Kata Dinda, potensi unggulan kerajinan tenun Kabupaten Bima cukup banyak, namun umumnya kurang memiliki daya saing dan daya jual. Karena itu para pengrajin tenun di Bima perlu dibekali dengan pelatihan dan pengembangan wawasan keterampilan bagi inovasi dan pengembangan produk.

Hanya saja, menurutnya para pengrajin masih perlu mengutamakan kualitas, bukan harga atas  produk tenun yang dihasilkan, sehingga memiliki daya saing dan daya jual di pasaran.
“Agar memiliki daya saing lebih tinggi secara nasional diperlukan pelatihan lebih optimal kepada para pengrajin termasuk penambahan wawasan lebih luas sehingga produk-produk kita itu lebih kemas dan berkualitas”, urainya.
Perempuan yang akrab disapa Dinda ini mencontohkan aneka produk kerajinan Bima yang cukup sesuai potensi masing-masing desa seperti tenun motif Renda dan  motif Donggo. Sebenarnya motif dua wilayah tersebut memiliki daya pikat dan pesona tersendiri, tapi karena pengrajinnya masih minim pelatihan maka pengembangan kualitasnya belum optimal. Makanya, para pengrajin tenun harus bisa menjaga kualitas dan harga jual yang bersaing”, pintanya.
Pada rapat yang dihadiri Para Kepala SKPD terkait dan para pengurus Dekranasda, Dinda berharap agar dalam waktu dekat ini pengurus dapat merealisasikan pameran yang diharapkan dapat menarik minat masyarakat terhadap produk. Disamping melalui pameran, pembukaan gerai (showroom) untuk memamerkan produk dapat dilaksanakan.
“Pengurus Dekranasda harus dapat menjadi contoh dalam penggunaan produk kerajinan lokal karena ini juga merupakan bentuk promosi agar masyarakat lebih mencintai produk lokal. Kita berharap tenunan Renda ada inovasi, bukan hanya dimanfaatkan untuk pakaian bawahan, tapi juga pakaian atasan atau baju", ungkapnya.
Terkait produk makanan, Hj. Indah memberikan apresiasi atas kemajuan signifikan terkait sambal jeruk (Bohi Dungga)  Parado yang sudah dalam bentuk kemasan botol, oleh karena itu harus segera diberikan label halal pada produk-produk makanan. Tandasny. (SM.04)
×
Berita Terbaru Update