Bima,
(SM).- Dampak atas aksi penolakan tambang di Kecamatan Sape, Lambu yang
kian bergolak, tidak hanya berpengaruh pada sisi sosial kemasyarakatan. Sektor
Pendidikan pun ikut terpengaruh.
Hingga saat
ini, data kepersertaan Ujian Nasional (UN) tahun 2012 asal Kecamatan Lambu
belum ada. Sementara skala nasional, sudah rampung. Keterlambatan data
kepersertaan UN tahun 2012 tersebut diakibatkan terus berlanjutnya aksi
penolakan atas eksplorasi tambang di Kecamatan Lambu. “Hal ini perlu menjadi
perhatian semua pihak, termasuk kalangan masyarakat sendiri,” ucap Kepala Dinas
Dikpora Kabupaten Bima, A. Zubair H. AR ketika dikonfirmasi Suara Mandiri di
kantornya, Rabu.
Menurut
Zubair, semua pihak harus memberikan perhatian serius berlangsungnya pendidikan
di Kecamatan Lambu. Karena hal itu merupakan tanggung jawab semua pihak,
terutama orang tua murid. Saat ini, lanjutnya, anak didik dari para orang tua
di Kecamatan Lambu tengah mengikuti pendidikan dalam semua tingkatan. Baik itu
pada jenjang SD, SMP maupun SMA. “Persoalan yang paling krusial, persiapan UN
tahun 2012,” ungkapnya.
Ia
menjelaskan, kesiapan peserta didik dan para guru dalam menghadapi pelaksanaan
UN tahun 2012, saat ini dengan kondisi di Lambu yang benar-benar tidak
kondusif, bahkan boleh dibilang tidak aman, sangat berpengaruh. “Terutama
sekali kaitan dengan kesiapan data peserta UN. Sampai saat ini, kami belum bisa
mengakses data peserta UN dari Lambu. Karena pihak sekolah belum mampu
melakukan hal itu,” sambungnya.
Sejauh ini,
pihaknya belum mengetahui persis jumlah ril peserta UN dari semua tingkatan
yang ada di Kecamatan Lambu. Terus bergejolaknya Lambu, sangat menghambat.
Karena guru-guru tidak maksimal. Zubair mengisahkan, hingga sekarang baru
sebagian kecil siswa maupun guru yang masuk sekolah. Pihaknya berharap, Polisi
bisa membantu ditengah masyarakat untuk mengawal proses kegiatan pendidikan
sehingga berjalan normal. (SM 06)