Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Camat Sape Sepakati Tolak Tambang

26 Januari 2012 | Kamis, Januari 26, 2012 WIB Last Updated 2012-01-26T03:16:21Z

Bima, (SM).- Aksi Solidaritas Kerukunan Keluarga Pelajar Mahasiswa Bima Sape (KKPMBS) yang menolak SK 188 tentang izin pertambangan emas di Kecamatan Sape dan Lambu, belangsung di depan kantor Camat Sape mulai pukul 10.00 Wita sampai pukul 11.00 wita.
Liputan Suara Mandiri, para mahasiswa yang melakukan aksi solidaritas dimulai dari Desa NaE menuju kantor Camat Sape menggunakan mobil pick up. Setelah tiba, massa KKPMBS melakukan orasi yang meminta Camat Sape mencabut SK 188 sesuai komitmen awalnya yang mengaku tetap bersama rakyat.
Dalam aksinya mereka tidak melakukan tindakan anarkis dan mereka mendesak Camat Sape Yuwaid S.Sos dan Kepala Desa se Kecamatan Sape untuk menanda tangani secara bersama-sama tentang akte penolakan tambang di Sape dan Lambu. Keinginan mahasiswa terhadap Camat Sape untuk ikut menandatangani penolakan tambang tersebut akhirnya terlaksana. Setelah berbagai pertimbangan, Camat Sape Yuwaid S.Sos akhirnya menandatangani akte bersama penolakan tambang. Setelah keinginan mahasiswa terpenuhi, akhirnya masa aksi sekitar 30 orang membubakar diri secara teratur.

Koordinator Lapangan, Ridwan dalam orasinya meminta pada Camat Sape untuk mencabut SK 188. Kehadiran tambang bukan membawa kesejahteraan masayarakat tetapi membawa bencana bagi masayarakat. Berdasarkan hasil studi banding  di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumbawa dan Bangka Belitung serta tambang-tambang emas di Indonesia tidak pernah memberikan kesejahteraan bagi masayarakat. Yang untung hanya orang asing dan elit politik bersama eksekutif. Contoh, Lapindo sudah tenggelam. Itu akibat tambang, masyarakat yang dijadikan korban.
Hal senada juga dikatakana Haryadin, mahasiswa STKIP Bima, Camat Sape harus konsisten dengan pernyataanya untuk menolak tambang emas di Sape dan Lambu. “Untuk itu kami minta camat membuat pernyataan secara tertulis karena kami khawatir Camat disetir oleh Bupati”, ujarnya.
Camat Sape, Yuwaid yang ditemui wartawan di ruang keranya mengatakan’ dirinya menanda tangani penolakan tambang di atas secarik kertas putih yang dibuat mahasiswa, karena itu merupakan aspirasi masyarakat yang harus dipenuhi dirinya, kalau tidak, hal itu bisa menciptakan instabilitas di Kecamatan Sape.
“Saya tidak ingin Sape terjadi seperti di Kecamatan Lambu. Cukup di Lambu saja yang terjadi pembakaran dan tindakan anarkis. Sekali lagi saya harap pada massa aksi untuk tidak melakukan tindakan anarkis”, jelasnya.
Masih menurut Camat, aspirasi masyarakat dan mahasiswa untuk mencabut SK 188, sudah disampaikan pihaknya pada Bupati. Begitu juga keinginannya untuk berdialog langsung dengan Bupati, sudah disampaikan. Namun hal itu belum terlaksana belum ada waktu, sebab Bupati masih banyak tamu dari Jakarta. 
Putera kelahiran Sape ini mengharapkan pada masyarakat terutama pada masyarakat Sape untuk tidak mengganggu pelayanan dan arus lalulintas. “Mereka juga sudah janji tidak akan melakukan aksi demonstrasi lagi karena keinginannya sudah terpenuhi”, urainya. (SM.13)
×
Berita Terbaru Update