Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Warga Sorot Pekerjaan Jembatan Sonco

18 Desember 2010 | Sabtu, Desember 18, 2010 WIB Last Updated 2010-12-18T03:32:35Z

Bima, (SM).– Pelaksanaan pekerjaan jembatan di jalan lintas negara yang berlokasi di Dusun Sonco Desa Sanolo Kecamatan Bolo mendapat sorotan dari sejumlah warga masyarakat. Pasalnya pelaksanan pembangunan jembatan yang dikerjakan PT. Berantas Jaya Makmur dengan alokasi anggaran yang bersumber dari Angaran Perbelanjaan Negera (APBN) sebesar Rp 1,2 M diduga menyalahi bestek serta tidak memikir Akibat Dampak Lingkungan (Amdal) bagi masyarakat.
Salah seorang warga setempat, Agusalim pada Wartawan mengatakan, dalam pelaksanaan pekerjaan jembatan yang dilakukan panitia pelaksana diduga menyalahi bestek karena berdasarkan pengataman pihaknya mulut jembatan sangat kecil sehingga dikhawatirkan ketika datang banjir air nantinya tidak lancar dan tersumbat.
Jika airnya tersumbat, tentunya air akan menggenangi sejumlah rumah warga yang ada di sekitar lokasi jembatan, karena mulut jembatan sempit sudah otomatis air pasti tersumbat, lebih-lebih ketika banjir pasti rumah sejumlah warga akan tergenang”, jelasnya, Jum’at (17/12).
Parahnya lagi, kata Agus, selain mulut jembatan yang sempit, tebing di bagian barat jembatan juga dipersempit oleh pelaksana, tentunya mengakibatkan air tersumbat dan menggenangi sejumlah rumah warga, sehingga kita mengklaim kalau pelaksanaan pembangunan jembatan Sonco yang dilakukan pelaksana dari PT. Berantas Jaya Makmur sama sekali tidak memikirkan AMDAL bagi warga masyarakat di sekitar lokasi jembatan. “Panitia dalam Pelaksanaan pembangunan jembatan sama sekali pihak pelaksana tidak memikirkan AMDAL yang nantinya sangat merugikan warga masyarakat”, sorotnya.
Mestinya pihak pelaksana dalam pelaksanaan pembangunan jembatan Sonco tersebut harus memikirkan Amdalnya serta mlaksanakan pembangunan sesuai bestek yang ada, bukan justru memiliki sikap apatis yang sama sekali tidak memikirkan efek yang bisa merugikan masyarakat.
Lanjutnya, justru dengan adanya pelaksanaan pembangunan jembatan seharusnya mulut jembatan dan tebing yang ada di bagian barat bisa diperlebar supaya airnya bisa lancer, bukan mulut jembatan dan tebing di bagian barat  dipersempit.
“Jika mulut dan tebing dipersempit sama halnya pelaksana secara sengaja ingin menyengsarakan masyarakat, terutama masyarakat di sekitar jembatan”, tudingnya.
Untuk itu, atas nama warga masyarakat meminta pada pihak pelaksana untuk bisa memikirkan AMDAL bagi masyarakat sejak dini sebelum pelaksanaan pekerjaan jembatan tuntas, karena anggaran untuk pelaksaanaan pembangunan jembatan tersebut cukup besar.
“Pelaksana jangan memikirkan keuntungan semata dibalik pelaksanaan proyek, tapi yang lebih utama dan harus dipikirkan adalah kesejahteraan dan kenyamanan bagi warga atas keberadaan jembatan tersebut”, sorotnya.
Sementara itu, pelaksana PT. Berantas Jaya Makmur, Khairil yang dikonfirmasi di lokasi proyek mengatakan, pelaksanaan pembangunan jembatan sudah sesuai bestek dengan lebar As-Kas 7 meter, ketinggian 5 m lebih sesuai dengan petunjuk yang ada, termasuk dengan masalah tebing di bagian barat jembatan ini juga sudah sesuai dengan ketentuan. Apa yang disorot oleh warga tidak benar adanya”, bantahnya.
Disinggung dengan jalan alternatif yang tidak standar sehingga mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan bagi pengguna jalan, kata dia, jalan alternative sudah standar, seringnya terjadi kecelakaan diakibatkan oleh pengguna jalan kurang berhati-hati saja, begitu juga dengan masalah AMDAL dari pelaksanaan pembangunan jembatan ini juga kita pikirkan”, timpalnya. (SM.11)
×
Berita Terbaru Update