Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Usaha Kerajinan di Renda, Tekan Angka Pengangguran

18 Desember 2010 | Sabtu, Desember 18, 2010 WIB Last Updated 2010-12-18T03:24:05Z

Bima. (SM).- Usaha kerajinan berupa tenunan yang dibuka warga Desa Renda Kecamatan Belo, diakui sebagai salah satu alternatif menekan angka pengangguran di Bima. Seperti halnya dilakukan UD Mori Sama Desa Renda, merekrut karyawan untuk dipekerjakan sebagai pengrajin.
Direktris UD Mori Sama, Bunhajar, mengatakan usaha yang dirints sejak tahun 1997 itu telah mampu memperkerjakan wanita pengangguran di desa setempat sebanyak  40 orang. Tenunan hasil karya wanita itu, sudah terkenal hingga Australia. Tenunan Renda memiliki ciri dan motif tersendiri, tidak dimiliki oleh dasa lain.
Dalam memproduksi, ke 40 orang itu mampu menghasilkan kain tenun sebanyak 700 lembar dalam setahun. 1 orang pekerja di UD Mori Sama akan menerima imbalan berupa ongkos kerja sebesar Rp 40 Ribu sehari, “Para wanita pekerja sudah menguasai cara buat motif maupun cara pencelupan, sudah dilatih terlebih dahulu,” terang Bunhajar di Renda beberapa waktu lalu. Lanjutnya, produksi tenunan Renda bisa digunakan untuk baju dan sarung. 1 stelan nilainya sebesar Rp 350 Ribu, sudah lengkap dengan selendang.
Namun, sejak didirikan pada tahun 1997 hingga sekarang belum pernah menerima bantuan modal dari pemerintah. Usaha yang dilakukan sekarang, hanya bermodalkan kemampuam diri sendiri dengan nilai investasi kini mencapai Rp 50 Juta. “Saya sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, untuk menambah modal usaha,” pintanya.
Kata dia, hasil tenunan UD Mori Sama banyak di minati para guru sebagai pakaian seragam sekolah. Bahkan pernah memenuhi permintaan guru yang ada di Jakarta dalam partai besar, dan ada juga permintaan dari turis asal Australia namun dalam partai kecil. “Permintaan dalam daerah Bima sendiri cukup banyak, terutama dikalangan guru,” terang Bunhajar
Melihat animo masyarakat yang cukup banyak terhadap kain tenunan Renda, kadang  pihaknya tidak cukup memenuhi. Hal itu, ujarnya, karena modal yang tersedia belum banyak. Sehingga kini tengah diupaya pinjaman modal, guna menunjang produksi tenunan. “Saya sangat mengharapkan bantuan modal guna mengembangkan usaha ini,” pinta Bunhajar. (SM.12)
×
Berita Terbaru Update