Bima, (SM).- Minimnya permodalan yang diperoleh berbagai Usaha Makro Kecil Menengah (UMKM), penyebab utama terkendala maju usaha diberbagai sector yang dilakoni pengusaha kecil menengah. Demikian ungkap Kepala Koperasi UMKM Propinsi NTB, HM Nur Asikin Amin, pada sambutan di acara Sosialisasi dan Koordinasi wirausaha baru, yang dihelat Selasa (2/11) di Aula PKK Kabupaten Bima.
Kendala lain yang dihadapi pengusaha kecil menengah diberbagai sector, jelas Nur, rendahnya kualitas SDM yang menggeluti usaha, serta belum maksimalnya penguasaan teknolgi dan produksi. Ketiga kendala itulah, kata dia, yang acap menjadikan setiap usaha yang dibuka wirausahawan kecil menengah, tidak maju-maju.
Padahal, katanya, dengan berwirausaha, beberapa persoalan Negara, seperti pengangguran, kemiskinan dan pendapatan masyarakat yang relative rendah, yang berimbas pada berbagai gejolak, dapat teratasi, dengan membangun usaha di berbagai sector dimaksud. Usaha makro kecil menengah, merupakan solusi persoalan Negara, terutama sekali pengangguran dan sempitnya lapangan kerja.
Dijelaskannya, jumlah UMKM di NTB sebanyak 544.607. rata-rata modal yang dimiliki berkisar Rp 50 juta,dengan omzet pertahun kurang lebih Rp 300 juta. Ujarnya, jika dibandingkan dengan usaha besar (di NTB sebanyak 614 perusahaan), maka UMKM berada pada 87 porsen jumlah usaha yang ada. Namun disisi lain, perkembangan UMKM, tidak seiring dengan pertumbuhan dan kemajunnya. Baik soal permodalan pun kualitas produknya.
Pemerintah pusat jelasnya, telah menyediakan tidak kurang dari Rp 1 Triliun anggaran, guna menjamin pertumbuhan dan permodalan UMKM sendiri, diberbagai lembaga perbankan. Sejumlah itu telah diagunkan pemerintah, untuk memudahkan setiap wirusahawan kecil menengah, memperoleh modal usaha di sejumlah bank yang telah ditunjuk.
Usaha lain, yang dilakukan pemerintah dalam memajukan usaha kecil menengah tersebut, yakni dengan melaksanakan pendidikan wirausaha, melakukan pembelajaran managerial usaha kecil, pembelajaran akuntasi usaha. Sehingga diharapkan 4210 UMKM yang ada di Bima khususnya, dapat meningkat, baik kualitas SDMnya pun hasil produksinya.
Sementara itu Bupati Bima yang diwakili Asisten I, Muhammad AR menyampaikan, dengan sosialisasi dan koordinasi yang dibangun tersebut, dapat tercipta sinergi untuk membangun kapasitas usaha serta tumbuhnya wawasan membangun usaha dan kesempatan kerja sendiri.
Keberadaan UMKM, ujarnya, sangat kontributif secara kuntitatif. Namun secara kualitatif, belum terlihat kemajuan yang signifikan. Artinya kata dia, selama ini pengembangan dunia usaha kecil menengah, lebih mengutamakan kalangan sendiri, tanpa melihat kulaitas SDMnya. Belum lagi porsi anggaran permodalan berwirausaha, yang tidak sepadan dengan kebutuhan usaha dan produksi. Untuk itu, harapnya, porsi bantuan permodalan, mesti di utamakan dan prosentasinya yang layak.(SM.08)