Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mesum, Pegawai Rutan Digrebek Warga

08 November 2010 | Senin, November 08, 2010 WIB Last Updated 2010-11-08T01:36:26Z
Kota Bima, (SM).- Dua orang pegawai Rumah Tahanan (Rutan) Kabupaten Dompu yang sedang bersama dua orang perempuan dengan keadaan telanjang akhirnya digrebek sejumlah warga Kelurahan Lewirato Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Sabtu (6/11) sekitar pukul 00.00 wita. Dua pasangan yang bukan suami isteri itu, digrebek karena sudah seringkali melakukan perbuatan zina dan meresahkan warga setempat.
Menurut pengakuan remaja kelurahan setempat yang memantau sejak awal, Her (Pemilik rumah sekaligus pegawai Rutan Dompu, red) sudah seringkali bersama temannya membawa perempuan dan berada di dalam satu rumah hingga subuh hari. Dipastikan, aktifitas mereka di dalam satu rumah, tidak lain yakni melakukan hubungan yang semestinya tidak boleh mereka lakukan.
“Ini tidak hanya sekali. Silih berganti perempuan dibawa oleh pemilik rumah (Her, red) dan beberapa orang temannya. Kami yang berada lingkungan sekitar merasa risih dengan aktifitas mereka”, ujar remaja yang tidak ingin namanya dikorankan.
Dia mengaku, Sabtu (6/11) sekitar pukul 19.00 wita memantau aktifitas dua pasangan itu hingga pada pukul 11.30 wita. Setelah dugaan mereka dua pasangan tersebut berbuat mesum, akhirnya salah satu remaja diantara mereka mendatangi Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat untuk melaporkan sekaligus mengajak untuk bersama-sama melakukan penggrebekan. Upaya mereka akhirnya membuahkan hasil. Saat mendekati salah satu ruangan rumah yang dicurigai, sejumlah remaja melihat dua pasangan sedang dalam keadaan telanjang.
“Saat itu juga kami masuk dan melakukan penggrebekan. Mendengar kami yang mengetok pintu, akhirnya dua pasangan bergegas mengenakan pakaiannya bertindak seolah-olah tidak melakukan apa-apa”, ceritanya.
Robbi, salah seorang warga setempat mengatakan, saat dirinya dan beberapa orang remaja berada di dalan rumah itu, dua pasangan itu enggan untuk keluar. Saat ditanyai kapasitas mereka, Her selaku pemilik rumah berdalih bahwa dua orang perempuan itu merupakan keluarganya. “Her mengaku dua perempuan itu keluarganya. Tapi, tiga orang yang saat itu bersama Herman, saat dimintai Kartu Tanda Penduduk (KTP) tidak bisa menunjukannya”, terang Robbi.
Menurut Robbi, dua pasangan itu, tidak memiliki hubungan keluarga. Jika mereka memiliki hubungan darah, pastinya tidak dalam keadaan telanjang secara bersama-sama dan melakukan hubungan mesum. Namun kenyataannya, dari adanya laporan warga setempat, aktifitas Her dengan beberapa orang perempuan sudah merusak nama baik kelurahan setempat. “Ini aktifitas yang tidak dibenarkan, pantas saja warga resah dan melakukan penggrebekan”, tegasnya.
Beberapa saat kemudian, lantaran enggan keluar, saat itu juga akhirnya mobil Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP) Kota Bima mengangkut dua pasangan itu untuk dibawa ke kantor Sat Pol-PP untuk dimintai keterangan.
Mulyati, seorang ibu guru yang juga merupakan tetangga Her, mengaku, risih dengan kedatangan tamu perempuan pegawai Rutan tersebut. Tiap kali berada di tempat itu, selain selalu berpakaian seksi, perempuan-perempuan tersebut kerapkali membawa keributan hingga memberikan rasa tidak nyaman pada dirinya dan tetangga yang lain.
“Ini bukan sekali dua kali, perempuan yang datang selalu berbeda-beda. Mulai sore hari, rumah Her selalu didatangi perempuan. Tiba subuh hari, perempuan tersebut diantar pulang oleh Her dan beberapa orang lelaki lain”, ungkapnya.
Kepala Satuan Pol-PP Kota Bima Drs. H. Mahfud, MPd saat dihubungi via celuller membenarkan penggrebekan tersebut. Dia bahkan membeberkan nama dua pasangan tersebut masing-masing Her asal Kelurahan Lewirato yang bekerja sebagai Pegawai Rutan Dompu, Zul asal Sape yang juga berprofesi sama dengan Her. Sedangkan dua orang perempuan itu, masing-masing, Wn asal Desa Karumbu dan Dn asal Desa Sondosia. “Dua orang perempuan itu merupakan mahasiswa salah satu Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) di Bima”, ungkap Mahfud. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update