Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Warga Roi dan Roka Kembali Tegang

26 Oktober 2010 | Selasa, Oktober 26, 2010 WIB Last Updated 2010-10-26T15:17:03Z
Bima. (SM).- Pasca penarikan pasukan Dalmas Polres Bima, warga Desa Roi Kecamatan Palibelo dan Desa Roka Kecamatan Belo, kembali bergejolak. Pemicunya, ada dugaan warga Roi dilempar warga Roka.
Peristiwa pelemparan itu berlangsung Selasa dini hari sekitar pukul 01.00 Wita. Saat itu, warga Roi dengan iringan benhur (bendi,red) sebanyak delapan (8) buah mengantar Kol ke pasar Tente. Ketika rombongan pengantar Kol tiba di perbatasan dekat Desa Roi, tiba-tiba dikagetkan dengan lemparan batu dari arah gunung dan benhur pengantar kol itu kembali ke Roi.
Salah seorang kusir Edy Junaid yang terkena lemparan mengatakan, Selasa dini hari bersama kusir asal desa Roi antar  Kol ke Tente. Tepat di perbatasan atau pertigaan jalan menuju Lambitu, mereka dilempari dari atas gunung.  Lemparan pertama kena kuda dan lemparan kedua kena kaki kiri M Sidik. “Posisi saya di urutan keempat, lemparan dari gunung mengenai lengan kiri sehingga terluka. Dan kami pun putar arah benhur, tidak jadi teruskan perjalanan menuju Tente. Saya bersama 7 kusir yang lain terpaksa lewat jalan baru Dore-Talabiu,” tutur Edy, di Desa Roi, Selasa Kemarin.
Informasi yang diterima koran ini dari warga Roka, sekitar pukul 06.00 Wita ada warga Roka dibacok warga Roi. Warga Roka benama Durasi, pagi itu tengah mengantar warga Renda yang menanam bawang di Dore. Masuk wilayah Roi, Durasi langsung di bacok. Akibatnya Durasi mengalami luka bacok di punggung.
Selang beberapa saat kemudian, pengojek asal Roka M Ali, mengalami hal serupa saat mengantar penumpang asal Renda ke Dore. “Bentrok antar kampung ini kembali terjadi karena ada dua orang warga Roka dianiya oleh warga Roi, sehingga warga Roka balas  dengan melakukan penyerangan ke Desa Roi,” ujar salah seorang warga Roka.
Dengan adanya jatuh korban, bentrok antar kampung sulit terelakan lagi, warga ke dua desa saling serang di persawahan. Tanaman jagung banyak yang ditebang, agar kedua kubu bentrokan di lokasi  terbuka. Kedua warga desa saling serang mulai pukul 08.20 Wita.  
Sekitar pukul 10.05 Wita, pasukan Dalmas Polres Bima tiba di lokasi, di pimpin langsung Kabag OPS Kompol Indra Lutrianto, SH.Msi dan Kasat Samapta AKP Abidin, Kasat Bina Mitra, N Mandra serta kasat Intelkam. Pasukan Dalmas masuk ke lokasi saat kedua kubu saling lempar batu dan panah serta ada juga yang menggunakan senjata angin.
Namun, pasukan Dalmas tidak mampu pukul mundur  warga ke dua desa bertikai. Sekitar 15 menit kemudian, datang Kapolres Bima,  AKBP Fauza Barito. Kapolres langsung perintahkan tarik pasukan dan tunggu situasi tenang. Perintah aparat agar warga mundur dan mengentikan pertikaian, tak digubris. Bahkan pasukan Dalmas sudah memberikan tembakan peringatan. “Pasukan segera mundur dan siaga di jalan raya, jangan sampai ada anggota terluka terkena panah. Suruh tenang dulu warga untuk beberapa menit,” perintah Fauza dengan pengeras suara dari jalan  raya.
Selain petinggi Polres Bima, di Desa Roi Roka terlihat Kepala Kesbanglinmas, Drs Syafrudin, Camat Belo, M Candra K, Camat Palibelo, Drs Zainuddin bersama stafnya. Penarikan pasukan dalmas, ditengah sawah warga juga sempat berhenti saling serang. Namun tak lama kemudian, aksi saling serang kembali terjadi, surau warga Roka ada yang dibakar dan dirobohkan. Kebetulan Lokasi benrtokan, sawah milik warga Roka.
Sekitar pukul 11.05 Wita, dari jalanan sudah terlihat situasi agak adem.  Tidak terlihat warga saling serang, situasi demikian digunakan oleh Kapolres Bima untuk masuk dalam lokasi aksi yang diikuti pasukan Pol PP kabupaten Bima dibawah komando Iskandar, pasukan Dalmas dibagi dua demikian pula pasukan Pol PP ke warga Roi dan Roka. Meski saat itu lokasi bentrok sudah tak terlihat lagi warga ke dua desa, namun kosentrasi massa di dua desa masih terlihat, ada yang pegang parang, panah dan tombak. (SM.12)
×
Berita Terbaru Update