Kota Bima, (SM).- Walikota Bima, H Quris H A Bidin SE, pada Rabu (26/10) membuka secara resmi, acara Pemetaan Daerah Rawan Bencana Sosial (PDRBS) Kota Bima, di Hotel Lila Graha.
PDRBS bertujuan memudahkan masyarakat mengakses segala informasi dan lokasi rawan bencana social, sehingga desain acara dilakukan secara serempak di sembilan Propinsi yang terklarifikasi sebagai daerah rawan bencana social. Untuk wilayah NTB, ada dua daerah yang terporsi pelaksaan pemetaan, diantaranya, Kota Mataram dan Kota Bima.
Bentuk atau proses pelaksanaan pemetaan dimulai dari pemetaan daerah itu sendiri, lalu dilanjutkan dengan analisis hasil pemetaan, kemudian pelaporan hasil serta akan di up date di web site yang dibuat khusus untuk di akses oleh siapapun masyarakat yang ingin mengetahui secara detail, daerah rawan bencana social yang ada di Indonesia.
Walikota bima dalam sambutannya, mengatakan, pemetaan rawan bencana social, merupakan proses menemukenalkan serta mendeteksi daerah rawan bencana social, yang termaktub dalam data dan informasi mengenai daerah rawan dimaksud. Hal itu kata Qurais, dipandang perlu untuk dilakukan, karena dengan metode dan tekhnik pengumpulan data tertentu, dapat memudahkan masyarakat mengetahui lokasi rawan bencana social.
Di Kota Bima sendiri pun di Indonesia scara umum, diakui terjadi berbagai macam konflik social. Hal itu ujarnya, disebabkan masyarakat yang heterogen, baik dari segi suku dan ras, serta agama. Sehingga memungkinkan terjadi konflik yang beragam. Pasalnya kata dia, disebabkan, temperatut politik yang tidak stagnan, mobilisasi ekonomi, rasa primordialisme yang tinggi serta masalah lapangan kerja yang semakin susah diperoleh, sementara tuntutan kehidupan yang layak terus berkembang pesat.Sehingga katanya, kegiatan pemetaan, sangat diperlukan, untuk memudahkan memperolh informasi dan gambaran sepenuhnya, mengenai realitas dan potensi konflik, terutama sekali yang ada di Kota Bima dan Propinsi NTB pada umumnya. Untuk Kota Bima sendiri, penyebab konflik social lebih dikarenakan, konflik yang di picu para pemuda,baik karenba ego pun karena pengaruh minuman keras. (SM.08)