Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Wakil Rakyat ‘Tempeleng Muka Sendiri’

04 Maret 2013 | Senin, Maret 04, 2013 WIB Last Updated 2013-03-07T02:27:59Z

TINGGINYA daya kritis anggota legislatif dalam merespon tingkat kehadiran eksekutif menghadiri rapat-rapat dan undangan yang digelar lembaga DPRD Kabupaten Bima, bak menempeleng muka sendiri dan lembaga dewan itu sendiri.
--------Catatan Pantauan Aris Efendi-------

Beberapa momentum rapat tingkat Komisi dan paripurna acap kali legislator menyentil dengan nada kecewa dan emosional atas tidak dihargainya undangan lembaga dewan oleh eksekutif mulai dari tingkat kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pun pejabat tinggi lainnya mulai dari Bupati, Wabub hingga Sekda.
Justeru fakta lain yang berbalik dari daya kritis selalu pula diperlihatkan sejumlah legislator. Sebut saja, saat rapat paripurna penyampaian Pandangan Umum (PU) Fraksi-fraksi terkait pembahasan perubahan dua Raperda yakni Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Ibukota Kabupaten Bima dan perubahan Perda Nomor 04 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha, justeru banyak anggota legislator yang tidak menampakan batang hidung menghadiri paripurna dimaksud.
Alhasil, Ketua DPRD Kabupaten Bima, Drs H Muchdar Arsyad selaku pimpinan sidang dengan terpaksa menskors paripurna, akibat belum memenuhi qourum.”Merujuk daftar hadir yang disampaikan sekretariatan dewan anggota yang hadir baru berjumlah 19 orang, maka rapat sementara diskors, “ucap Muchdar sembari memukul palu pertanda rapat diundur sementara.
Parahnya lagi sebagaimana terpantau wartawan, paripurna sedianya digelar tepat pukul 09.00 wita sesuai undangan yang diedarkan sekretariatan DPRD setempat, harus diundur hingga pukul 10 lebih. Nampak pula kesibukan rutinitas yang mestinya tidak selalu terjadi terlihat dilakukan sejumlah staf kesekretaritan dewan, dengan menelpon sejumlah anggota dewan lain yang belum hadir, pula berusaha mencari anggota dewan disetiap ruangan apakah sudah hadir atau belum.
Atas fenomena yang menempeleng harga diri lembaga dewan tersebut, beberapa anggota dewan angkat bicara menginterupsi pimpinan rapat saat waktu skors dengan maksud menimpali ketidakhadiran sejumlah anggota dewan memenuhi kewajiban yang mesti dijalankan sebagaimana hak yang telah diterima. Dra Hj Mulyati MM misalnya, mengiterupsi pimpinan agar mengatensi sikap dan perilaku yang diperlihatkan sejumlah anggota dewan selama ini yang hanya bisa mengkritisi eksekutif terkait kehadiran memenuhi undangan dewan.
“Jangan hanya mengkritik orang lain, sementara kita sendiri tidak bisa menunjukan sikap disiplin dan bertanggung jawab, “protesnya seraya meminta Badan Kehormatan (BK) untuk mengevelausi tingkat kehadiran anggota dewan pada setiap momentum rapat resmi setingkat paripurna.
Saking lama menunggu sidang dewan qourum dan memenuhi aturan dewan terkait kehadiran dewan, pimpinan paripurna sempat menawarkan untuk memulai saja paripurna dengan asumsi anggap saja sudah memenuhi qourum. Namun ditimpali salah seorang anggota dewan, Sukrin HT SPd MPd, bahwa itu melanggar tatib dan aturan syahnya sebuah rapat ditingkat dewan.  
Sebelum paripurna berlangusng sembari menunggu kehadiran anggota dewan sesuai qourum, sejumlah ekskutif nyeletuk sepertinya kesal menunggu terlalu lama sejumlah anggota dewan yang belum hadir. “Kalau kami (ekskutif yang telat dan tidak hadir, dewan berangnya bukan main. Giliran mereka (dewan0 siapa yang berani kritik, “kata beberapa wakil eksekutif yang enggan menyebutkan namanya. (**)   
×
Berita Terbaru Update