Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ribuan Warga Padati Penggalian Kuburan di TPU Desa Rato

06 Maret 2013 | Rabu, Maret 06, 2013 WIB Last Updated 2013-03-07T01:58:18Z

Prosesi penggalian kembali jasad Mahlan (alm) yang dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Rato untuk dilakukan otopsi oleh pihak kepolisian pada Senin (4/3) pagi sekitar pukul 09.30 wita kemarin mengundang perhatian dan menjadi bahan tontonan sejumlah warga setempat dan masyarakat sekitar desa Rato.
Catatan Wartawan Suara Mandiri, Syaful, SH

KABAR penggalian kembali kuburan di TPU Desa Rato bukan hanya mengundang tanya masyarakat setempat, namun reaksi keingintahuan besar otopsi terhadap jenazah Mahlan (alm) justru datang dari wilayah sekitarnya yang memadati TPU. Terlihat, tumpah ruah masyarakat yang berdatangan sekedar melihat dari dekat peristiwa penggalian kembali kuburan warga.
Informasi yang diperoleh, penggalian kembali jasad Alm dari pusaranya dilakukan karena pihak keluarga menduga kematian Mahlan penuh dengan kejanggalan, bahkan tersiar kabar Alm meninggal dunia akibat bunuh diri. Untuk menjawab semua itu, keluarga memutuskan meminta kepolisian melakukan otopsi jenazah.
Sejumlah pengunjung yang melihat langsung pelaksanaan pengalian dan otopsi jenazah, angkat bicara. Kata mereka, tahun ini menjadi sejarah bagi kita warga masyarakat Kecamatan Bolo, khususnya bagi kita masyarakat yang ada di Desa Rato karena baru pertama kali ada prosesi penggalian kembali pusara jenazah yang telah dikuburkan selama sekitar 14 hari untuk dilakukan otopsi. “Karena baru pertama kali terjadi, kami juga pingin lihat dari dekat. Kami datang ke sini hanya sekedar untuk jawab penasaran saja,” ungkap sejumlah warga.
Menurut mereka, selama ini kita hanya bisa melihat pelaksanaan penggalian kembali pusara orang yang telah meninggal dunia melalui pemberitaan media elektronik seperti yang terjadi di kota- kota besar, tetapi pada tahun ini, prosesi penggalian kembali kuburan yang telah dikuburkan selama 14 hari juga sudah terjadi di wilayah sendiri. “Untuk itu tahun ini adalah tahun yang paling bersejarah bagi wilayah kita dibalik prosesi penggalian kembali jasad orang yang telah meninggal dunia,” ucapnya.
Kata warga, penggalian kembali jasad orang telah meninggal dunia sangat memprihatinkan, karena disaat penggalian terlebih lagi disaat jasad orang yang telah meninggal diangkat ke atas liang lahat rasa-rasanya sangat memilukan, dimana jenazah tersebut pasti merasakan sakit pada sekujur tubuhnya ketika dipegang. Hanya kita sebagai manusia yang masih hidup tidak bisa mendengar secara langsung atas jeritan jenazah dari rasa sakit yang dialminya.
“Jelasnya, jenazah akan merasakan sakit ynag sangat di sekujur tubuhnya ketika dipegang. Kita manusia tidak bisa melihat secara langsung dan secara kasat mata terkait apa yang dirasakan jenazah,” terangnya.
Untuk itu, andaikan bisa diminta pada sejumlah warga masyarakat yang ada, agar tidak melakukan penggalian kembali pusara orang yang telah meninggal dunia, meskipun dengan nota bene untuk kepentingan proses hukum dan demi mendapatkan kebenaran dibalik kematian yang terjadi, karena kematian kita sebagai manusia sudah ditentukan dan ditakdir oleh Illahi Rabbi. “Dalam arti, setiap kepergian kita dalam meninggkan dunia yang fana ini sebagai ajal dari Sang khalik, kita serahkan dan kembalikan semuanya pada sang pencipta, karena Allah SWT itu maha segala-galanya,” urainya.
Untuk lancarnya prosesi penggalian serta pelaksanaan otopsi terhadap jasad Alm oleh dokter Forensik Polda NTB, poisi memasang garis polisi (police line) mengelilingi pusara Mahlan (alm) dan, sehingga ribuan masyarakat yang ingin melihat dari dekat pelaksanaan otopsi hanya bisa melihat dari jarak jauh.
Saat jasad Alm diangkat keluar dari dalam pusaranya dengan kantung mayat sudah memberikan aroma yang tidak sedap karena memang jasad korban sudah diukuburkan selama 14 hari lamanya. Ketika itu pula warga yang mendekati garis polisi berhamburan lari meninggalkan lokasi karena tak sanggup bertahan atas aroma yang menyengat jiwa dan raga tersebut.
Usai dilakukan otopsi, semua pengunjung berangsur-angsur meninggalkan lokasi, sementara pihak keluarga dan warga setempat melanjutkan pemakaman kembali jenazah Mahlan (alm) ke liang lahatnya. (*)
×
Berita Terbaru Update