Kota Bima, (SM).-
Lingkungan Nggarolo, Kelurahan Penanae Kecamatan Raba, Kota Bima mendadak
gempar, setelah salah satu warganya, HA (34) yang begitu sampai tega memperkosa
keponakannya, Gadis, (bukan nama sebenarnya) remaja 13 tahun hingga hamil enam
bulan. Atas kejadian tersebut pelaku dicari oleh ratusan warga untuk dihakimi,
namun kabur dan menyerahkan diri ke kantor Polres Bima-Kota, Ahad (4/3/).
Gadis sendiri saat ini masih duduk di kelas VII (satu) SMP
yang merupakan putri dari pasangan Asmah (40) dan Saiful (42). Gadis tidak
berani memberitahukan perlakuan tidak senonoh oleh pamannya tersebut kepada
orang tuanya karena diancam akan dibunuh. Setelah enam bulan dan kondisi
tubuhnya kemudian berubah, lalu dikenali oleh tetangganya, sehingga korban mau menceritakan
prahara yang menimpanya kepada ayah dan ibunya.
Sabtu (2/3) saat korban dikenali tengah dalam kondisi hamil
oleh salah satu tetangganya kemudian mengakui dan atas desakan orangtua
akhirnya menceritakan kepada warga juga orangtuanya. Mendapatkan cerita
tersebut sontak warga Lingkungan Nggarolo mencari pelaku di kediamannya.
Ternyata pelaku mengetahui dirinya dicari oleh warga akibat
perbuatannya memperkosa ponaannya, kemudian pelaku kabur sebelum kemudian
menyerahkan diri ke kantor polisi. Pelaku saat ini menjalani pemeriksaan dan
masih ditahan di sel tahanan Polres Bima Kota.
Asmah, ibu korban yang diwawancara di kediamannya, Senin
(5/4) mengaku tidak tahu kalau putrinya ternyata telah berbadan dua, dirinya
tahu setelah diberitahu oleh tetangga. Benar saja setelah ditanyakan kepada
putrinya diakui diperkosa oleh pamannya. ”Saat saya tanya dia mengaku
diperkosa,” katanya dengan nada pilu.
Kejadiannya enam bulan lalu, saat itu menurut anaknya,
pelaku naik dari bagian dapur rumah, karena dirinya dan suami tidur di ruang
tamu sehingga tidak tahu adanya kejadian tersebut, sebab saat itu pelaku langsung
mendekap dan mengancam kalau berteriak akan dibunuh.
Tidak saja sekali dua kali, kelakuan bejat pelaku diketahui
sering terjadi dan selama ini putrinya tidak berani menceritakan kepada orang
lain karena sering diancam akan dibunuh. Pelaku sendiri kata Asmah adalah suami
dari adiknya yang terakhir dan tidak menyangka akan berbuat sebejat itu pada
keponakannya. ”Saya juga kaget kok tega sekali,” keluh Asmah.
Mengenai proses hukum, diakui Asmah dirinya telah secara
resmi melaporkan yang menimpa puterinya kepada polisi, saat ini saja putrinya
masih menjalani pemeriksaan oleh kepolisian begitupun pelaku. Harapannya agar
pelaku dapat dihukum berat seperti apa yang dilakukannya. (dd)