Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Petani Jagung di Pandai Meradang

28 Februari 2013 | Kamis, Februari 28, 2013 WIB Last Updated 2013-02-27T17:30:01Z


Bima, (SM).- Apes nasib dialami puluhan petani jagung di Desa Pandai Kecamatan Woha pada tahun ini. Pasalnya, hampir seluruh tanaman jagung mereka tidak ada lagi yang diharapkan untuk dipanen buntut angin kencang. Tanaman jagung para petani yang sedang proses berbuah itu, pohonnya tiba-tiba saja rata dengan tanah yang mengakibatkan tanaman tidak bisa bertahan hidup. Petani meyakini kondisi demikian disebabkan angin kencang.

Salah seorang petani, Abadin, yang dihubungi membenarkan tanaman jagungnya sudah tidak bisa dipanen lagi. “Tiba-tiba saja tanaman kita roboh rata dengan tanah. Saya sendiri kurang tau persis mengapa bisa terjadi demikian,” ucapnya.
Saat ini, di Desa Pandai, hampir seluruh areal ladang ditanami dengan tanaman jagung, luasnya bisa mencapai ribuan Hektare (Ha). Namun yang mengalami hal serupa diperkirakan hanya belasan Ha saja untuk keseluruhan areal.
Ia menuturkan, lahan yang mengalami musibah serupa terutama di So Telaga Dungga, So Kore, So Doro Sambanta dan di So Doro To’I. “Rata-rata tanaman jagungnya sedang proses berbuah dan ada yang sudah berbuah,” kisahnya.
Per orang petani, rata-rata menanam jagung diatas lahan seluas 1 Ha dengan mengeluarkan biaya tidak sedikit. “Rata-rata biaya awal yang dikeluarkan diatas 3 juta. Itu kalau yang luas lahannya 1 Hektare,” ungkapnya.
Itupun, biaya yang dikeluarkan para petani tersebut ada yang bersumber dari pinjaman pada pihak lain sebagai modal awal dengan perjanjian diganti pada saat panen jagung nanti. “Yang kita pikirkan sekarang, darimana kita ganti modal itu,” keluhnya.  
Meski tanaman jagung sudah tidak ada yang bisa diharapkan lagi, namun petani setempat masih memiliki harapan lain dengan menanam kacang ijo itupun mengeluarkan biaya yang besar. “Kita sudah mulai garap ulang,” tuturnya. (ima)
×
Berita Terbaru Update