Bima, (SM).- Apes nasib dialami puluhan
petani jagung di Desa Pandai Kecamatan Woha pada tahun ini. Pasalnya, hampir
seluruh tanaman jagung mereka tidak ada lagi yang diharapkan untuk dipanen
buntut angin kencang. Tanaman
jagung para petani yang sedang proses berbuah itu, pohonnya tiba-tiba saja rata
dengan tanah yang mengakibatkan tanaman tidak bisa bertahan hidup. Petani
meyakini kondisi demikian disebabkan angin kencang.
Salah
seorang petani, Abadin, yang dihubungi membenarkan tanaman jagungnya sudah
tidak bisa dipanen lagi. “Tiba-tiba saja tanaman kita roboh rata dengan tanah.
Saya sendiri kurang tau persis mengapa bisa terjadi demikian,” ucapnya.
Saat ini,
di Desa Pandai, hampir seluruh areal ladang ditanami dengan tanaman jagung,
luasnya bisa mencapai ribuan Hektare (Ha). Namun yang mengalami hal serupa
diperkirakan hanya belasan Ha saja untuk keseluruhan areal.
Ia
menuturkan, lahan yang mengalami musibah serupa terutama di So Telaga Dungga,
So Kore, So Doro Sambanta dan di So Doro To’I. “Rata-rata tanaman jagungnya
sedang proses berbuah dan ada yang sudah berbuah,” kisahnya.
Per orang
petani, rata-rata menanam jagung diatas lahan seluas 1 Ha dengan mengeluarkan
biaya tidak sedikit. “Rata-rata biaya awal yang dikeluarkan diatas 3 juta. Itu
kalau yang luas lahannya 1 Hektare,” ungkapnya.
Itupun,
biaya yang dikeluarkan para petani tersebut ada yang bersumber dari pinjaman
pada pihak lain sebagai modal awal dengan perjanjian diganti pada saat panen
jagung nanti. “Yang kita pikirkan sekarang, darimana kita ganti modal itu,”
keluhnya.
Meski
tanaman jagung sudah tidak ada yang bisa diharapkan lagi, namun petani setempat
masih memiliki harapan lain dengan menanam kacang ijo itupun mengeluarkan biaya
yang besar. “Kita sudah mulai garap ulang,” tuturnya. (ima)