Bima, (SM).- Ratusan warga Kecamatan Sape dan Lambu,
Rabu (9/01) mendatangi kantor Bupati Bima, guna terus memperjuangkan hak kepemilikan
dan pengelolaan atas puluhan hektar tanah yang telah dilelang pemerintah
setempat puluhan tahun lamanya.
Ratusan warga yang tetap mengklaim dan
tengah merampas paksa puluhan hektar tanah di wilayah Sape dan Lambu yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap dikelola oleh para pemenang lelang,
berkonsentrasi di depan gerbang pintu masuk kantor Bupati Bima. Meski di
seluruh sudut kompleks kantor Bupati, aparat Kepolisian yang dibantu satuan TNI
serta Pol PP setempat, ratusan warga tetap berdiri tegak dengan meneriakan
ketidaksabaran mereka atas hak kepemilikan tanah yang diakui ratusan warga
telah dirampas pemerintah dengan dalih sebelumnya tanah yang dimiliki warga
akan ditukar guling dengan tanah pemerintah lainnya demi kebutuhan pembangunan
infrastruktur.
Sementara di salah satu aula kantor
Bupati, beberapa wakil warga berikut Penasehat Hukum (PH) warga yang diketuai
Sukirman Azis, MH dari LBH Amanah dan pemerintah setempat yang dipimpin Sekda,
Drs H Masykur HMS, tengah menggelar pertemuan membahas tuntutan warga dimaksud.
Suasana aksi penolakan hasil lelang tanah
dan tuntutan menguasai tanah yang diakui warga merupakan tanah warisan sejak
tahun 70-an itu, semakin menjadi. Penyebabnya, hasil pertemuan antara wakil
warga dengan PH dan pemerintah, tidak menemui jalan tengah alias solusi yang
diharapkan baik atas keinginan warga pun yang diinginkan pemerintah.
Meski tidak terjadi tindakan anarkis, aksi
ratusan warga yang dijaga ketat aparat, berakhir damai. Terpantau salah seorang
tokoh masyarakat setempat yang baru saja keluar dari ruang pertemuan, meminta
warga untuk pulang dengan dalih akan tetap mempertahankan sejengkal tanah yang
diakuinya menjadi hal milik sampai kapanpun meski dengan nyawa sekalipun. (ris)