Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Diskusi 2 Tahun Kepemimpinan Bang-Syam Berlangsung Seru

21 Januari 2013 | Senin, Januari 21, 2013 WIB Last Updated 2013-01-21T07:57:15Z


Dompu, (SM).- Diskusi panel yang diselenggarakan DPD II KNPI Kabupaten Dompu dengan tema ‘refleksi dua tahun kepemimpinan Bang-Syam’ Sabtu (19/1) di  gedung Samakai Dompu berlangsung seru.
Diskusi yang sedianya bisa dihadiri paket pasangan Bupati dan Wakil Bupati Dompu, sebab keduanya merupakan narasumber. Akan tetapi ternyata yang menyempatkan diri hadir hanya Wakil Bupati Ir.H.Syamsuddin MM.  Sementara Ketua DPRD Dompu, juga tidak hadir sebagai pamateri. Namun hanya mengutus anggota dewan H.Jafar Syarif.

Sementara panelisnya sebanyak lima orang  dengan bidangnya masing – masing. Seperti mantan Sekda Dompu yang telah purna bhakti Drs.H.Zainal Arifin HIR, M.Si mengomentari bidang tata laksana pemerintah yang baik dan bersih, Kisman Pangeran,SH bidang aspek hukum dalam pembangunan, Jama’ah S.Pd, M.Pd bidang kebijakan pendidikan di daerah, Akhdiansya S.Hi bidang penganggaran dan Dr. Iwan Harsono SE, M.Ec bidang perekonomian umum daerah.
Wabup dalam sambutannya mengatakan, diskusi seperti ini merupakan wahana demokrasi.  Momen seperti ini cukup penting, guna meningkatkan wawasan dan pemahaman terhadap berbagai hal – hal yang baru serta menjadi wadah untuk menuangkan berbagai aspirasi masyarakat yang dirasakan sempat tersumbat. Kendati demikian dia berharap diskusi bisa berjalan tertib dan lancar, sehingga output yang ingin dicapai bisa diwujudkan.
Panelis Zainal Arifin menuturkan, untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih dalam suatu daerah, maka harus didukung oleh beberapa hal penting diantaranya, pelaksanaan pemerintah yang angkuntabilistas, dukungan prasarana dan teknologi. Terlebih lagi, reformasi birokrasi, mengkatkan pelayanan prima dan penataan struktur organisasi birokrasi.
Namun berdasarkan hasil pengamatannya, struktur organisasi birokrasi masih cukup gemuk dan miskin fungsi. Padahal seharusnya, prinsip pemerintahan yang efektif dan efisien adalah yakni miskin struktur dan kaya fungsi. Disisi lain, Baperjakat sebagai perangkat yang menganilisis penempatan pejabat terindikasi tidak difungsikan. “Baperjakat seringkali tidak difungsikan sesuai dengan tugasnya,” tegasnya.
Tambahnya, pemerintah tetap menjalankan program pembinaan terhadap aparatur untuk memaksimalkan peran dan tugasnya, serta meminimalisir adanya pejabat yang saling lempar tanggung jawab. Contoh kasus yang dia jumpai, masalah keterlambatan pembayaran dana sertifikasi guru. Dimana Kadis Dikpor dengan Kadis PPKAD, saling menyalahkan atas munculnya masalah tersebut. “Pembinaan aparatur harus terus dilakukan, agar mereka bisa memahami tugasnya masing – masing. Tidak boleh pejabat saling lempar tanggung jawab,” tandasnya.
Sementara panelis hukum, Kisman Pangeran SH mengatakan, pemerintah saat ini kurang menggunakan aspek hukum sebagai dasar dalam membuat kebijakan. Tak heran jika diantara beberapa kebijakan pemerintah sering kali berbenturan dengan persoalan hukum. Lanjutnya pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang taat azas hukum dan tegas. Penerapan sanksi hukum terhadap aparatur harusnya dilakukan secara adil dan transparan, sehingga tak terkesan mendiskriminasi pihak tertentu.
“Kasus pemecatan terhadap 4 orang aparatur yang diduga menikah lebih dari satu kali tanpa ijin yang dilakukan Bupati Dompu beberapa waktu lalu, saya melihat sebagai bentuk penerapan sanksi yang tidak adil. Masih banyak oknum aparatur yang melakukan hal yang sama, akan tetapi kenapa tidak jatuhi sanksi yang sama,” tandasnya.
Sementara panelis bidang pendidikan Jama’ah S.Pd, M.Pd mengatakan, pendidikan yang berkualitas harus didukung oleh  kualitas tenaga  pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan. Namun sampai saat ini Pemda Dompu masih belum mampu menyelesaikan masalah kualitas tenaga pendidik. Bayangkan, jumlah tenaga pendidik yang belum S1 masih sangat tinggi 2.185 orang dari total guru di Dompu. Sementara dalam undang – undang guru dan dosen mengamanatkan bahwa tenaga pendidi harus berpendidikan S1. Mestinya pemerintah membuat kebijakan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan agar memenuhi ketentuan perundang – undangan yang berlaku.  Terlebih lagi, pemerintah tidak boleh mencampur adukannya dengan urusan politik, sebab imbasnya tidak akan mengutungkan bagi pembangunan dunia pendidikan. “Guru yang ingin dapatkan ijin belajar saja sangat sulit di Dompu,” ujar  Jama’ah yang keseharian sebagai dosen pada STIKP Yapis Dompu ini.
Sementara panelis bidang anggaran, Akhdiansya S.Hi menuturkan, dari awal pemerintahan Bang-Syam menggelorakan APBD yang pro rakyat. Namun tataran implementasinya masih sangat jauh dari harapan.
Dalam dua tahun  terakhir, struktur APBD Kabupaten Dompu mendekati 500 miliar rupiah dengan prosentase belanja aparatur 70 persen dan belanja public mencapai 30 persen. Akan tetapi dari gambaran itu, anggaran yang langsung ke masyarakat hanya mencapai 8 persen.  Sedangkan dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dompu masih sangat minim. Karena dominan APBD bersumber dari dana pemerintah pusat. 
Sedangkan terkait pembangunan infrastruktur dalam dua tahun terkahir di Dompu uga belum menggembirakan. “Mengenai pembangunan rumah sakit dan rencana pembanguna raba baka kompleks itu merupakan hal biasa dan tak perlu dipandang sebagai suatu yang berlebihan,” tegasnya. Lebih jauh dia mempertanyakan upaya yang akan dilakukan pemerintah di dalam mengatasi masalah disclaimer yang terus melilit daerah ini dalam beberapa tahun ini.
Sementara panelis  bidang perekonomian umum daerah Dr.Iwan Harsono SE,M.Sc  menegaskan,  pemerintah harus mendorong pertumbuhan  ekonomi dan pembangunan di semua sektor agar berjalan seimbang. PIJAR merupakan salah satu program unggulan daerah yang dapat meningkatkan ekonomi lokal masyarakat. Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa angka luas  tanam jagung tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan  tahun  sebelumnya. Karena itu, pemerintah perlu mengkaji penyebab serta menanggulangi hal ini. “Bupati harus ingat, ini program unggulan daerah yang harus dikawal dengan baik agar tidak menimbulkan kemerosotan kredibilitas pemerintah di mata masyarakat,” tegasnya.
Sementara Wabup menjawab, pemerintahnnya akan berupaya lebih maksimal dalam menjalan visi dan misi daerah dalam menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih dan taat azas hukum. Hal ini diharapkan akan meningkatkan pelayanan publik secara prima dan terhindar, sehingga harapan pemerintah untuk terwujudnya masyarakat yang nyaman dan sejahtera bisa tercapai. (dym)
×
Berita Terbaru Update