Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

# Dari Pemilihan Sampela Mbojo 2012

03 Januari 2013 | Kamis, Januari 03, 2013 WIB Last Updated 2013-01-02T17:31:02Z

Grand Finalnya Disaksikan Segelintir Orang
Penghujung tahun 2012 lalu, Lembaga Sampela Mbojo (Lasembo) Bima menggelar acara pemilihan Sampela Mbojo Kota dan Kabupaten Bima tahun 2012, tepatnya 30 Desember. Kegiatan tersebut dipusatkan di Convention Hall Paruga Nae yang diikuti 30an peserta, baik Sampela Siwe maupun Sampela Mone dari berbagai wilayah Bima Raya. Sayangnya acara tersebut disaksikan hanya segelintir orang.
 Catatan Suara Mandiri : S.Samada

MESKI terkesan eksklusif, acara tahunan tersebut sebenarnya sangat diminati masyarakat Bima. Sayangnya tahun ini, tak begitu banyak masyarakat yang mengetahui akan adanya kegiatan budaya dimaksud. Kecuali keluarga para peserta dan para alumni atau kalangan mereka sendiri yang meramaikan grandfinal Pemilihan Sampela Mbojo 2012 malam itu, lainnya orang-orang yang peduli akan kegiatan budaya meskipun jumlah bisa dihitung dengan jari.
Wartawan Suara Mandiri pun hanya diberitahui oleh seorang kawan, kebetulan ia menjadi juri pada acara itu, sehingga berkesempatan hadir. Beberapa wartawan dari media lain juga tidak terlihat, ini membuktikan acara budaya tersebut tidak dipublikasikan. Bahkan salah seorang pengunjung arena sekitar Paruga Nae sempat bertanya-tanya, ada apa di dalam gedung Paruga Nae? Begitu disampaikan ada acara Pemilihan Sampela Mbojo, pengunjung bersama rekan-rekannya bergegas menuju arena kegiatan. Sayangnya kata dia, tidak diijinkan masuk, karena tidak memiliki undangan. “Kami tak bisa boleh masuk karena undangannya terbatas,” katanya mengutip pernyataan panitia.
Ketua Panitia Pemilihan Sampela Mbojo, Hafitullah dalam sambutan singkatnya mengatakan, acara Pemilihan Sampela Mbojo 2012 merupakan kegiatan tahunan yang diadakan setiap menjelang akhir tahun, tepatnya bulan Desember. “Tahun ini merupakan Pemilihan Sampela Mbojo yang ke-19 sejak Lasembo didirikan sekitar tahun 2002,” ujarnya.
Kata dia, sebelum malam grand finalnya, para peserta di karantina selama tiga hari di hotel. Selama itu pula peserta diberikan materi pengetahuan tentang pariwisata, sosial budaya, dan etika. “Kami sadar acara tahun ini tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Yang terpenting kami bisa melaksanakannya pada tahun ini, sebab dua tahun Pemilihan Sampela Mbojo fakum karena sesuatu hal. Untuk itu mari kita tata kegiatan dan lembaga ini dengan dukungan semua pihak,” ajaknya.
Liputan Koran ini, hadir pada kesempatan itu Asisten 2 Pemerintah Kota Bima, Hj Rini sekaligus membuka acara, perwakilan Polres Bima Kota, dan beberapa wakil dari dinas terkait, baik di Pemerintah Kota maupun Pemerintah Kabupaten Bima. Yang special pada malam itu hadir pula DR Hj Siti Maryam Salahuddin. Dipercayakan sebagai juri pada Pemilihan Sampela Mbojo 2012 yakni, Abdul Haris, Zulkarnain dan Budayawan Muda Husayn Laodet.
Tak banyak pejabat terkait yang hadir, apalagi pada acara budaya seperti ini. Padahal meja tamu kehormatan sudah disiapkan. Bupati Bima, Walikota Bima, Ketua DPRD juga tidak ada yang hadir. Ya, ini sudah biasa. Setiap acara kesenian, pejabat-pejabat penting itu hanya beraninya kirim utusan. Tak sedikitpun dalam hatinya memberi ruang bagi batinnya untuk sekedar memikirkan bagaimana nasib budaya Bima yang makin lama makin menghilang. “Yang dipikirkan hanya bagimana mendapatkan proyek dan menghasilkan uang”.
Salah seorang juri berbisik ketika itu, “tak ada orang lain yang hadir pada acara seperti ini. Diskusi budaya, seminar budaya, workshop seni budaya hanya dihadiri oleh orang-orang ini ini saja. Bagaimana kita membangun budaya yang lebih baik kalau begini terus”, Zulkarnaen.
“Tapi kita tidak boleh pesimis, suatu waktu nanti, masyarakat akan sadar betapa pentingnya mempertahankan budaya positif yang berkembang di kehidupan kita”, tandasnya menambahkan.
Husain Laodet kepada Suara Mandiri mengaku, acara ini terkesan mendadak, persiapannya kurang, sehingga puncaknya pada grand final tidak memiliki roh kegiatan budaya. “Ini PR bagi panitia dan lembaga untuk kegiatan mendatang. Jadi perlu koordinasi pada semua komponen, ternasuk bekersama dengan media massa untuk publikasinya, sehingga pementasannya menjadi milik masyarakat Bima umumnya”, pinta Odet.
Sanggar Tari Oi Masa menampilkan Tari Wadu pada acara Grand Final Pemilihan Sampela Mbojo 2012.
Selain persoalan kehadiran para pejabat dan publikasi, pantauan SM, kesiapan mental para peserta sangat kurang, jauh dari materi peserta Sampela Mbojo tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari penampilan para peserta ketika mendapatkan pertanyaan dari dewan juri. Termasuk bagaimana peserta berjalan dan menari kreasi, hampir tidak ada rohnya. “Apa mereka tak ada persiapan, bagaimana sih proses seleksinya, kok jawabanya banyak yang tidak tepat sasaran. Ini perlu dipertanyakan,” celetuk seorang pengunjung di telinga wartawan Koran ini.
Menjelang pukul 01.30 dini hari, puncak pemilihan Sampela  Mbojo berakhir dengan menempatkan R Hurrun Iin dan Mahdin sebagai Sampela Siwe dan Mone Kota Bima. Santun Aulia Fadilat Mestika dan Muammar Amirullah sebagai Sampela Siwe dan Mone Kabupaten Bima. Predikat Wakil 1 Kota Bima diraih Sumatia dan Irawan, sedangkan Wakil 1 Kabupaten Bima didapat Gama Sugiana dan Raf Sanjani. Sementara wakil 2 Kota Bima, Sri Mandarwati dan Eka Barata Putra, wakil 2 Kabupaten Bima Suci Nurlaila dan I Nyoman Rasuta. Kemudian predikat sebagai Sampela Favorit Kota Bima direbut Cian Safarahil dan Mus Muliadin, sedangkan Sampela Favorit Kabupaten Bima Ratu Febrillah dan Adhita Irianto.
Terbesit satu harapan usai menyaksikan acara Pemilihan Sampela Mbojo 2012. Kegiatan budaya semacam itu tak bisa dianggap sebagai acara seremoni pemilihan belaka, tapi harus dimaknai lebih dalam, sehingga bukan sekedar menghabiskan anggaran saja. Materi, kemasan acara, dan proses seleksi peserta sebaiknya diperketat, sebab Sampela Mbojo yang terpilih akan menjadi duta terbaik Kota dan Kabupaten Bima dalam rangka mempromosikan sekalgus mengharumkan nama Bima dimata dunia. Semoga. (*)
×
Berita Terbaru Update