Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dapat Kiriman Buku, Polisi Panik

10 Januari 2013 | Kamis, Januari 10, 2013 WIB Last Updated 2013-01-11T02:59:01Z

Anggota penjinak bahan peledak (Jihandak) Brimob Bima sedang melakukan pengamanan terhadap paket yang diduga bom di Polsek Assakota, Kota Bima, Rabu kemarin.
Kota Bima, (SM).-  Pasca aksi penembakan dilakukan anggota Densus 88 terhadap sejumlah terduga teroris di Kabupaten Bima dan Dompu beberapa hari lalu, Rabu (9/1) sejumlah Polsek dan Polres mendapatkan kiriman paket diduga bom yang membuat jajaran kepolisian panik, begitupun Polsek Monta. Menindaklanjuti kiriman tersebut tim penjinak bom Brimob Bima diturunkan lengkap dengan mobil barakuda.

Kantor Polsek yang mendapatkan kiriman paket diduga bom yang kemudian diklarifikasi merupakan buku pelajaran agama yaitu Polsek Rasanae Barat, Asa Kota, Rasanae Timur dan Polres Bima-Kota dan satu lainnya Polsek Monta.
Pantauan Koran ini di beberapa Polsek, sebelum kiriman paket tersebut diketahui berupa buku, belasan tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Sub Detasemen A Bima dengan menggunakan mobil jenis Barakuda mengamankan satu persatu paket tersebut di setiap Polsek menggunakan peralatan khusus dan terakhir di Polsek Rasanae Timur dan Polres Bima Kota. Saat tim Jihandak tiba di Polsek Rasanae Timur ternyata paket yang awalnya diduga bom tersebut telah dibuka dan isinya berupa lima eksemplar buku pelajaran agama yang terbungkus rapi menggunakan sisa dus dan tertulis disetiap paket kiriman tersebut alamat lengkap penerima setiap Polsek.
Selain paket juga terlampir amplop yang didalamnya tertulis dari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Bima. Sementara saat Tim Jihandak mengamankan paket di Polsek Asakota menjadi tontotan warga sekitar yang ingin tahu kebenaran informasi paket kiriman bom yang memang santer terdengar. Apalagi pasca penangkapan dan penembakan terduga teroris beberapa waktu lalu.
Ironisnya lagi, informasi yang diperoleh di lapangan, paket diduga bom tersebut kronologis kejadiannya, tidak disimpan secara diam-diam oleh orang tidak dikenal namun dibawa tangan langsung oleh orang pada setiap kantor Polsek dan diterima petugas jaga, begitupun yang ditujukan pada Kapolres Bima Kota, AKBP. Kumbul KS, Sik. SH. Saat menerima paket, petugas tidak meresponnya malah setelah beberapa menit kemudian baru terlihat kepanikan terjadi di setiap kantor Polsek.
Sementara status pembawa paket, diketahui usai menyerakan paket tidak mendapatkan respon apapun dari pihak kepolisian, namun saat berada di Polsek Rasanae Timur, petugas meminta pembawa paket untuk membuka langsung paket yang dibawanya, walaupun sempat was-was setelah pembawa paket membukanya, teryata isi dari paket yang awalnya diduga bom tersebut hanya buku pelajaran agama.
Kapolres Bima Kota, AKBP Kumbul KS, S.Ik, SH kepada wartawan mengatakan pihaknya bukan panik, namun sudah menjadi protap, apalagi pasca penggerebekan dugaan anggota jaringan teroris beberapa waktu lalu. Menurut Kumbul, turunnya anggota Jihandak guna mengantisipasi paket yang awal dicurigai bom tersebut benar adanya. Namun setelah dilakukan pemeriksaan ternyata berupa buku. ”Hanya buku pelajaran agama isinya,” ujar Kumbul ditemui di halaman Kantor Polres Bima Kota.
Walaupun demikian kata Kumbul, paket yang telah diamankan tersebut kini telah diamankan ke markas Brimob Sub Detasemen A Bima untuk proses penyelidikan lebih lanjut, mengenai siapa dan apa motif dari pengiriman paket buku diakui Kumbul, pihaknya akan memanggil orang yang membawa kiriman paket untuk diperiksa.
Mengenai isi dari paket, diakui Kumbul, berupa buku-buku pelajaran agama yang dialamatkan pada tiga kantor Polsek dan Polres serta salah satunya Polsek Monta wilayah Hukum Polres Bima. Alamat pengirim berdasarkan catatan yang tertulis didalam amplop yaitu dari JAT Bima.

JAT Akui Kirim Buku Agama pada Polisi
Kiriman paket buku yang diduga bom dan sempat membuat panik pihak kepolisian dibantah Pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Bima, melalui siaran persnya, Ketua Sariyah Daulam (Humas), Asikin Bin Manshur, Rabu (9/1) siang, mengklarifikasi paket yang diduga berisi bom buku tersebut berupa buku tulisan pimpinan pusat JAT, Abubakar Ba’asyir.
Kepada wartawan di kantor Sekretariat JAT Kelurahan Melayu, Asikin mengatakan, tidak saja ditujukan pada pihak kepolisian di Kota Bima namun juga diperuntukan bagi Polres lain yang ada di wilayah NTB termasuk pada Kapolda. Paket kiriman buka tersebut juga rencananya akan dikirim kepada 33 instasi terkait di wilayah Propinsi NTB. Bahkan sebelumnya telah dikirim kepada Pengadilan dan Kejaksaan.
“Pengiriman buku-buku tulisan Abubakar Ba’asyir yang juga pimpinan Pondok Pesantren Ngruki Jawa Timur itu diharapkan dapat menjadi nasehat dan peringatan bagi siapa pun termasuk Kepolisian”, ungkapnya.
Mengenai proses pengiriman buku-buku, jelas Asikin, belum dikonfirmasikan pada kepolisian namun sudah dilampirkan surat diluar paket dimaksud yang berisi penjelasan tentang maksud dan pengiriman buku sehingga tidak menjadikannya isu-isu yang tidak benar seperti yang terjadi saat ini. ”Mestinya polisi baca dulu tidak lansung berasumsi lain,” katanya.
Asikin menegaskan, isi paket yang dikirim itu bukan bom, apalagi dugaannya berupa bom buku dengan maksud melakukan aksi terror. Untuk membuktikannya, ia bahkan memperlihatkan paket yang sama dan membuka isi paket itu di depan wartawan.
Sesuai isi paket yang dibuka di kantor Polsek Rasanae Timur, didalam paket tersebut terdapat berupa buku dan selembar kertas yang berisi surat pengantar, yang kemudian dibacakan Asikin. Isi surat pengantar dimaksud, “agar tetap diatas petunjuk-Nya, Allah mensyariatkan untuk saling nasehat-menasehati, menetapi kebenaran dan kesabaran. Dengan memohon ridho dan kasih sayang Allah, kami menyampaikan paket buku yang berisi nasehat dari seorang ulama yang tulus dan jujur. Harap buku ini dibagikan kepada staf dan anak buah bapak yang mengaku beragama Islam”.
Mengenai siapa yang mengirim, Asikin mengaku pengiriman dilakukan langsung oleh salah satu anggota JAT yang memang ditugaskan khusus oleh pimpinan. Mendengar adanya kepanikan pihak Kepolisian setelah menerima paket tersebut, Asikin sangat menyayangkannya karena menilai pihak kepolisian terlalu berlebihan sampai mendatangkan tim Jihandak.
Ia menambahkan, menindak lanjuti hal tersebut pimpinan dan jemaah segera melakukan klarifikasi langsung pada Kapolres. (dd)
×
Berita Terbaru Update