Anggota penjinak bahan peledak (Jihandak) Brimob Bima sedang melakukan pengamanan terhadap paket yang diduga bom di Polsek Assakota, Kota Bima, Rabu kemarin. |
Kantor Polsek yang mendapatkan kiriman
paket diduga bom yang kemudian diklarifikasi merupakan buku pelajaran agama
yaitu Polsek Rasanae Barat, Asa Kota, Rasanae
Timur dan Polres Bima-Kota
dan satu lainnya Polsek Monta.
Pantauan Koran ini di beberapa Polsek,
sebelum kiriman paket tersebut diketahui berupa buku, belasan tim Penjinak
Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Sub Detasemen A Bima dengan menggunakan mobil
jenis Barakuda mengamankan satu persatu paket tersebut di setiap Polsek
menggunakan peralatan khusus dan terakhir di Polsek Rasanae Timur dan Polres Bima
Kota. Saat tim Jihandak tiba di Polsek Rasanae Timur ternyata paket yang
awalnya diduga bom tersebut telah dibuka dan isinya berupa lima eksemplar buku pelajaran agama yang
terbungkus rapi menggunakan sisa dus dan tertulis disetiap paket kiriman
tersebut alamat lengkap penerima setiap Polsek.
Selain paket juga terlampir amplop yang
didalamnya tertulis dari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Bima.
Sementara saat Tim Jihandak mengamankan paket di Polsek Asakota menjadi
tontotan warga sekitar yang ingin tahu kebenaran informasi paket kiriman bom
yang memang santer terdengar. Apalagi pasca penangkapan dan penembakan terduga
teroris beberapa waktu lalu.
Ironisnya
lagi, informasi yang diperoleh di lapangan, paket diduga bom tersebut
kronologis kejadiannya, tidak disimpan secara diam-diam oleh orang tidak
dikenal namun dibawa tangan langsung oleh orang pada setiap kantor Polsek dan
diterima petugas jaga, begitupun yang ditujukan pada Kapolres Bima Kota, AKBP. Kumbul KS,
Sik. SH. Saat menerima paket, petugas tidak meresponnya malah setelah beberapa
menit kemudian baru terlihat kepanikan terjadi di setiap kantor Polsek.
Sementara
status pembawa paket, diketahui usai menyerakan paket tidak mendapatkan respon
apapun dari pihak kepolisian, namun saat berada di Polsek Rasanae Timur,
petugas meminta pembawa paket untuk membuka langsung paket yang dibawanya,
walaupun sempat was-was setelah pembawa paket membukanya, teryata isi dari
paket yang awalnya diduga bom tersebut hanya buku pelajaran agama.
Kapolres Bima Kota, AKBP Kumbul KS,
S.Ik, SH kepada wartawan mengatakan pihaknya bukan panik, namun sudah menjadi
protap, apalagi pasca penggerebekan dugaan anggota jaringan teroris beberapa
waktu lalu. Menurut Kumbul, turunnya anggota Jihandak guna mengantisipasi paket
yang awal dicurigai bom tersebut benar adanya. Namun setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata berupa buku. ”Hanya buku pelajaran agama isinya,” ujar
Kumbul ditemui di halaman Kantor Polres Bima Kota.
Walaupun demikian kata Kumbul, paket yang
telah diamankan tersebut kini telah diamankan ke markas Brimob Sub Detasemen A
Bima untuk proses penyelidikan lebih lanjut, mengenai siapa dan apa motif dari
pengiriman paket buku diakui Kumbul, pihaknya akan memanggil orang yang membawa
kiriman paket untuk diperiksa.
Mengenai isi dari paket, diakui Kumbul,
berupa buku-buku pelajaran agama yang dialamatkan pada tiga kantor Polsek dan
Polres serta salah satunya Polsek Monta wilayah Hukum Polres Bima. Alamat
pengirim berdasarkan catatan yang tertulis didalam amplop yaitu dari JAT Bima.
JAT Akui Kirim Buku Agama pada Polisi
Kiriman paket buku yang diduga bom dan
sempat membuat panik pihak kepolisian dibantah Pimpinan Jamaah Ansharut
Tauhid (JAT) Bima, melalui siaran persnya, Ketua Sariyah Daulam
(Humas), Asikin Bin Manshur, Rabu (9/1) siang, mengklarifikasi paket yang
diduga berisi bom buku tersebut berupa buku tulisan pimpinan pusat JAT,
Abubakar Ba’asyir.
Kepada wartawan di kantor Sekretariat JAT
Kelurahan Melayu, Asikin mengatakan, tidak saja ditujukan pada pihak kepolisian
di Kota Bima namun juga diperuntukan bagi Polres lain yang ada di wilayah NTB
termasuk pada Kapolda. Paket kiriman buka tersebut juga rencananya akan dikirim
kepada 33 instasi terkait di wilayah Propinsi NTB. Bahkan sebelumnya telah
dikirim kepada Pengadilan dan Kejaksaan.
“Pengiriman buku-buku tulisan Abubakar
Ba’asyir yang juga pimpinan Pondok Pesantren Ngruki Jawa Timur itu diharapkan
dapat menjadi nasehat dan peringatan bagi siapa pun termasuk Kepolisian”,
ungkapnya.
Mengenai proses pengiriman buku-buku,
jelas Asikin, belum dikonfirmasikan pada kepolisian namun sudah dilampirkan surat diluar paket
dimaksud yang berisi penjelasan tentang maksud dan pengiriman buku sehingga
tidak menjadikannya isu-isu yang tidak benar seperti yang terjadi saat ini.
”Mestinya polisi baca dulu tidak lansung berasumsi lain,” katanya.
Asikin menegaskan, isi paket yang dikirim
itu bukan bom, apalagi dugaannya berupa bom buku dengan maksud melakukan aksi
terror. Untuk membuktikannya, ia bahkan memperlihatkan paket yang sama dan
membuka isi paket itu di depan wartawan.
Sesuai isi paket yang dibuka di kantor
Polsek Rasanae Timur, didalam paket tersebut terdapat berupa buku dan selembar
kertas yang berisi surat
pengantar, yang kemudian dibacakan Asikin. Isi surat pengantar dimaksud, “agar tetap diatas
petunjuk-Nya, Allah mensyariatkan untuk saling nasehat-menasehati, menetapi
kebenaran dan kesabaran. Dengan memohon ridho dan kasih sayang Allah, kami
menyampaikan paket buku yang berisi nasehat dari seorang ulama yang tulus dan
jujur. Harap buku ini dibagikan kepada staf dan anak buah bapak yang mengaku
beragama Islam”.
Mengenai siapa yang mengirim, Asikin
mengaku pengiriman dilakukan langsung oleh salah satu anggota JAT yang memang
ditugaskan khusus oleh pimpinan. Mendengar adanya kepanikan pihak Kepolisian
setelah menerima paket tersebut, Asikin sangat menyayangkannya karena menilai
pihak kepolisian terlalu berlebihan sampai mendatangkan tim Jihandak.
Ia menambahkan, menindak lanjuti hal
tersebut pimpinan dan jemaah segera melakukan klarifikasi langsung pada
Kapolres. (dd)