Dompu, (SM).- Dugaan
kasus penganiayaan terhadap murid kembali terjadi awal tahun 2013. Kali ini
terjadi di SDN 16 Desa Kareke Kecamatan Dompu yang diduga
melibatkan guru pengajar bidang studi umum, Amanah Idris.
Akibat tindakan arogansi oknum ibu guru tersebut membuat
korban SR (11) siswa kelas 6 warga Dusun Pandai, mengalami luka
memar di kaki kanan dan pipinya. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 10
pagi di lingkungan sekolah saat jam istirahat, Rabu (02/01).
Orang tua korban, Ahmad M.Amin kepada sejumlah wartawan di
Kantor Polres Dompu menuturkan, dirinya tidak terima dengan perlakuan guru terhadap
anaknya yang higga tidak bisa jalan normal karena dipukuli oknum guru
dengan tongkat sapu di kaki sebelah kanan. ‘’Kaki anak saya sampai
memar begini karena dipukul guru. Saya menganggap tindakan Ibu guru itu
keterlaluan,” katanya.
Tak hanya memukuli kakinya, oknum guru tersebut juga
menampar pipi anaknya dengan keras hingga membekas. Yang sangat ia
sayangkan, pemukulan itu dilakukan di hadapan umum, sehingga membuat anaknya
sangat trauma. Ia merasa khawatir jika psikologis atau mental anak lelakinya
ini akan terganggu karena mendapat perlakuan kasar dari guru
dimaksud.
“Saya betul – betul kecewa dengan sikap guru terhadap anak
saya. Inikan masih anak – anak. Seharusnya didik dengan baik dan
jangan menggunakan kekerasan. Kalau tidak mampu mendidik dengan cara
itu, maka kembalikan dulu pada kami, supaya kami sebagai orangtua
bisa menasehati dia,’’terang pria yang berprofesi sebagai Kepala Dusun (Kadus)
Pandai, Desa Kareke ini.
Karena demikian, dirinya terpaksa melaporkan kejadian itu
ke Polres Dompu, untuk mendapatkan kepastian hukum agar oknum guru tersebut
dapat dijerat dengan undang – undang 23 tahun 2002 tentang perlindungan
terhadap anak di bawah umur. ‘’Kami minta pada aparat kepolisian agar bersikap
obyektif dalam menangani perkara ini dan memberikan tindakan tegas terhadap
pelaku penganiayaan terhadap anak saya,’’cetusnya.
Di tempat terpisah yang diduga pelaku Amanah H,Idris
membenarkan telah memukuli korban SR tiga kali di kaki kanannya dengan
menggunakan sapu. Bahkan dia tak menepis tudingan telah menampar pipi siswa
tersebut. ‘’Saya akui telah memukuli dan menampar SR,’’katanya di hadapan
sejumlah wartawan.
Ia mengaku kesal. Alasannya
karena anak itu nakal dengan mengotori sekolah. Dirinya sempat
memberikan peringatan, namun SR tetap berulah sehingga membuatnya naik pitam
dengan cara memukuli korban.
Terkait adanya laporan orang tua korban ke Polres Dompu
atas tindakan pemukulan itu, Amanah terlihat tak terlihat kaget. Dia mengaku
tak merasa keberatan atas upaya hukum yang ditempuh orang tua murid tersebut,
dan sebagai orang yang menghormati hukum dia akan siap memenuhi panggilan
polisi. (dym)