Kota Bima, (SM).- Kasus pembakaran kampus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Bima, terus dikembangkan aparat kepolisian. Selain
telah menetapkan tersangka, polisi juga membidik otak dari kasus tersebut.
Kapolres Bima Kota, AKBP. Kumbul KS, Sik diwawancara di
Sat. Reskrim Gunung Dua, mengatakan, pelaku dan otak dibalik pembakaran
gedung STKIP Bima belum dapat diketahui pasti.
Namun, penyidik akan terus menggali informasi lebih lanjut dari keterangan Ad yang
sebelumnya telah ditetapkan jadi tersangka.
“Tentu akan ada
informasi dari tersangka,” ucapnya.
Namun untuk lebih jauh menyelidiki otak atau pelaku masih
terus didalami, juga kini menjadi kendala adalah posisi tersangka yang sampai
saat ini tidak kunjung menghadiri panggilan. “Telah dua kali kami layangkan surat panggilan, sampai detik ini tidak
ada keterangan jelas dari tersangka apa yang menghalanginya hadir. Kalaupun
memang tidak menghadiri panggilan, langkah terakhir akan dijemput paksa,” tegasnya.
Jemput paksa kepada pelaku bila surat panggilan ketiga
tidak kunjung menghadiri panggilan, adalah langkah terakhir. Karena itu, tersangka masih diharapkan hadir
secara sukarela guna memudahkan proses hukumnya.
Dugaan ada dalang dibalik aksi pembakaran
gedung perkuliahan STKIP Bima, terus
mengemuka. Bahkan, polisi bakal mengejar informasi tersebut dari
berbagai sumber, termasuk keterangan salah satu tersangka.
Informasi diendus media ini, dari hasil labfor Polda
Bali, gedung perkuliahan STKIP jelas dibakar, ditemukan empat titik api pada
gedung yang dibakar, serta adanya material bensin sebagai pemicunya, atas dasar
hasil lab itu polisi menduga adanya otak dan pelaku dari kejadian pembakaran
yang menghebohkan Kota Bima beberapa bulan lalu itu. Walaupun sementara polisi
masih menetapkan satu tersangka dari keterangan tersangka polisi coba selidiki
otak dibaliknya. Polisi telah memeriksa 27 orang saksi untuk mendalami kasus itu. (dd)