Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pengadaan Alkes RSUD, Diduga Bermasalah

20 Desember 2012 | Kamis, Desember 20, 2012 WIB Last Updated 2012-12-20T14:09:18Z

Kota Bima, (SM).- Di RSUD Bima, tak hanya mengenai kinerja dan pelayanan yang kerapkali disorot, pun masalah pengadaan alat kesehatan (Alkes) juga tak lepas dari sorotan. Bahkan sorotan ini, bersumber dari pegawai setempat. Diduga kuat, pengadaan Alkes yang terbaru, bermasalah dan tak sesuai spek. Bahkan salah satu alkes yang harganya hanya berkisar Rp1 juta, malah dibeli dengan harga sebesar Rp6 juta.

Pegawai RSUD Bima yang tak ingin namanya mengungkapkan, pengadaan alkes kali ini benar-benar jauh yang diharapkan. Seperti item pengadaan kursi panjang yang ditempatkan di ruang tunggu, padahal harganya berkisar Rp1 juta, malah dibeli dengan harga Rp6 juta. “Inikan konyol, mark up nya banyak sekali. Kenapa harus beli dengan harga mahal jika harganya murah,” sorotnya, Senin lalu.
Tindakan mark up tersebut diduganya sama saja menguntungkan pihak yang melakukan pengadaan, baik itu secara pribadi maupun kelompok. Mestinya, anggaran sisa yang digunakan untuk membeli kursi tersebut bisa digunakan untuk pengadaan barang lain yang bisa dimanfaatkan di RSUD Bima. “Staf dan karyawan terheran-heran dengan harga kursi panjang itu, mahal sekali,” katanya.
Tidak hanya kursi, mereka melanjutkan, pengadaan lampu operasi pun tidak sesuai spek. Setelah lampu tersebut tiba di ruangan operasi, pun tidak bisa digunakan karena tidak sesuai kebutuhan. “Lampu itu sudah dikembalikan, pegawai minta lampu yang sesuai kebutuhan untuk operasi dan spek yang telah ditentukan,” ujarnya dan mengaku demikian pula dengan sejumlah item yang tertera pada kebutuhan pengadaan alkes lainnya. Hampir tidak sesuai spek yang ada.
Menurut mereka, praktek penyalahgunaan anggaran ini mestinya tidak dilakukan lagi di RSUD Bima, karena masih banyak kekurangan yang harus terus dilengkapi. Dan anggaran yang ada tersebut bisa digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan dimaksud. “Bagaimana nanti jika RSUD statusnya sudah meningkat menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD), masih dikelolah oleh Pemerintah Daerah saja, tetap begini,” keluhnya.
Di tempat berbeda, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan Alkes RSUD Bima, Syahmir yang berusaha ditemui, Rabu kemarin, enggan berkomentar. Dia menyarankan untuk bertanya langsung ke Direktur atau Humas RSUD Bima.
Direktur RSUD Bima, dr. M. Ali, SpDp yang hendak ditemui di ruangannya, tidak ada di tempat. Namun melalui Humas RSUD Bima, dr. H. Sucipto mengaku dirinya belum mengetahui tentang pengadaan itu apakah bermasalah atau tidak. Karena belum melihat kwitansi pembelinya. “Nanti akan kita cek. Kalau memang bermasalah atau ada perbedaan harga yang sangat jauh, patut dicurigakan,” katanya, Rabu kemarin di RSUD Bima. (bnq)
×
Berita Terbaru Update