Kota Bima, (SM).- Dinas Kesehatan Kota Bima memprakarsai sosialisasi
gerakan nasional sadar gizi dan evaluasi terpadu capaian indikator SPM bidang
kesehatan Jum’at (21/12), bertempat di aula kantor Walikota Bima. Kegiatan ini
diikuti 60 orang peserta, yang terdiri dari berbagai unsur, diantaranya TP PKK
Kota Bima, BPMPK, BKP2, BPPKB, Camat se-Kota Bima, Kepala Puskesmas se-Kota
Bima, IBI, dan Dikes.
Kegiatan yang dibuka Asisten
I Kota Bima, H. Sayhrullah, SH, MH mewakili Walikota Bima yang berhalangan
hadir mengahdirkan narasumber terdiri dari Dinas kesehatan Provinsi NTB Khaerul
Anwar SKM selaku Kabid Binkesmas Dikes NTB dan perwakilan dari Dinas Kesehatan
Kota Bima dr. Hj. Umi Kalsum selaku Kabid Binkesmas Dikes Kota Bima.
Dalam laporan panitia,
M.Hasyim,S.Sos, M.Ec.,Dev mengatakan, kegiatan sosialisasi ini ditujukan untuk
memberikan informasi tentang pentingnya gerakan nasional sadar gizi dalam
rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Selain itu, kegiatan ini juga
dimaksudkan untuk menyamakan persepsi serta mengevaluasi capaian indikator SPM
bidang kesehatan tahun 2012.
Dalam arahan Walikota
Bima yang dibacakan Assiten I menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap
kegiatan ini karena hal ini sangat membantu pemerintah daerah dalam peningkatan
perbaikan gizi. “Tentunya keinginan kita untuk melahirkan generasi unggul kota bima yang cerdas,
sehat, berakhlak dan produktif, bisa terwujud”, ungkap Asisten I.
Kota Bima juga sangat
responsif terhadap permasalahan ini, lanjut Asisten I, karena permasalahan gizi
ini tidak hanya di daerah kita saja, Namun ini adalah masalah yang mendunia dan
cukup factual. Dalam rangka menjamin kesinambungan pembangunan, perlu diciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Dan tentunya pembangunan sumber daya
manusia harus dimulai sejak awal, sejak individu masih berada di dalam
kandungan. “Aspek gizi merupakan salah satu faktor penentu bagi terciptanya
kualitas sumber daya manusia yang handal. Kekurangan gizi juga menyebabkan
kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental”, jelas Asisten I.
Diakhir
sambutannya, Assisten I menghimbau agar masalah kurang gizi terus menjadi
perhatian agar angkanya terus mengalami penurunan. Karena masalah kurang gizi ini
merupakan masalah dinamis dan flaktual yang disebabkan faktor dari hulu.
“Faktor hulu ini menjadi sangat penting untuk
kita sikapi bersama, yang mana hal ini meliputi ketersediaan pangan di tingkat
rumah tangga, prilaku dan pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan penyakit infeksi dan penyakit berbasis lingkungan”, papar
Syahrullah. (edo)