Kota Bima, (SM).- Bunga
(24), demikian samaran bendahara cantik SMPN 15 Kota Bima yang berlokasi di
Kelurahan Oi Fo’o Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima ini. Malu dan tangisan, pun
trauma mesti ditanggung pilu, akibat dipaksa melayani nafsu bejat Amrd (25)
sang opas di sekolah setempat.
Tangisan pilu Bunga seakan tak
terbendung dan seakan memberitahukan luka mendalam yang dialaminya. Wanita muda
ini langsung menangis histeris setiap melihat pria yang masuk ke ruang
pemeriksaan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolres Bima Kota, Rabu (26/12)
siang. Sebab sehari sebelumnya, Bunga mengalami peristiwa pahit dalam sejarah
hidupnya yakni diperkosa Amrd yang tak lain adalah penjaga sekolah tempat ia
bekerja.
Kisah menyayat hati setiap orang
yang mendengar peristiwa ini, dialami Bunga Selasa lalu. Seperti diceritakan
Ruslan, ayah Bunga di SPK Polres Bima Kota Rabu (26/12), saat itu korban
tiba-tiba mendapat telepon dari pelaku yang memintanya untuk datang ke sekolah.
Alasannya, kepala tukang yang tengah mengerjakan proyek pembangunan
laboratorium hendak meminta uang. Lantaran merasa bertanggungjawab karena
jabatannya sebagai bendahara sekolah, Bunga pun mengiyakan dan langsung
mendatangi sekolah pagi hari tepatnya sekitar pukul 09.00 Wita.
Tak disangka, saat bunga sampai
di sekolah tak melihat kepala tukang yang hendak meminta uang proyek. Justeru
hanya pelaku seorang yang telah menunggunya. Entah bagaimana ceritanya, dugaan
pemerkosaan itu pun terjadi. Korban yang tak ingin digagahi lantas memberontak.
Namun apalah daya, tenaganya tak mampu melawan pelaku yang saat itu tengah
dirasuki nafsu setan. “Anak saya juga ditampar,” kata Ruslan terlihat
raut sedih pula.
Ruslan yang juga terlihat
terpukul mengisahkan awalnya anak perempuannya ini tak langsung melapor dan
berusaha menyembunyikan. Namun saat pulang kerumah, tergerak hati ketika
melihat wajah bunga lebam. Terlebih lagi keceriaan yang biasa diperlihatkan
bunga saban hari tak nampak dan seperti orang yang resah dan memendam sesuatau
yang disembunyikan. Bunga jelasnya, terlihat murung dengan mata melotot. Saat
ditanya kenapa mukanya lebam, Bunga menjawab luka yang dialaminya karena jatuh
dari sepeda motor. Namun semakin aneh saat dirinya memeriksa sepeda motor yang
tidak ditemui ada kerusakan sedikitpun.
Curiga atas jawaban anak
kesayangannya, pada malam harinya paska kejadian memalukan itu, ia kembali
menanyakan perihal sebenarnya yang menimpa anaknya. Namun Bunga tetap enggan
menceritakan. Ia baru tahu anaknya yang bertubuh mungil ini telah mengalami
peristiwa tragis setelah dikabarkan oleh saudaranya. Saat berada di kantor, ia
ditelepon oleh saudaranya tentang apa yang dialami anaknya. Bahwa siang
sebelumnya, Bunga telah diperkosa oleh Amrd yang tengah diburu Polisi.
Ia takut menceritakan, lantaran
diancam oleh pelaku untuk tak melapor kepada siapa pun. Rupanya pelaku telah
memikirkan segala kemungkinan yang terjadi sehingga saat mengancam keluar
kalimat akan membunuh korban begitu keluar dari penjara. “Anak saya takut untuk
menceritakan, karena dia akan membunuh anak saya begitu keluar dari penjara,”
ujarnya sembari diakuinya yang lebih miris lagi dari cerita bunga, sejak pukul
09.00 Wita saat tiba di sekolah, baru dilepas pelaku bejat itu
sekitar pukul 14.00 Wita.
Atas peristiwa yang menimpa
anaknya, ayah korban bersama Kepala Sekolah Drs H Hafid H Ibrahim berikut
sejumlah guru setempat, mengadukan pemerkosaan yang dialami Bunga di Mapolres
Bima Kota.
Kepsek yang dikonfirmasi di tempat yang sama tak menyangka jika perbuatan
pelaku sejauh itu. Namun ia memang telah mengetahui perangai pelaku. Di
sekolah, pelaku memiliki perangai yang berbeda dengan yang lain. “Saya juga suka
diancam, karena masalah panitia proyek,” terangnya. Terkait peristiwa ini,
akunya, tak ada tindakan lain yang akan diberikan selain dipecat.
Kapolres Bima Kota AKBP Kumbul KS
SIK ditempat yang sama pula, membenarkan adanya laporan tersebut. Dirinya langsung
memerintahkan anak buahnya untuk melakukan olah TKP. Sementara korban, langsung
divisum di bagian kewanitaan untuk memastikan serta di bagian wajah karena saat
dugaan pemerkosaan berlangsung disertai dengan penganiayaan. “Kita visum luar
dalam,” terangnya. Ditambahkannya, saat ini pelaku tengah diburu untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. (ris/dd)