Dompu, (SM).- Buntut penolakan kavling lahan Hutan Kemasyarakatan (HKM) di Desa
Nggaja dan Desa Tolokalo Kecamatan Kempo kian kisruh saja, semula petani yang
ngamuk dengan memecahkan kaca kantor DPRD Dompu. Kini giliran Kepala Dinas
Kehutanan (Kadishut) Dompu Burhanuddin dan Ketua BK DPRD Dompu H Syaidi yang melakukan
aksi koboi saat rapat klarifikasi persoalan penolakan kavling lahan HKM di
kedua Desa itu, Sabtu (1/9).
Informasi yang dihimpun, Burhanuddin berlaga ‘karate’
dengan tiba-tiba mengangkat tangan dan kaki di hadapan H Syaidi saat suasana
rapat resmi dengan DPRD, sementara H.Syaidi merespon dengan memukul meja dan
menendang pintu kaca hingga pecah.
Rapat klarifikasi tersebut menghadirkan Kadishut
Dompu Burhanuddin dan jajaran serta Komisi terkait DPRD Dompu di ruang kerjanya
Wakil Ketua DPRD Dompu H Hidayat Ali. Perwakilan petani lahan HKM juga hadir
saat rapat berlangsung.
Cerita yang berkembang, kaca pintu ruang kerja
Wakil Ketua DPRD Dompu H Hidayat Ali tersebut pecah lantaran ditendang H
Syaidi, saat keluar. H Syaidi rupanya tengah emosi atas sikap koboi Kadishut
Dompu.
Reaksi H Syaidi tersebut mengundang perhatian
puluhan petani lahan HKM yang datang mengikuti dialog Dishut Dompu terkait
persoalan HKM di Kesi. Bahkan para staf Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Dompu turut
menyaksikan langsung tingkah laku wakil rakyat tersebut.
Pada wartawan, mereka menceritakan, sebelum
menendang pintu kaca hingga pecah, H Syaidi sempat memukul meja saat rapat.
H Syaidi pada sejumlah wartawan mengaku
peristiwa tersebut bermula saat rapat khusus dalam ruang Wakil Ketua Dewan,
yang didalamnya juga ada Kadishut Dompu Burhanuddin serta jajarannya dan
anggota DPRD.
Cerita H.Syaidi, saat dirinya menanyakan perihal
lahirnya Surat Keputusan (SK) Menhut tentang penetapan lahan cadangan HKM di
Kabupaten Dompu, Kadihut tiba-tiba mengangkat tangan dan kaki di hadapannya. Aksi
angkat dan kaki Burhanuddin tersebut mematik ketersinggungan dirinya yang
membalas dengan memukul meja rapat. “Saya kira dia mau pukul saya. Makanya saya
balik dengan memukul meja,” kisahnya.
Entah apa saja yang terjadi saat rapat soal
rakyat tersebut berlangsung. Namun situasi rapat gaduh sehingga H.Syaidi
memilih meninggal ruangan rapat dalam keadaan emosi akhirnya dilampiaskan pada
pintu kaca. “Saya tendang pintu kaca lampiaskan emosi,” akunya.
Ia menegaskan, anggota DPRD berhak pertanyakan
seluk-beluk permasalahan serta dasar hukum HKM di Kabupaten Dompu. Bukannya
memberikan jawaban, justru Kadishut tunjukan sikap yang seolah
mengancam. “Saya pikir sikap yang ditunjukan Kadishut merupakan ancaman
dan pelecehan terhadap diri saya,” tukasnya. (SM.15)