Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Anggota Dewan Dapil III, Gelar Reses di Rumah

16 Agustus 2012 | Kamis, Agustus 16, 2012 WIB Last Updated 2012-08-15T23:00:01Z


Kota Bima, (SM).- Ada yang berbeda reses anggota DPRD Kota Bima tahun ini. Jika biasanya, reses dilakukan masing-masing anggota dewan, namun reses pada bulan Ramadhan tahun ini, dilakukan secara bersamaan di daerah pemilihan (Dapil) dalam kemasan silahturahim dengan masyarakat di salah satu rumah anggota DPRD Kota Bima.

Seperti halnya reses anggota dewan Kota Bima di Dapil III Selasa (14/8) bertempat di kediaman Drs. Mukhtar Yasin, MAP. Hadir saat itu, Subhan HM. Nur, Abdul Gani, SH, Rahmad, SE, H. Muhammad Tayeb dan H. Ansor, S.sos. Masyarakat yang hadir disajikan makanan malam dan membawa pulang sarung atau baju Koko.
H. Mukhtar Yasin dalam sambutannya mengatakan, agenda reses ini, pihaknya mengundang dua Camat dan 18 Lurah untuk bersama-sama membahas menyampaikan sejumlah keinginan untuk diperjuangkan anggota dewan. “Reses itu, menyerap aspirasi, juga melaporkan kepada masyarakat tentang apa yang sudah kami lakukan,” katanya.
Mengenai apa yang sudah dilakuakn angota DPRD Kota Bima, terutama di Dapil III, Mukhtar mengaku sudah sangat banyak. Seperti perbaikan jalan Doro Kumbe, Sabali, bronjonisasi, dan perbaikan kuburan. Lalu bantuan dana masjid, saluran air, pengaspalan gang dan sejumlah program lain yang sudah diloloskan. “Meski demikian, masih banyak juga sejumlah pengajuan program hasil reses yang belum terealisasi. Tapi tetap kami upayakan agar tiap tahun bisa dilaksanakan,” harapnya.
Setelah menyampaikan sambutan awal, acara kemudian dilanjutkan dengan dialog. Sejumlah masyarakat tidak hanya mempertanyakan mengenai program fisik yang sudah diajukan namun tidak terealisasi, tapi juga mempertanyakan program non fisik yang sudah lama tidak dilaksanakan.
Menjawab itu, anggota DPRD Kota Bima dari partai Golkar, Subhan HM. Nur mengatakan, kabijakan program yang dilaksanakan pemerintah, tidak akan berjalan tanpa harus melewati proses pertimbangan dari anggota Dewan, baru ditetapkan apakah masuk dalam program APBD atau tidak. ”Jadi jangan dikira program itu hanya datang dari pemerintah eksekutif, tapi jika tidak melewati proses pembahasan di tingkat legislatif, maka progam itu tak terlaksana dengan baik,” jelasnya. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update