Dompu, (SM).- Aksi saling menghujat dan menelanjangi
kembali berlangsung pasca mencuatnya persoalan utang Pilkada yang dilakukan
H.Bambang M.Yasin yang keseharian sebagai Bupati Dompu. Kali ini datang dari Nasar
H.Abdullah mantan bendahara tim sukses pencalonan kedua pasangan yakni H.Bambang
M.Yasin – Ir.H.Syamsuddin yang diketua Bupati dan Wakil Bupati Dompu.
Nasar
secara tegas, Rabu (4/7) mengatakan, Wabup Dompu sudah mengidap penyakit lupa,
karena tak mengingat lagi komitmen atau perjanjian yang dibuat antara calon
Bupati dengan dirinya terkait biaya pencalonan pada Pilkada 2010 lalu. Padahal,
kesepatakan itu dilakukan antara dirinya (Wabup) dengan Bupati. Dan pada saat
pembiraan kesepakatan itu, Mantan Bupati Dompu H.Abubakar Ahmad (Ompu Beko)
yang membuka pembicaraan, karena kebetulan Ompu Beko merupakan ketua tim
sukses pemenangan Drs.H. Bambang dan Ir.H.Syamsuddin. Lanjutnya, biaya Pilkada disepakati kedua belah pihak
sebesar 70 ditanggung Calon Bupati dan 30 oleh Calon Wabup. Perjanjian
tepatnya pada tanggal 9 Bulan Oktober 2009.
“Banyak saksi yang mendengarkan
kesepakatan itu, baik saya sendiri dari pihak Bupati, Kisman Pangeran SH dari
pihak Wabup,’’katanya seraya menambahkan, “Hitung – hitung ada 10 orang yakni 5
orang keluarga Bupati dan 5 orang lagi keluarganya Wabup”, katanya.
“Disepakati juga perjanjian itu akan
dibuat secara tertulis dan kita serahkan pada Kisman untuk membuatnya. Kita
minta berulang – kali pada Kisman soal itu, dia mengulur – gulur supaya terjadi
seperti ini,” tandasnya.
Terkait masalah kelupaan, Wabup
terhadap janjinya tersebut, dirinya menyarankan agar dia segera melakukan
pemeriksaan kesehatan ke psikiater yang ada di luar daerah. “Saya khawatir
Wabup menderita penyakit tidak waras saat menyampaikan komentar di koran, tidak
tahu tentang perjanjian biaya pilkada 70persen persen dan 30 persen itu,”
tegasnya.
Kata Nasar, memang H.Bambang
menerima uang dari Ompu Beko pada bulan Mei 2010 itu sebesar Rp250 juta. Pihaknya
mengira uang itu merupakan bagian dari perjanjian 70 – 30 persen itu. Sebab,
Ir. Syamsuddin sepengatahuannya tidak pernah memberikan uang sebagai biaya
pilkada, kendati setelah perjanjian dilahirkan.
“Saya tahu persis, Syamsuddin tidak
pernah memberikan uang biaya pilkada seperti dijanjikan sebesar 30 persen. Lagi
pula uang yang dipinjam itu sebesar 150 juta untuk membayar partai dan sisahnya
100 juta untuk biaya kampanye politik,” ujarnya.
“Total biaya Pilkada pasangan Buktikan
sesuai yang dilaporkan ke KPUD Dompu sebesar 1,5 miliar. Tapi faktanya tidak
seperti itu. Cuma kita hanya sesuaikan dengan laporan dimaksud. Dan hitungan
prosetansi itu adalah diukur dengan kos Pilkada dimaksud”, terangnya.
Nasar juga mengaku, sempat dimintai
bantuan oleh Ompu Beko beberapa hari lalu agar menyampaikan tagihan utang
kepada H.Bambang. Dia sempat ingin menyampaikan amanatnya, akan tetapi Ompu
Beko keburu melaporkan masalah ini ke Polres Dompu. “Kalau sudah begini sikap
Ompu Beko. Ya kita tunggu dan ikuti proses ini,””tandasnya.
Namun yang dia sayangkan, Ompu Beko
sudah bersilat lidah karena tak mengakui masalah komitmen biaya Pilkada.
Padahal dia sebagai tokoh politik, tokoh agama yang cukup sohor di Kabupaten
Dompu. ‘’Diakan seorang mantan Bupati dan juga tokoh agama, masa berbohong
seperti itu,” tandasnya.
Ditanya wartawan, kenapa
H.Bambang mau berpasangan dengan Syamsuddin pada Pilkada lalu, sedangkan
dia tak memiliki uang? Jawab Nasar, karena pada saat itu perjalanan kedua
pasangan itu sudah terlalu jauh, jadi sangat disayangkan jika harus kembali
dari awal lagi melakukan sosialisasi terhadap pencalonannya.
Disamping itu, Syamsuddin juga sudah
menjanjikan sendiri akan mengembalikan biaya pilkada sebesar 30 persen setelah
dia menjadi Wabup. “Syamsuddin sudah berjanji seperti itu. Kalau menang akan
dikembalikan uang H.Bambang dan bila kalah uang dianggap hangus. Tapi
aneh saja dia tak mau mengakui janjinya”, terangnya.
(SM.15)