Bima, (SM).- Usaha Dagang Mori Sama Desa Renda Kecamatan Belo, membuka show
room di ruang Vip Bandara Muhammad Salahudin Bima. Usaha itu bisa
terlaksana berkat dukungan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekernasda)
Kabupaten Bima.
Pimpinan UD Mori Sama, Bun Hajar
yang ditemui di Bandara, Senin kemarin mengatakan, show room yang ada
sekarang sudah berjalan 3 bulan lamanya. Di dalam, dipasarkan berbagai jenis
kerajinan tangan masyarakat Renda, terutama yang sudah terkenal tenunan Renda.
Di samping itu, ada juga tenunan dari desa lain, sehingga show room
tersebut menjual berbagai jenis kerajinan warga Bima, baik berupa tenunan,
anyaman, madu, bawang goreng dan mutiara.
“Kami adakan kerjasama dengan pihak
Bandara serta dukungan dari Ibu Dinda, isteri Bupati Bima, makanya ruangan
untuk pameran sekaligus pemasaran pruduk Bima”, ujar Bun Hajar.
Kata dia, barang dagangan yang
tersedia di show room masih sangat kekurangan berbagai jenis makanan
ataupun penganan yang merupakan ciri khas Bima.
Ia mengaku, sejak show room
dibuka, penjualan kain tenunan Renda cukup tinggi. Pihaknya pun kesulitan
memenuhi pesanan seperti madu, susu kuda liar. Namun, pihaknya tetap
mengupayakan agar ruang yang tersedia terpenuhi oleh prudak lokal Bima. “Sejak
dibuka, sudah banyak kain Renda terjual, bisa laku enam sampai tujuh potong
setiap harinya. Dan harga juga cukup terjangkau”, ungkap Bun Hajar.
Menurutnya, setiap tamu yang datang
atau akan berangkat kembali ke luar Bima, sambil menunggu pesawat bisa melihat
berbagai jenis tenunan khas Bima. “Hitung-hitung sebagai buah tangan untuk
keluarga atau kerabat di rumah. Keberadaan show room di Bandara cukup membawa
peningkatan ekonomi”, ungkapnya.
Arsyad warga Bima yang tinggal di
Jakarta menyambut baik adanya ruang pamer tersebut (showroom), sebab dirinya
bisa langsung melihat hasil tenunan masyarakat Bima, terutama tenunan Renda
yang sudah menasional. “Di sini saya bisa langsung belanja bahan kain Renda
untuk sahabat dan keluarga di Jakarta sebagai oleh-oleh”, aku Arsyad.
Sayangnya, barang yang tersedia
masih banyak kosong. Bahkan disarankan untuk diisi dengan kue khas dari
Sila, mina sarua, bisa juga dodol dari rumput laut. “Termasuk dodol Wera,
sangat baik walaupun di simpan tiga hari bahkan sepekan masih baik untuk
dimakan dan tak akan basi”, ungkap Arsyad yang mengakui banyaknya potensi
daerah Bima yang belum dikelola secara baik. (SM.12)