Dompu, (SM).- Suara petasan dan kembang api yang diledakan pada
siang dan malam hari, mewarnai jalannya ibadah puasa di bulan Ramadhan setiap tahun. Demikian halnya dengan Ramadhan di tahun ini.
Petasan umumnya diledakan oleh kalangan –
anak mulai dari di tengah perkampungan maupun di pinggir jalan tanpa
kenal waktu. Parahnya, petasan dibunyikan saat masyarakat muslim sedang
melaksanakan Sholat Tarwih bersama di masjid.
Kondisi demikian membuat masyarakat
mengeluhkan maraknya penjualan petasan atau bahan peladak sejenisnya
tanpa ijin. Sementara suara ledakan tersebut membuat masyarakat merasa
terganggu. “Kami butuh ketenangan dalam melaksanakan ibadah puasa.
Tapi bagaimana kami bisa tenang sementara di sana sini suara petasan menggema”, kata Abdul Munir, salah seorang tokoh pemuda Desa Kakere.
Menurut Munir, sudah seharusnya aparat PolPP dan kepolisian melakukan upaya
menciptakan ketertiban umum. “Yang bermasalah, kenapa
petasan dibiarkan dijual bebas. Padahal barang itu pemicu ketidaknyaman
masyarakat”, ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan, Idham, warga mengeluhkan hal yang sama. Kata dia, pihaknya membutuhkan kenyamanan dari suara
ledakan petasan. “Suara petasan yang
diledakkan oleh anak – anak nakal membuat kami kaget”, katanya.
Iamenambahkan, “kami minta ketegasan
polisi untuk memberantasan penjualan petasan”, harapnya. (SM.15)