Reses, DPRD Serap Aspirasi Sambil Buka Puasa Bersama
SEBANYAK 30 orang anggota DPRD Dompu dari tiga Daerah Pemilihan
(Dapil) melakukan reses di wilayah pemilihannya pada Pemilu Legislativ tahun
2009 lalu.
Reses tersebut bertujuan menyerap aspirasi serta
membangun silaturrahim antara anggota dewan dengan konstituentnya. Hal yang menarik dari kegiatan reses kali yakni sambil menyerap
aspirasi, anggota dewan juga mengadakan buka
puasa ke keliling ke sejumlah masjid. Seperti yang ditunjukkan H.Ahmad MK, SH, M.HUM anggota
legislatof asal Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil tiga (Woja dan Kilo).
Kepada wartawan Selasa (23/7) H
Ahmad menyatakan,
hingga saat ini pihaknya masih melakukan reses di sejumlah desa/kelurahan
walaupun secara personal. “Saya masih
turun reses ke desa/kelurahan sambil melaksanakan buka puasa bersama dengan
warga”,
akunya.
Di Kelurahan Simpasai Kecamatan Woja, dirinya menyerap aspirasi masyarakat yang rata – rata mempersoalkan
tentang kondisi pembangunan infrastruktur yang belum memadai di wilayah
itu, seperti meminta perbaikan jalan raya, jalan lingkungan dan pembangunan
brojong di sepanjang sungai simpasai untuk menahan longsor pada bantaran sungai
akibat diterjang banjir. Sebab, di lokasi tersebut sangat rawan banjir kiriman
dari Sungai Raba Laju dan Sungai Silo setiap musim hujan.
Warga setempat juga meminta perbaikan
sarana ibadah seperti Masjid Baiturrahma serta masjid – masjid lain, agar
umat muslim setempat lebih nyaman dalam melaksanakan ibadah sholat. “Saya lihat masyarakat dominan mengeluhkan masalah pembangunan sarana fisik
ketimbang hal – hal lain”, terangnya.
Di sisi lain, melalui reses itu, dirinya mendapat banyak persoalan
diantaranya bidang penanaman nilai keagamaan di tengah masyarakat yang masih
minim. Padahal, salah satu misi Bupati dan Wakil Bupati
sekarang adalah menciptakan daerah Kabupaten Dompu yang religius.
Karenanya, program pemerintah di bidang
pengembangan religiusitas masyarakat Dompu dinilai
belum berjalan
secara optimal. Mestinya, harus ada Majels
Ta’alim sebagai
tempat untuk menimba ilmu agama yang akan melahirkan da’i yang matang. Kemudian
marbot – marbot pun diberikan insentif sebagai penunjang biaya hidup
mereka bersama keluarganya. “Pemerintah
jangan hanya menjadikan misi itu sebagai simbol saja. Tapi hal itu harus secara serius dan nyata”, pintanya.
Berbagai aspirasi konstituen yang diserap dalam reses, akan diperjuangkan agar terakomodir di dalam program pemerintah pada tahun 2013
mendatang. Kemudian dia menyarankan, mengenai dana pembinaan keagamaan harus
dikembalikan pada Bidang Kesejahetaraan Rakyat (Kesra), agar
lebih tepat sasaran. (SM.15)