Bima,(SM).- Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Pemerintah
Kabupaten Bima di Desa Doro O’o Kecamatan Langgudu, Ahad (01/07) sekitar pukul
20.00 wita, terungkap kesan pahit. Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST
dikabarkan menodongkan pistol ke arah mahasiswa yang mengajukan proposal.
Menurut pengakuan mahasiswa yang
menjadi korban, Sudirmasin, bertempat di RT 13 Desa Doro O’o, mereka dengan
sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Forum Solidaritas Pemuda
Pelajar Doro O’o, menyerahkan proposal pengadaan Komputer kepada Bupati Bima.
Namun waktu itu, Bupati menjelaskan tidak ada alokasi anggaran untuk proposal
yang mereka ajukan. “Bupati berlasan, proposal yang kami ajukan tidak tercantum
dalam APBD dan tidak singkron dengan program Kabupaten Bima,” ujar Sudirmasin
saat ditemui di Sat Reskrim Polrest Bima Kota, Senin kemarin.
Mereka tidak terima dan merasa
keberatan dengan alasan yang disampaikan Bupati Bima. Secara spontan, Syamsudin
merobek proposal tersebut dihadapan Bupati Bima sembari mengatakan, sudah tak
ada gunanya lagi proposal itu. “Melihat aksi merobek proposal, Ruslan yang juga
Ajudan Bupati dan rekan-rekannya langsung mengeroyok Syamsudin,” bebernya.
Diakui Sudirmasin, saat itu mereka
dipukul berkali-kali menggunakan tangan. Melihat aksi pengeroyokan tersebut,
dia dan rekannya coba melerai, namun Sudirmasin juga ikut dipukul
menggunakan tangan oleh Ruslan dan rekan-rekannya. “Tidak puas dengan itu,
Bupati mengeluarkan Pistol dan mengancam kami,” ujar Sudirmasin mengutip
kalimat Bupati.
Akibat kejadian itu, Sudirmasin
mengaku mengalami sakit dada, sedangkan Syamsudin mengalami bengkak pada bagian
muka. Tapi Syamsudin kini belum bisa hadir untuk memberikan laporan atas
insiden tersebut, karena masih trauma dan kabarnya diburu oleh Polisi Pamong
Praja. “Syamsudin masih berada di rumahnya di Doro O’o. Dia trauma,” katanya.
Di tempat yang sama, Ikhsan
mahasiswa yang mengaku melihat kejadian itu dan menjadi saksi atas laporan
Sudirmasin, membenarkan insiden itu. Dia membenarkan jika saat itu Syamsudin
merobek proposal dihadapan Bupati Bima. Oleh ajudannya, melihat tindakan
Syamsudin langsung melayangkan tinju dan mengeroyok. “Sudirmasin yang awalnya
coba melerai, tapi ikut dipukul,” ujarnya
Bahkan, lanjutnya, Bupati Bima juga
sempat mengeluarkan pistol dan mengancam mahasiswa yang ada di tempat itu.
“Karena takut, kami lari dan mengamankan diri,” tandasnya.
Sudirmasin menambahkan, atas insiden
itu pihaknya sudah melaporkannya ke Polres Bima Kota, pukul 14.00 wita, Senin
kemarin. Bahkan dirinya yang didampingi oleh rekan-rekannya sudah divisum.
Ajudan Bupati Bima, Ruslan yang
dikonfirmasi via Ponselnya, mengakui memukul mahasiswa tersebut. Kata dia, aksi
tersebut dilakukan lantaran dirinya tak tahan melihat tingkah pola oknum
mahasiswa yang begitu arogan dan mengata-ngatai Bupati. “Menurut saya,
mahasiswa ini sangat tidak menghormati dan menghargai Bupati. Masa’ merobek
proposal dihadapan Bupati sambil mengeluarkan kata-kata kasar,” tampik Ruslan.
Sementara Kabag Humas dan Protokol
Setda Kabupaten Bima Drs. Aris Gunawan yang dikonfirmasi, mengaku, dirinya
tidak berada di tempat kejadian perkara, namun yang diketahuinya, insiden itu
bermula saat mahasiswa menyerhakan proposal bantuan permohonan perangkat
komputer untuk organisasinya. Setelah Bupati melihat dan mempelajari, Bupati
menyarankan untuk membuat proposal lain, karena tidak ada alokasi dan untuk
pengadaan komputer untuk kelompok warga.
Rupanya, kata Aris, ada yang tidak
terima dengan penjelasan Bupati, kemudian menyobek proposal itu di depan Bupati.
Ajudan Bupati, Ruslan, yang merasa tindakkan itu sebagai penghinaan kepada
Kepala Daerah langsung beraksi dengan melakukan pemukulan. “Kalau yang saya
tahu, Bupati tak ikut memukul. Soal pistol, saya masih konfirmasi. Tapi info
dari teman-teman media, korban sudah melaporkan ke aparat berwajib. Karena
sudah masuk ranah hukum, kita tunggu hasil pemeriksaan Polisi,” katanya, Selasa
kemarin.
Kapolres Bima Kota, AKBP. Kumbul,
KS, SIK, SH mengatakan, sudah menerima laporan insiden tersebut dan korbannya
sudah di visum. “Kita langsung proses kasusnya sesuai dengan aturan yang
berlaku,” ujar Kumbul via handphone, Selasa kemarin.
Lanjutnya, mengenai laporan Bupati
mengancam korban dengan menggunakan pistol, pihaknya akan mendalami dulu.
“Terkait kasus ini, sudah tujuh orang yang kami ambil keterangannya,”
tambahnya.
Ajudan Bupati, Ruslan yang terus di
hubungi via Handphone, tak berhasil. Karena telepon genggamnya tidak aktif.
Demikian pula dengan Camat Langgudu yang kabarnya ada di lokasi kejadian,
dihubungi Koran ini melalui telepon genggamnya, tak aktif. (SM.07)