Dompu, (SM).- Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Dompu
tak lama lagi akan merealisasikan bantuan induk lele melalui program usaha
pembibitan rakyat (UPR) yang bersumber dari dana DAK 2012.
Kepala Dislutkan melalui Kabid
Budidaya Perikanan, Ir.Wahiddin M.SI, Minggu (29/7) mengatakan, sebanyak 6
kelompok UPR ditetapkan sebagai penerima bantuan. Rinciannya, 3 kelompok
di kecamatan Dompu, 2 Kelompok di Kecamatan Woja dan 1 Kelompok di Kecamatan
Pajo. Kelompok – kelompok penerima ditetapkan setelah melalui proses seleksi
yang cukup matang. “Jadi paket UPR sangat terbatas makanya kami melakukan
seleksi secara maksimal terhadap kelompok penerima bantuan ini,” terangnya.
Mantan Kabid Promisi Pariwisata pada
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Dompu ini menambahkan, pengadaan
paket bantun UPR sedang berlangsung dengan pagu dana sebesar Rp 100 juta.
“Induk yang akan kami berikan nanti adalah jenis lele jumbo jenis sangkuriang.
Baru beberapa paket yang ada. Makanya kami penuhi semuanya, baru dibagikan ke
kapada para kelompok,” ujarnya.
Untuk 1 kelompok UPR, kata dia
mendapat bantuan 50 ekor induk lele, berikut pejantannya. Disamping induk,
kelompok – kelompok juga mendapatkan pakan induk, pakan bibit dan pakan larfa
serta peralatan lain seperti terpal, ijon serta obat perangsang perkwaninan
lele.
Sementara paket bantuan rencananya
akan dibagikan kepada para kelompok penerima sekitar Bulan Agustus 2012 ini.
“Pokoknya paling telat minggu kedua bulan Agustus bantuan sudah kita
cairkan,” katanya.
Namun sebelum bantuan diberikan,
pihaknya terlebih dahulu memberikan bimbingan teknis (Bimtek) terhadap para
pengurus kelompok, sehingga mereka bisa berhasil dan berdaya guna dalam
melaksanakan usaha pembenihan ikan lele. Kegiatan Bumtek sudah dilaksanakan di
Balai Benih Ikan (BBI) milik Dislutkan beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini cukup efektif, karena
mereka bisa mendapat pengarahan dari petugas tehnis budidaya perikanan
sekaligus mempraktekkan langsung mengenai tatacara melakukan pembenihan ikan
lele dengan baik serta mengenali jenis lele jantan dan betina.
“Harus diakui bahwa sebagian
masyarakat belum paham bagaimana tehnis pembenihan ikan secara buatan. Untuk
itu, melalui bintek yang kami adakan, mereka paham tentang penggunaan teknologi
seperti ini. Harapannnya agar mereka dapat melaksanakan usahanya secara
maksimal,” tuturnya.
Lebih jauhnya, setelah bantuan
diberikan, Dislutkan berkomitmen dalam tempo enam bulan kemudian pihaknya
akan melakukan evaluasi kembali kelompok – kelompok penerima UPR. Jika
tidak menunjukan adanya perkembangan, Wahiddin berjanji akan menarik kembali
bantuan dimaksud kemudian diserahkan pada pihak lain yang membutuhkannya.
Sebab, tujuan pemerintah memberikan
bantuan seperti itu bermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat, tersedia
bibit ikan yang memadai dan untuk meningkatkan daya kosumsi ikan masyarakat. (SM.15)