Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pernyataan IDI Picu Reaksi Mantri dan Perawat

23 Juli 2012 | Senin, Juli 23, 2012 WIB Last Updated 2012-07-23T03:32:22Z

Dompu, (SM).- Pernyataan yang dilontarkan organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Dompu beberapa waktu lalu mengenai maraknya praktek kesehatan liar yang dilaksanakan mantri dan tenaga keperawatan ternyata memicu reaksi.

Pasalnya, pasca masalah itu mencuat di pemberitaan sejumlah media cetak, membuat para mantri dan bidan di Dompu marah keras. Buktinya, mantri dan perawat yang dituding melakukan  malpraktek tersebut nekat melaksanakan aksi demo di depan Kantor Dinas Kesehatan (Dikes) setempat Jum’at pagi kemarin.
Dalam unjuk rasa yang melibatkan kedua tenaga paramedis, menilai pernyataan IDI yang menyebutkan bahwa tenaga mantri dan perawat hanya sebatas ‘pembantu dokter’ dalam melakukan tindakan medis, merupakan kalimat yang terkesan melecehkan kredibilitas dan martabat mantri dan perawat Dompu khususnya. “Kami tidak terima disebut sebagai pembantu dokter karena kata itu sangat melecehkan kami”, tandas massa.
Karenannya, dengan tegas massa aksi mendesak IDI agar menarik kembali pernyataanya serta mengeluarkan permintaan maaf pada media bersangkutan. Jika tidak, mereka mengancam akan melakukan perlawanan terhadap para dokter di Dompu. “Kami minta Ketua IDI segera minta maaf kepada mantri dan dokter dalam waktu yang singkat”, pinta para mantri.
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Dompu, Gatot Gunawan, SKM, Sabtu (21/7) bertemu dengan Ketua IDI dr.H.Cahyaddi dan para pengurus diantaranya drg.H. Muh Faisal, dr.H.Dias Indarko, guna melakukan klarifikasi terhadap beberapa persoalan yang dianggap pemicu konflik dengan mantri dan perawat. Diantaranya mengenai pernyataan IDI soal  keberadaan perawat sebagai tenaga pembantu dokter.  
IDI mengakui pada dialog dengan  anggota komisi III beberapa waktu lalu pihaknya menyatakan, tenaga mantri dan perawat bertugas membantu dokter dalam melaksanakan tugas medis baik di rumah sakit bahkan di Puskesmas. 
“Kata membantu ini jangan dikonotasikan sebagai pembantu rumah tangga atau merasa direndahkan. Tapi tapi maksud kami bidan, mantri dan perawat adalah mitra kami dalam melaksanakan tugas menangani pasien. Kami harus mengakui bahwa tidak bisa melaksanakan tugas sendiri tanpa bermitra dengan mantri dan perawat”, jelasnya.
Tambahnya, apa yang mereka sampaikan seperti yang diberitakan sejumlah media cetak, itu sudah benar karena sesuai koridor hukum yang berlaku. “Kita merasa pernyataan itu sudah sesuai ketentuan UU Kesehatan RI”, ujarnya.
Sejauh ini IDI belum menyatakan kesiapannya untuk menyampaikan permintaan maaf terhadap mantri dan perawat atas statemen yang telah mereka keluarkan sebelumnya. “Kalau mantri dan perawat mau bertatap muka melakukan klarifikasi masalah ini, kami siap saja”, tandasnya.
Sementara Kepala Dikes, Gatot Gunawan SKM, MPPM menilai masalah ini hanya miskomunikasi antara mantri/perawat dengan IDI. Jika persoalan ini dibiarkan berlarut, tidak tertutup kemungkinan akan menimbulkan disharmonisasi berkepanjangan antara kedua lembaga dimaksud. Sehingga dikhawatirkan akan berimplikasi terhadap eksistensi pelayanan kesehatan masyarakat.
Karena demikian, pihaknya akan berupaya memfasilitasi kedua belah pihak guna menyelesaikan masalah itu. “Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk memfasilitasi kedua belah pihak agar bisa melakukan klarifikasi atas persoalan yang muncul”, terangnya. (SM.15)  
×
Berita Terbaru Update