Bima, (SM).-
Senin lalu di Gedung PKK, Wakil Bupati Bima Drs. H. Syafrudin, H.M. Nur, M.Pd
membuka secara resmi Wokshop dan Focus Discussion Group/FGD tentang arah dan strategi
pengembangan lahan kering berbasis inovasi di Kabupaten Bima.
Menurut panitia, lokakarya
ini mengacu pada sistem pengelolaan lahan kering di Kabupaten Bima yang umumnya
masih melakukan pendekatan tradisional dan minim sentuhan inovasi teknologi
terbarukan, sehingga tidak heran bila belum mampu menggenjot produksi pertanian
secara optimal. Karena itulah, hasil penelitian dan kajian tim profesor riset
akan memberikan sentuhan inovasi bagi peningkatan produktifitas pertanian lahan
kering.
Workshop tersebut
dihadiri oleh 18 Profesor Riset dari Kementerian Pertanian RI yang diketuai Profesor
Irsal Las, Kepala Bappeda Kabupaten Bima Drs. Muzakir, M. Sc dan para kepala
SKPD lingkup bidang pertanian.
Wakil Bupati Bima
dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Forum Komunikasi Profesor
Riset Balitbang Kementerian Pertanian RI yang telah memilih Kabupaten Bima
sebagai salah satu percontohan untuk pengembangan lahan kering yang berbasis
inovasi.
"Terpilihnya
Kabupaten Bima merupakan langkah yang tepat mengingat Bima merupakan salah satu
Kabupaten yang memiliki lahan kering yang luas", ujar Wabup.
Menurutnya, dari
luas wilayah Kabupaten Bima seluas 438.940 Ha. Dari areal ini, 7,38 persen
penggunaan merupakan lahan sawah sedangkan 92,62 persen merupakan lahan bukan
sawah dan dari luas tersebut 51,2 persen sebagai lahan kering yang tersebar di
18 kecamatan di Kabupaten Bima.
Wabup berharap,
workshop ini dapat menghasilkan rumusan dan model pengembangan lahan kering di
Kabupaten Bima yang mampu memberikan nilai tambah dalam meningkatkan produksi
dan produktifitas lahan kering yang pada akhirnya mampu memperbaiki dan
meningkatkan kesejahteraan petani di lahan kering.
Prof. Suyanto yang
mewakili para profesor riset mengatakan, salah satu masah utama yang
dihadapi saat ini adalah kian menciutnya lahan pertanian yang subur.
"Secara nasional, potensi lahan kering iklim kering di Indonesia seluas
6,68 juta Ha, sebagian telah mengalami degradasi dan kurang produktif. Oleh
karena itu kehadiran para profesor di Kabupaten Bima adalah untuk menawarkan
konsep sistem pertanian terpadu lahan kering iklim kering.
Kabupaten Bima,
salah satu dari 6 wilayah yang dikunjungi dan mempunyai komoditas unggulan
berupa bawang merah, jagung, padi, jagung dana komoditas pertanian lainnya.
Sebagai contoh, Desa Mbawa Kecamatan Donggo seluas 2.422 Ha merupakan desa yang
akan dijadikan desa contoh pilot project pengembangan lahan kering. (SM.04)