Bima,(SM).- Insiden pemukulan mahasiswa Doro O’o oleh Ajudan Bupati,
Ruslan dan diduga kuat menyeret nama Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST yang
juga ikut mengancam menggunakan senjata api, tak hanya dilaporkan dua korban
pemukulan, tapi juga oleh Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bima.
Selasa kemarin, puluhan mahasiswa
yang tergabung dalam organisasi itu mendatangi Polres Bima, melaporkan tindakan
dugaan kekerasan Bupati Bima yang telah memukul aktivis LMND Bima, Ahad malam
lalu di Desa Doro O’o.
Ketua LMND Bima, Fesardin
mengatakan, tindakan Bupati Bima dengan ajudannya sangat tidak patut dilakukan,
terlebih hal itu menimpa aktivis LMND Bima. Kendati menurut Bupati Bima dan
ajudannya tindakan aktivis LMND itu tak beretika, bukan berarti kemudian
melakukan pemukulan dan pengeroyokan. Karena ada cara lain yang bisa dilakukan,
seperti melaporkan tindakan pelecehan itu kepada Polisi. “Kami ingin
mendapatkan keadilan, karena jika dilihat dari kejadiannya, ada yang tidak
wajar,” ujarnya.
Dia mengaku, atas apa yang menimpa
aktivis LMND itu, mereka sudah melaporkannya ke LMND Pusat. Dari pusat, dalam
waktu dekat akan segera mengirim kuasa hukum dari PBHI untuk mengadvokasi
insiden itu. “Dalam waktu dekat pula kami akan menggelar aksi secara serentak
di seluruh Indonesia. Mengutuk tindakan Bupati Bima dan Ajudannya, sasarannya
di Mabes Polri dan seluruh Polda se-Indonesia,” bebernya.
Mengenai proposal, dia menyayangkan
sikap Bupati Bima yang menolak mentah-mentah permohonan bantuan komputer dari
mahasiswa tersebut. Tindakan itu tentu melukai hati dan perasaan mereka. “Kan
bisa saja proposal itu disimpan dulu atau apalah yang bisa menyenangkan mereka.
tidak menolak seperti itu,” sorotnya.
Kaur Reskrim yang dimintai
keterangan mengenai laporan itu, enggan berkomentar dan menyarankan untuk
menunggu kedatangan Kapolres dan Kasat Reskrim dari Mataram. “Ini perintah,
tunggu saja Kapolres dan Kasat Reskrim, besok mereka sudah ada di Bima,”
katanya. (SM.07)