Kota Bima, (SM).- Hasil survey yang dilakukan secara internal oleh pengurus
partai Hanura dan Gerindra Kota Bima, Hj. Ferra Amalia, SE yang saat ini juga
menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Bima, berada di posisi puncak. Survey tersebut
dilakukan sejak Mei hingga Juli 2012.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota
Bima, Chasman Ilmanagara, mengatakan, survey tersebut dilakukan dengan tehnik
interview dan pengumpulan data quisioner dengan system pengambilan sample.
Penelitiannya, menggunakan metode
tehnilk Simple Random Sample di 38 Kelurahan, dengan sampling error sebanyak 1
persen. Hasil yang didapat, menempatkan 2 nama Calon Walikota Bima yang dominan
dibicarakan di tingkat grassroot, dikaitkan dengan kepastian kendaraan Politik,
Kepastian Pergerakan Politik dan Popularitas Partainya. Hasil tersebut yakni,
Hj. Ferra Amalia,SE dengan elektabilitas 40 persen disusul H.Qurais H.Abidin 31
persen. Sementara Ferry Sofyan 5 persendan Syamsudin, SE 5 persen.
Dijelaskannya, variable yang
memperkuat elektabilitas Para calon yang disebutkan antara lain, jabatan
publik/politik yang diemban, kepastian kendaraan politik, kemampuan
berkomunikasi dengan masyarakat, popularitas dan elektabilitas Partai yang
dipimpin, serta kemampuan financial yang dimiliki.
Menurut dia, naiknya elektabilitas Hj.Ferra
Amalia, SE, karena diyakini masyarakat Kota Bima dengan beberapa argumentasi
rasional seperti, menduduki jabatan strategis selaku ketua DPD II Partai Golkar
Kota Bima, selaku Ketua DPRD Kota Bima sekaligus lembaga penggodok alokasi dana
pembangunan Infrastruktur Kota Bima sehingga apa yang dibangun Pemerintah saat
ini menjadi bagian dari hasil penggodokan di Badan panggar DPRD Kota Bima.
Selain itu, lanjutnya, Ferra
merupakan ikon emansipasi Pemimpin Perempuan atau Perwakilan kaum Perempuan
seperti ketua KPU Kota Bima dan memiliki kekuatan mesin politik tersystem dari
tingkat kelurahan sampai tingkat RW/RT yang mampu memobilisasi dukungan
masyarakat dengan pasti.
Sedangkan beberapa nama Bakal Calon
Walikota Bima seperti Subhan M.Nur, SH, Dr.Sucipto, Drs.H.Sudirman, M.Pd,
H.Junaidin, SE, Bunda Susi dan H.Zakaria, tambahnya, menempati elektabilitas
dan dukungan rakyat dibawah calon-calon yang diusung Partai Politik dengan
rata-rata membagi elektabilitas 19 persen.
Penyebab utama turunnya dukungan
masyarakat terhadap calon-calon independent tersebut, kata dia, disebabkan
ragu-ragunya masyarakat oleh karena tidak pastinya kendaraan politik, tidak
adanya deklarasi resmi untuk melegitimasi kepastiaannya sebagai calon
independent atau calon perseorangan sehingga di masyarakat bahwa tersebut
terkesan coba-coba dan setengah hati.
“Hal lain, munculnya pertanyaan di
hati masyarakat, apakah calon-calon independent tersebut mampu memenuhi syarat
administrasi yang ketat yang telah di tetapkan oleh KPU atau tidak, sehingga
masyarakat cenderung mengalihkan dukungan dan pilihan pada calon Walikota Bima
yang memiliki kepastian kendaraan politik,” tandasnya. (SM.01).