Bima, (SM).– Tingginya biaya pemasangan listrik di Kecamatan
Madapangga dipertanyakan mahasiswa asah Desa Rade, Kecamatan Madapangga yang
tergabung dalam Barisan Intelektual Muda (BIM) Bima. Guna menyikapinya, Sabtu
pekan lalu, massa menggelar audiensi dengan Perusahaan Listrik Negera (PLN)
Ranting Bolo guna mengklarifikasi tingginya biaya pemasangan listrik serta
maraknya pemasangan listrik secara liar yang berlangsung di halaman kantor PLN
setempat.
Liputan Koran ini, audiensi yang dihadiri sejumlah anggota
Asosiasi Kontraktor Listrik dan mekanikal Indonesia (AKLI) Ranting Bolo
tersebut dijaga aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Bolo.
Salah seorang anggota BIM, Hafid dalam audiensi mengatakan, data
serta hasil pengamatan di masyarakat, biaya pemasangan listrik pra bayar yang
ditarik AKLI pada masyarakat dinilai terlalu tinggi, melebihi ketentuan
pemasangan yang ditetapkan.
Anggota BIM lainnya, Satria mengatakan, selain biaya pemasangan
yang melambung tinggi, biaya penurunan daya yang ditarik PLN ataupun pihak AKLI
juga dinilai mencekik masyarakat, yang tentunya sangat bertolak belakang dengan
keberadaan PLN bersama AKLI untuk mensejahterahkan masyarakat. “Setahu kami,
keberadaan PLN bersama AKLI adalah untuk mensejahterahkan masyarakat bukan malah
mencekik,” kecamnya.
Ironisnya lagi, dalam pemasangan listrik pra bayar, saat ini banyak
berkeliaran oknum-oknum yang melakukan pemasangan liar dengan biaya pemasangan
yang tinggi pula. Hal ini juga termasuk pada biaya penurunan daya.
“Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ini menarik duluan uang
masyarakat sementara listrik hingga saat ini belum terpasang. Tentu tindakan
semacam ini sangat merugikan masyarakat”, ungkap Mahfud yang mengaku diri
Koordinator BIM.
Untuk itu, pihaknya mendesak PLN Ranting Bolo secepatnya menyikapi
pemasangan listrik secara liar yang diduga dilakukan para calo yang berkeliaran
di tengah- tengah masyarakat, mendesak PLN melakukan sosialisasi pemasangan listrik
pra bayar.
Menyikapai pernyataan mahasiswa, Kepala PLN Ranting Bolo, Iwan
Yulianto menjelaskan, biaya pemasangan listrik pra bayar yang dibayarkan
pelanggan pada PLN sudah sesuai ketentuan yang ada yaitu untuk Daya 450 VA
BP-nya sebesar Rp 337.500,- dengan biaya stroom perdana plus materai sebesar Rp
29 ribu, sehingga totalnya Rp 336.500,-, daya 900 VA BP-nya sebesar Rp 675.000,-,
biaya stroom perdana plus meterai Rp 29 ribu dengan jumlah total Rp 704 ribu.
Untuk daya 1300 VA BP-nya sebesar Rp 975 ribu, stroom perdana plus
meterai Rp 29 ribu dengan jumlah total Rp 1.004.000,-, daya 2200 VA BP-nya Rp
1.650.000,-, stroom perdana plus meterai Rp 29 ribu dengan total Rp 1.679 ribu.
”Biaya ini belum termasuk biaya pemasangan instalasi rumah. Untuk pemasangan instalasi
rumah pihak pelanggan dapat menghubungi instalasi resmi yaitu AKLI”, urainya.
Kata Iwan, soal dua tuntutan mahasiswa yang meminta pihaknya
menyikapi adanya oknum-oknum para calo, tentu akan ditindaklanjuti. Tetapi
untuk bisa menindaklanjuti adanya para calo, silahkan masyarakat melaporkan
pada kita jika melihat atau menemukan adanya para calo liar dimaksud dengan
data yang akurat. “Jika mahasiswa atau masyarakat yang menemukan para calo
liar, silahkan lapor kita”, pintanya.
Koordinator AKLI Ranting Bolo, Muhtar Ab yang dikonfirmasi
mengatakan, untuk biaya pemasangan instalasi tanam (3+1) antara lain pelanggan
dikenakan biaya pemasangan dengan volume 3 titik lampu sebesar Rp 786.600,-,
pemasangan titik kontak dengan volume 1 sebesar Rp 237.200,-, pemasangan kotak
pengaman 1 grup sebesar Rp 313.400,-, pemasangan adre 1 set sebesar Rp 217.400,
adiminstrasi AKLI dan asuransi sebesar Rp 150 ribu serta dikenakan biaya survey
Rp 50 ribu dengan total sebesar Rp.1.754.600,-. Sedangkan untuk biaya
pemasangan instalasi temple (3+1) totalnya sebesar Rp 1.621.100,-.
Lanjutnya, untuk biaya pemasangan instalasi tanam (2+1) pelanggan
dikenakan biaya pemasangan 2 titik lampu sebesar Rp. 524.400,-, pemasangan satu
titik kontak Rp 237.200,-, pemasangan kotak pengaman 1 grup Rp 313.400,-,
pemasangan adre 1 set Rp 217.400,-, administrasi AKLi dan asuransi Rp 150 ribu
dengan biaya survey Rp 50 ribu, total Rp 1. 492.400,-. “Sedangkan biaya
pemasangan instalasi tempel jumlah totalnya Rp 1.316.500,-”, sebutnya.
Sedangkan untuk biaya pemasangan instalasi tanam (1+1) pelanggan
dikenakan biaya pemasangan 1 titik lampu Rp 262.200,-, pemasangan 1 titik
kontak Rp 237.200,-, pasangan kotak pengaman 1 grup Rp 313.400,-, pemasangan adre
1 set Rp 217.400,-, administrasi AKLI dan asuransi Rp 150 ribu, biaya survey Rp
50 ribu dengan total Rp 1.230.200,-. Sedangkan untuk biaya pemasangan instalasi
tempel totalnya sebesar Rp 1.079.300,-. ”Jadi pelanggan tinggal menjumlahkan
saja biaya penyambungan yang dibayarkan pada PLN dengan biaya pemasangan
instalasi”, ungkapnya.
Ia menambahkan, biaya pemasangan instalasi dari berbagai jenis
tersebut merupakan biaya yang telah ditetapkan dalam juklak dan juknis AKLI
Cabang Bima.
Pantauan SM, setelah mendengar penjelasan Kepala PLN Ranting Bolo
serta Koordinator AKLI Ranting Bolo, para mahasiswa membubarkan diri dengan
harapan PLN bersama AKLI segera menumpas serta menindak tegas para calo liar
yang saat ini bergentayangan di tengah- tengah masyarakat. (SM.11)