Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tingginya Biaya Pemasangan Listrik Dipertanyakan?

18 Juni 2012 | Senin, Juni 18, 2012 WIB Last Updated 2012-06-18T03:00:37Z

Bima, (SM).– Tingginya biaya pemasangan listrik di Kecamatan Madapangga dipertanyakan mahasiswa asah Desa Rade, Kecamatan Madapangga yang tergabung dalam Barisan Intelektual Muda (BIM) Bima. Guna menyikapinya, Sabtu pekan lalu, massa menggelar audiensi dengan Perusahaan Listrik Negera (PLN) Ranting Bolo guna mengklarifikasi tingginya biaya pemasangan listrik serta maraknya pemasangan listrik secara liar yang berlangsung di halaman kantor PLN setempat.

Liputan Koran ini, audiensi yang dihadiri sejumlah anggota Asosiasi Kontraktor Listrik dan mekanikal Indonesia (AKLI) Ranting Bolo tersebut dijaga aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Bolo.
Salah seorang anggota BIM, Hafid dalam audiensi mengatakan, data serta hasil pengamatan di masyarakat, biaya pemasangan listrik pra bayar yang ditarik AKLI pada masyarakat dinilai terlalu tinggi, melebihi ketentuan pemasangan yang ditetapkan.
Anggota BIM lainnya, Satria mengatakan, selain biaya pemasangan yang melambung tinggi, biaya penurunan daya yang ditarik PLN ataupun pihak AKLI juga dinilai mencekik masyarakat, yang tentunya sangat bertolak belakang dengan keberadaan PLN bersama AKLI untuk mensejahterahkan masyarakat. “Setahu kami, keberadaan PLN bersama AKLI adalah untuk mensejahterahkan masyarakat bukan malah mencekik,” kecamnya.
Ironisnya lagi, dalam pemasangan listrik pra bayar, saat ini banyak berkeliaran oknum-oknum yang melakukan pemasangan liar dengan biaya pemasangan yang tinggi pula. Hal ini juga termasuk pada biaya penurunan daya.
“Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ini menarik duluan uang masyarakat sementara listrik hingga saat ini belum terpasang. Tentu tindakan semacam ini sangat merugikan masyarakat”, ungkap Mahfud yang mengaku diri Koordinator BIM.
Untuk itu, pihaknya mendesak PLN Ranting Bolo secepatnya menyikapi pemasangan listrik secara liar yang diduga dilakukan para calo yang berkeliaran di tengah- tengah masyarakat, mendesak PLN melakukan sosialisasi pemasangan listrik pra bayar.
Menyikapai pernyataan mahasiswa, Kepala PLN Ranting Bolo, Iwan Yulianto menjelaskan, biaya pemasangan listrik pra bayar yang dibayarkan pelanggan pada PLN sudah sesuai ketentuan yang ada yaitu untuk Daya 450 VA BP-nya sebesar Rp 337.500,- dengan biaya stroom perdana plus materai sebesar Rp 29 ribu, sehingga totalnya Rp 336.500,-, daya 900 VA BP-nya sebesar Rp 675.000,-, biaya stroom perdana plus meterai Rp 29 ribu dengan  jumlah total Rp 704 ribu.
Untuk daya 1300 VA BP-nya sebesar Rp 975 ribu, stroom perdana plus meterai Rp 29 ribu dengan jumlah total Rp 1.004.000,-, daya 2200 VA BP-nya Rp 1.650.000,-, stroom perdana plus meterai Rp 29 ribu dengan total Rp 1.679 ribu. ”Biaya ini belum termasuk biaya pemasangan instalasi rumah. Untuk pemasangan instalasi rumah pihak pelanggan dapat menghubungi instalasi resmi yaitu AKLI”, urainya.
Kata Iwan, soal dua tuntutan mahasiswa yang meminta pihaknya menyikapi adanya oknum-oknum para calo, tentu akan ditindaklanjuti. Tetapi untuk bisa menindaklanjuti adanya para calo, silahkan masyarakat melaporkan pada kita jika melihat atau menemukan adanya para calo liar dimaksud dengan data yang akurat. “Jika mahasiswa atau masyarakat yang menemukan para calo liar, silahkan lapor kita”, pintanya.
Koordinator AKLI Ranting Bolo, Muhtar Ab yang dikonfirmasi mengatakan, untuk biaya pemasangan instalasi tanam (3+1) antara lain pelanggan dikenakan biaya pemasangan dengan volume 3 titik lampu sebesar Rp 786.600,-, pemasangan titik kontak dengan volume 1 sebesar Rp 237.200,-, pemasangan kotak pengaman 1 grup sebesar Rp 313.400,-, pemasangan adre 1 set sebesar Rp 217.400, adiminstrasi AKLI dan asuransi sebesar Rp 150 ribu serta dikenakan biaya survey Rp 50 ribu dengan total sebesar Rp.1.754.600,-. Sedangkan untuk biaya pemasangan instalasi temple (3+1) totalnya sebesar Rp 1.621.100,-.
Lanjutnya, untuk biaya pemasangan instalasi tanam (2+1) pelanggan dikenakan biaya pemasangan 2 titik lampu sebesar Rp. 524.400,-, pemasangan satu titik kontak Rp 237.200,-, pemasangan kotak pengaman 1 grup Rp 313.400,-, pemasangan adre 1 set Rp 217.400,-, administrasi AKLi dan asuransi Rp 150 ribu dengan biaya survey Rp 50 ribu, total Rp 1. 492.400,-. “Sedangkan biaya pemasangan instalasi tempel jumlah totalnya Rp 1.316.500,-”, sebutnya.
Sedangkan untuk biaya pemasangan instalasi tanam (1+1) pelanggan dikenakan biaya pemasangan 1 titik lampu Rp 262.200,-, pemasangan 1 titik kontak Rp 237.200,-, pasangan kotak pengaman 1 grup Rp 313.400,-, pemasangan adre 1 set Rp 217.400,-, administrasi AKLI dan asuransi Rp 150 ribu, biaya survey Rp 50 ribu dengan total Rp 1.230.200,-. Sedangkan untuk biaya pemasangan instalasi tempel totalnya sebesar Rp 1.079.300,-. ”Jadi pelanggan tinggal menjumlahkan saja biaya penyambungan yang dibayarkan pada PLN dengan biaya pemasangan instalasi”, ungkapnya.
Ia menambahkan, biaya pemasangan instalasi dari berbagai jenis tersebut merupakan biaya yang telah ditetapkan dalam juklak dan juknis AKLI Cabang Bima.
Pantauan SM, setelah mendengar penjelasan Kepala PLN Ranting Bolo serta Koordinator AKLI Ranting Bolo, para mahasiswa membubarkan diri dengan harapan PLN bersama AKLI segera menumpas serta menindak tegas para calo liar yang saat ini bergentayangan di tengah- tengah masyarakat. (SM.11)
×
Berita Terbaru Update