Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ratusan Pelajar Kolo Bersihkan Pesisir Pantai

18 Juni 2012 | Senin, Juni 18, 2012 WIB Last Updated 2012-06-18T02:58:37Z

Kegiatan gotong royong membersihkan pesisir pantai Kolo oleh para pelajar dari empat sekolah, yakni SDN 13 Kota Bima, SDN 68, SMPN 10 Kota Bima dan SMKN 4 Kota Bima, Sabtu 16 Juni 2012. (Foto: Samada SM)
Kota Bima, (SM).- Ratusan pelajar dari empat sekolah seperti SDN 13, SDN 68, SMPN 10 Kota Bima dan SMKN 4 Kota Bima melaksanakan gotong royong memberihkan pesisir pantai dan sekitarnya, Sabtu (16/06). Masing-masing Kepala Sekolah, langsung memimpin kegiatan tersebut yang dimulai dari arah Utara menuju Selatan sekitar Pondok Wisata miliki Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bima.

Liputan Koran ini, kegiatan gotong-royong tersebut juga dihadiri Kepala Kelurahan Kolo, Abdin Manan yang didampingi anggota penyuluh Kelurahan Kolo. Nampak, sekali kebersamaan para pelajar dari berbagai tingkatan pendidikan itu yang bahu membahu membersihkan sampah sepanjang pantai.
Lurah Kolo, Abdin Manan kepada Suara Mandiri mengaku, kegiatan gotong royong ini dilakukan guna menindaklanjuti himbauan Walikota Bima dalam rangka Bulan Bhakti Gotong Royong tingkat Kota Bima. Disamping itu, pembersihan ini juga dilakukan demi menjaga kebersihan khususnya pantai Kolo, sebagai daya tarik pariwisata bagi para wisatawan, khusunya wisatawan lokal. “Kedepan kami akan terus berupaya melakakukan gotong royong dan menghimbau masyarakat Kolo untuk sadar kebersihan pantai, sehingga ikon Kolo Kota Wisata bisa diwujudkan”, ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SDN 68 Kota Bima, Syamsuddin Landa mengatakan, setelah jalan lintas Melayu Kolo ini diaspal, sejak saat itupula sepanjang Pantai Kolo sudah mulai didatangi para wisatawan lokal.
“Kolo ini sebagai tempat alternatif untuk berrekreasi dalam kota yang cukup nyaman, apalagi jalannya sudah dihotmix. Untuk itu memang harus disadari oleh semua warga Kolo, khususnya kaum pelajar untuk turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan”, pintanya.
Iapun menyambut baik, adanya rencana pemerintah yang memusatkan Kolo sebagai salah satu ikon pariwisata Kota Bima ataupun semacamnya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, harus mendapatkan dukungan semua pihak.
Salah seorang guru yang enggan menkorankan namanya, mengkirtik kebaradaan pondok wisata yang dibangun pemerintah. Katanya, Pondok Wisata itu saat ini sudah menjadi kandang kambing, karena tidak ada yang menjaganya, kondisinya sudah rusak sebab tidak dirawat. “Sayang sekali, bangunan itu sia-sia. Inilah bentuk keegoiusan pemerintah dalam membuat program. Tak pernah ada tindak lanjutnya, entah mau dijadikan apa pondok itu”, herannya.
Ia pun berandai, jika tidak manfaatkan, sebaiknya pondok itu digunakan untuk perumahan guru, sambil menunggu rencana Pariwisata berikutnya. “Dari pada jadi kandang binatang dan tempat “mesum”, lebih baik jadia perumahan guru atau apalah yang bermanfaat”, sorotnya.
Ia menambahkan, agar pantai Kolo terjaga kebersihannya, pemerintah harus memasang papan peringatan atau himbauan kepada masyarakat maupun pengunjung pantai Kolo untuk menjaga kebersihan, dan tidak lagi mengambil batu dan pasir di sepanjang pantai.
“Jika ini dilakukan pantai akan terlihat bersih dan indah. Jika pasir dan batu tidak diambil lagi, tentu tidak akan terjadi abrasi. Untuk itu diperlukan sikap yang tegas dari pemerintah terkait”, sarannya. (SM.02)
×
Berita Terbaru Update