Lintas Tano-Sape
sepanjang 300 km sering jadi bahan perbincangan sejumlah pengguna jalan. Dulu
tak sedikit pengguna jalan yang pernah berkendara di lintas Poto Tano KSB
menuju Pelabuhan Sape Bima memberi komennegative
mengenai keadaan jalan itu. Kini komentar positif tentang jalan yang sudah
mulus itu, muali terdengar. Ya, tentu saja banyak yang merasakan perubahan
kondisi jalan, Pemprov NTB memang menjadikan percepatan kemantapan jalan ini
salah satu prioritas. Dulu sakit hati, kini mulai dipuji
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Aduh, dulu saya sakit hati
setiap jalan, kapan jalan ini akan baik, tapi sekarang sudah ada ketenangan,
karena jalannya sudah beres semua.” kata Ismail, seorang Sopir Truk di Bima.
“Kalau dulu saya sering ganti Ban
dan Per mobil, banyak pengeluaran, bosen
saya. Sekarang sih sudah lancar, biaya pemeliharaan berkurang.” Tutur Hartono
Pengusaha Bus AKAP
“Dulu jalannya kecil dan
rusak, saya sehari kalau jalan dari Bima
ke Sumbawa, sekarang sudah lebar dan cepat.”
Jelas Arsyad seorang Sopir Expedisi
“Kalau dulu saat kita menempuh
jarak kan agak lama, sekarang kan lebih cepat lah.
Mobil kami sore sudah digudang, kalau dulu biasanya sudah malam baru masuk
gudang.” Tutur Agus, Distributor Mitan di Bima.
Tak hanya masyarakat di NTB saja
yang memberi pandangan positif. Wisatawan tak sedikit pula menuliskan kisah
perjalanan mereka saat melintas di Pula Sumbawa. “Jalan Trans Sumbawa termasuk bagus dan lebar,”
tulis seorang blogger di electrum.wordpress.com.
Blog itu adalah blog perjalanan
wisata yang dalam satu tulisannya meliput perjalanan ke Pulau Komodo di Nusa
Tenggara Timur. Blog dan beberapa website wisata lainnya juga memberi komentar
sama mengenai kondisi jalan yang sudah baik itu.
Berbeda dengan tulisan para
blogger yang di-update dua atau tiga tahun lalu. Hampir semua yang pernah
menempuh lintas Tano-Sape memberi kesan kondisi jalan buruk dan sempit.
Sekarang, perubahan keadaan jalan itu ternyata memang dirasakan banyak orang.
Keberadaan prasarana transportasi
khususnya jalan raya penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan di
sebuah daerah. Itu sebabnya Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan Wagub Ir.
H. Badrul Munir. MM, menjadikan infrastruktur sebagai salah satu program
prioritas. Pasangan kepala daerah ini menyadari, infrastruktur memegang peranan
penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
“Ketersediaan infrastruktur yang
memadai akan menunjang seluruh sektor bergerak. Potensi yang melimpah akan
dapat dikelola lebih optimal,” ujar Wagub H Badrul Munir saat pencanangan program
percepatan pembangunan infrastruktur di Kecamatan Moyo Hilir, Juli tahun lalu.
Pencanangan program yang sama di
Pulau Lombok dipusatkan di Kabupaten Lombok Tengah
yang dihadiri Gubernur H Zainul Majdi.
Kerusakan jalan di NTB sebelum
program percepatan pembangunan infrastruktur ini tak sedikit berada di
simpul-simpul ekonomi potensial. Seperti ruas jalan di Dompu terutama di
Kecamatan Pekat dan Kilo. Dahulukeadaan jalan di dua kecamatan ini dikeluhkan
warga karena kondisinya sangat memprihatikan. Begitu pula akses jalan menuju
Pantai Lakey, Hu’u. Jalan menuju objek wisata ini rusak parah. Wisatawan yang
berkunjung ke sana
menempatkan jalan yang rusak sebagai keluhan utama mereka.
Keadaan yang sama di ruas jalan
simpul-simpul ekonomi di Kabupaten Sumbawa juga tidak sedikit. Misalnya, ruas
jalan nasional wilayah Timur yakni Plampang-Empang. Kemudian di wilayah
Selatan, jalan trans Sumbawa-Bima. Pal
IV Moyohulu-Lenang Guar dan Jalan di Sebewe menuju Lar Limung. Lar Limung
merupakan pusat pecontohan program Bumi Sejuta Sapi (BSS).
Kini, sepanjang 2012 Pemprov NTB
berupaya memantapkan jalan provinsi sepanjang 240 km yang menyebar di Pulau
Lombok dan Sumbawa dengan 20 paket pekerjaan di Pulau Sumbawa. Proyek
kemantapan jalan provinsi itu merupakan bagian dari program percepatan
infrastruktur jalan provinsi di Pulau Lombok dan Sumbawa
dengan dukungan anggaran yang memadai. Anggaran belanja langsung di 2012
diprioritaskan untuk jalan, yakni sekitar Rp250 miliar dari total sekitar Rp646
miliar lebih. Pemerintah Provinsi NTB memprioritaskan anggaran belanja langsung
dalam APBD 2012 untuk program percepatan infrastruktur jalan provinsi yang
dilakukan dalam tahun jamak.
Sejak dianggarkan pada 2010 lalu,
dimulailah program percepatan berupa proyek kemantapan jalan provinsi sepanjang
430.65 kilometer baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa dengan dukungan
anggaran sebesar Rp499,8 miliar.
Untuk Pulau Lombok ditargetkan
kemantapan jalan sepanjang 196 kilometer yang menyebar di lima
kabupaten dan kota.
Sedangkan untuk pulau Sumbawa, panjang jalan yang akan dikerjakan sepanjang
234.62 kilometer yang juga tersebar di lima
kabupaten dan kota.
Dana hampir setengah triliun
rupiah itu bersumber dari APBD Provinsi NTB yang dialokasikan sejak 2011 hingga
2013, dan telah diperkuat dengan perda yang telah disetujui DPRD NTB pada 16
Desember 2010.
Data dari Dinas Pekerjaan Umum
(PU) NTB, pada 2010 ruas jalan provinsi
di wilayah NTB terdata sepanjang 1.772 kilometer, terdiri dari 672 kilometer
(41 persen) di Pulau Lombok dan 1.099 kilometer (59 persen) di Pulau Sumbawa.
Kemantapan jalan provinsi di wilayah NTB baru 44,25 persen atau 784 kilometer.
Khusus di Pulau Lombok mencapai 69 persen dan
di Pulau Sumbawa 33 persen.
Sampai akhir 2010 tingkat
kemantapan jalan provinsi di wilayah NTB mencapai 46,95 persen atau baru 832
kilometer, atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,7 persen atau 48 kilometer
setiap tahun.
Karena itu, ditempuh program
percepatan pembangunan infrastruktur jalan dengan target kemantapan jalan
provinsi di wilayah NTB secara keseluruhan mencapai lebih dari 65.78 persen.
Selain dukungan dana APBD
Provinsi NTB dengan tahun jamak sebesar Rp499,8 miliar untuk target kemantapan
jalan sepanjang 430.65 kilometer itu, NTB juga mendapat dukungan anggaran dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) 2011 sebesar Rp.19.5 miliar. Pada 2010 dukungan DAK
hanya sebesar Rp.12.2 miliar. Dukungan anggaran untuk percepatan infrastruktur
jalan lainnya bersumber dari dana 'Ad Hoc' Kementerian Keuangan Republik Indonesia
sebesar Rp69,3 miliar.
Anggaran DAK untuk jangkauan ruas
jalan sepanjang 14 kilometer, sedangkan dana "Ad Hoc" untuk ruas
jalan sepanjang 39 kilometer, sehingga ada 38 paket ruas jalan yang juga telah dikontrakan
dalam tahun anggaran 2011, masing-masing 20 paket jalan tahun jamak dan 18
paket tahunan (regular).
Dengan demikian, dari dukungan
anggaran yang ada ditargetkan proyek kemantapan jalan provinsi di wilayah NTB
dalam tiga tahun ke depan mencakup ruas jalan sepanjang 430.65 kilometer.
Di akhir 2013 diharapkan terjadi
kemantapan jalan sepanjang 1.160 kilometer atau 65,78 persen, dan jika dukungan
anggaran pusat tetap berlanjut maka ditergetkan akan ada ruas jalan sepanjang
1.206 kilometer atau 68,1 persen jalan mantap setelah 2013.
Jalan Nasional
Pemerintah mengalokasikan
anggaran sebesar Rp720 miliar pada APBN 2012 di pos anggaran Kementerian
Pekerjaan Umum (PU), untuk kemantapan jalan nasional di Pulau Sumbawa,
NTB. Kementerian PU lebih fokus meningkatkan kemantapan jalan nasional di Pulau
Sumbawa mulai 2012, setelah kemantapan jalan nasional di Pulau Lombok relatif
baik. Kemantapan jalan nasional di Pulau Lombok
sudah lebih dari 90 persen sehingga fokus perhatian Kementerian PU dialihkan ke
Pulau Sumbawa.
Kemantapan jalan nasional di
wilayah NTB relatif baik yakni 438,65 kilometer atau 72,88 persen dari total panjang
jalan nasional yakni 632,17 kilometer (data
kondisi akhir tahun 2011), berada dalam kondisi baik dan 38,20 kilometer
(6,35 persen) berada dalam kondisi sedang.
Jalan nasional di wilayah NTB
yang berada dalam kondisi rusak ringan sepanjang 59,41 (9,87 persen) dan 65,59
kilometer (10,90 persen) yang berada dalam kondisi rusak berat.
Sebagian besar ruas jalan
nasional dalam kondisi baik itu berada di Pulau Lombok, sehingga ruas jalan di
Pulau Sumbawa yang masih harus diperhatikan, sehingga diprediksi tingkat
kemantapan jalan Nasional akhir tahun 2012 mencapai mantap 100 persen.
Panjang jalan nasional di wilayah
NTB mencapai 632.17 kilometer antara lain, ruas jalan dari Pelabuhan Lembar di
Kabupaten Lombok Barat menuju Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur hingga
Pelabuhan Poto Tano di Pulau Sumbawa dan jalan jurusan Sumbawa-Bima sampai di
Pelabuhan Sape.
Jalan nasional itu merupakan
jalur jalan truk angkutan barang jenis tronton (daya angkut melebihi 20 ton)
dari Pelabuhan Lembar di Pulau Lombok ke Pulau
Sumba, melewati pelabuhan penyeberangan Poto Tano. [Tim]