Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Warnet tak Blokir Situs Porno?

12 Mei 2012 | Sabtu, Mei 12, 2012 WIB Last Updated 2012-05-13T12:03:37Z

Bima, (SM).- Kurangnya kepedulian dan pengetahuan dari sejumlah pengusaha Warung Internet (warnet) di Kabupaten Bima dalam pemblokiran situs-situs porno, disesalkan Mustamin, guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) SMA Islam Al Maliki Kecamatan Woha.

Menurut Mustamin, sepuluh warnet yang pernah dikunjunginya, dia mengklaim hanya satu yang melalukan pemblokiran terhadap situs porno. Sebagai guru dan pemerhati IT di Kecamatan Woha, dia merasa prihatin, karena pornografi saat ini adalah musuh utama dunia pendidikan, dan saluran utama dari penyebaran Pornografi itu sendiri adalah lewat internet. “Harusnya sebagai penyedia jasa, pengusaha warnet peduli dengan ‘kesehatan’ lingkungan usahanya, sehingga client dapat berinternet dengan sehat,” terang Mustamin.
Dikatakannya, sebagai pengguna, tentu saja tidak dapat menyalahkan dan melakukan aksi sabotase terhadap internet, lagipula internet hanyalah obyek. Paling baik yang bisa dilakukan pihaknya, mengatur penggunaan internet itu sendiri. Pengusaha internet punya otorisasi penuh untuk membatasi hak akses bagi clientnya terhadap situs-situs tertentu dalam hal ini situs yang memuat kontent-kontent pornografi.
Mustamin menilai, peran serta pengusaha warnet sangat besar nilainya dalam meminimalisasi penyebaran pornografi di kalangan anak muda. Meski akses internet tidak melulu dilakukan di warnet, tapi minimal internet dalam lingkungan keluarga atau lingkungan kerja tidak dapat dilakukan secara bebas karena dia yakin orang tua dalam keluarga dan Bos dalam lingkungan kerja tidak akan menutup mata dari keberadaan pornografi dalam lingkungannya masing-masing.
Mustamin berharap adanya partisipasi dari pengusaha warnet dan pengelola PLIK untuk mendukung program internet sehat, dengan memblokir situs-situs porno. Dia yakin dengan adanya pemblokiran tersebut tidak akan banyak berpengaruh terhadap pemasukan usaha.
Malah, lanjutnya, hal itu akan lebih meningkatkan pemasukan usaha, karena berdasarkan hasil riset ‘kecil-kecilan’ yang pernah dilakukan, rata-rata pengguna internet merasa tidak betah berlama-lama menggunakan internet di warnet adalah karena lamanya loading (lola) waktu akses. Dia mensinyalir, sebagian besar jatah bandwitch digunakan untuk mendownload dan atau menonton film-film porno secara online.
Senada dengan Mustamin, Ovan salah seorang pengusaha warnet yang beroperasi di bilangan pertokoan Tente bahwa pemblokiran terhadap situs porno sama sekali tidak berpengaruh terhadap pemasukan usaha warnet. “Alhamdulillah, kami tidak merasakan adanya penurunan income usaha sejak kami memblokir situs porno mulai setahun yang lalu. Malah sejak memakai jasa Nawala Project dalam menyaring situs-situs porno, pemasukan warnet malah relatif meningkat,” akunya.
Kedepan, Ovan berharap sosialisasi internet sehat tidak melulu dilakukan dalam lingkungan sekolah tapi lebih lagi terhadap pengusaha warnet dan pengelola PLIK. “Saya sangat berharap Dinas terkait dan teman-teman dari Kampung Media bisa turun mengunjungi warnet-warnet untuk mensosialisasikan internet sehat. Saya yakin teman-teman pengusaha warnet bukan melulu karena tidak peduli tapi lebih kepada ketidaktahuan mereka tentang internet sehat. Toh tidak semua pengusaha warnet itu paham IT,” tandasnya. (SM.01)
×
Berita Terbaru Update