Dompu, (SM).- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar
terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi demikian sangat
dirasakan masyarakat petani dan nelayan, karena dapat menghambat
aktifitas mereka.
Kepala Dinas Koperindagtamben
H.Kharul Insyan SE,MM yang dikonfirmasi Senin (07/5) mengakui terjadi
kelangkaan solar di kalangan masyarakat ekonomi kebawah. Sejak muncul
persoalan tersebut, dia mengaku sering mendapat keluhan dari warga,
diantaranya para nelayan. Mereka hanya sebagian kecil yang bisa melaut,
karena kesulitan mendapatkan bahan bakar solar.
Menurut Khaerul, hasil monitoring
dan evalusi (Monev) yang dilakukan pihaknya di beberapa Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Dompu, terungkap pendistribusian solar
dari pertamina Kabupaten Bima ke masing – masing SPBU tetap lancar pada saat
jam kerja, terkecuali hari libur. “Tidak ada masalah dengan
pendistribusian. Tetap lancar mulai dari Senin sampai hari Sabtu,”
ujarnya.
Lanjut dia, jatah solar setiap hari
untuk SPBU O’o, Karijawa dan Balibunga mencapai 10 ribu liter,
sedangkan di SPBU Manggelewa hanya 5 ribu liter/hari. Namun ia mencium ‘aroma
tidak sedap’ di tingkat SPBU, terkait pelayanan dalam memberikan jatah solar
kepada para pelangganan. “Kami melihat penyebab kelangkaan solar ini akibat
pelayanan SPBU yang kurang tepat dan melebihi batas maksimum,” duganya.
Parahnya, solar bersubsidi
terindikasi lebih banyak diberikan kepada industri besar yang tak
sepantasnya mendapatkan bahan bakar. “Ingat BBM bersubsidi hanya
diperuntukan bagi masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah,” urainya.
Terkait hal itu, pihaknya akan
melayangkan surat himbuan kepada para pemilik SPBU agar membatasi pelayanan
solar kepada jirigen dan memberikan BBM bersubsidi pada industri dan
meminta pihak pertamina Kabupaten Bima agar menambah kuota solar untuk
Kabupaten Dompu agar persoalan kelangkaan solar segera teratasi
sehingga masyarakat yang menggantungkan diri pada bahan bakar tersebut
bisa melaksanakan usaha dalam menumbuhkan ekonomi keluarganya tetap berjalan
lancar. “Terlebih lagi kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar
memperketat penjagaan ditiap palang untuk mencegah BBM asal Dompu dibawah keluar,’’tegasnya.
Sementara Pegawai SPBU O’o
Yustus yang dikonfirmasi di kantornya mengatakan, pihaknya merasakan kesulitan
sebagian masyarakat Dompu dalam memperoleh bahan bakar solar. “Kami menyadari
hal itu. Solar di SPBU kami cepat habis dan masyarakat banyak yang tidak
dapat,” katanya.
Yustus membantah penyebab masalah
ini karena ulah pihak SPBU yang bermain dengan para pemilik industri
maupun memberikan solar kepada jirigen melebihi batas. ‘’Wah..kalau
informasi itu tidak benar pak. Kami tetap mengatur pelayanan seperti biasa,”
tandasnya.
Menurut dia, penyebab
kelangkaan solar akibat ada perubahan kebijakan dari pertamina Bima dalam
pendistribusian solar di masing – masing SPBU salah satunya SPBU O’o. Biasanya
setiap hari mendapat jatah 10 ribu liter, tapi kini tidak menentu
dan bisa hanya dikirim 5 ribu liter per hari. “Semenjak ada rencana kenaikan
BBM kemarin, SPBU kami menerima jatah solar tidak menentu. Misalnya kadang hari
ini dikirim 10 ribu liter, besok 5 ribu liter lagi. Seperti itu sampai
sekarang,” tuturnya.
Kebijakan seperti membuat mereka
kesulitan dalam mengatur pelayanan terhadap para pembeli terutama yang memiliki
ijin pangkalan. Jatah mereka terpaksa dikurangi dari biasanya
dikala kiriman minyak dari pertamina menipis. “Kami kewalahan
mengaturnya. Kadang kami harus bertele – tele dengan para pembeli, karena jatah
dikurangi. Misalnya pembeli menggunakan jirigen yang berijin, biasa kami
kasi 100 liter perhari. Tapi sekarang mereka hanya dapat antara 20 – 40
liter/hari,” ujarnya.
Sementara pantauan langsung wartawan
di SPBU Karijawa sekitar pukul 09.00 wita Senin kemarin, tampak pelayanan
terhadap pembeli menggunakan jirigen cukup tinggi. Terindikasi perorang dikasi
sampai puluhan jirigen dan mereka datang dengan menggunakan mobil. Bahkan ada
pula kendaraan truk yang berisi puluhan drum plastik terlihat mengantri
untuk mendapatkan solar. (SM.15)