Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Solar Langka, Permainan SPBU?

08 Mei 2012 | Selasa, Mei 08, 2012 WIB Last Updated 2012-05-08T05:17:43Z

Dompu, (SM).- Kelangkaan  bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi  demikian sangat dirasakan masyarakat petani dan  nelayan, karena dapat menghambat aktifitas mereka.
Kepala Dinas Koperindagtamben H.Kharul Insyan SE,MM yang dikonfirmasi Senin (07/5) mengakui terjadi kelangkaan solar di kalangan masyarakat ekonomi kebawah.  Sejak muncul persoalan tersebut,  dia mengaku sering mendapat keluhan dari warga,  diantaranya para nelayan. Mereka hanya sebagian kecil yang bisa melaut, karena  kesulitan mendapatkan bahan bakar solar. 

Menurut Khaerul, hasil monitoring dan evalusi (Monev) yang dilakukan  pihaknya di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Dompu, terungkap pendistribusian solar dari pertamina Kabupaten Bima ke masing – masing SPBU tetap lancar pada saat jam kerja, terkecuali hari libur.  “Tidak ada masalah dengan pendistribusian. Tetap lancar  mulai dari Senin sampai hari Sabtu,” ujarnya.
Lanjut dia, jatah solar setiap hari untuk SPBU O’o,  Karijawa dan  Balibunga mencapai 10 ribu liter, sedangkan di SPBU Manggelewa hanya 5 ribu liter/hari. Namun ia mencium ‘aroma tidak sedap’ di tingkat SPBU, terkait pelayanan dalam memberikan jatah solar kepada para pelangganan. “Kami melihat penyebab kelangkaan solar ini akibat pelayanan SPBU yang kurang tepat dan melebihi batas maksimum,” duganya.
Parahnya, solar bersubsidi terindikasi lebih banyak diberikan kepada  industri besar yang tak sepantasnya mendapatkan bahan bakar.  “Ingat BBM bersubsidi hanya diperuntukan bagi masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah,” urainya.
Terkait hal itu, pihaknya  akan melayangkan surat himbuan kepada para  pemilik SPBU agar membatasi pelayanan solar kepada jirigen dan memberikan BBM bersubsidi pada industri dan meminta  pihak pertamina Kabupaten Bima agar menambah kuota solar untuk Kabupaten Dompu  agar persoalan kelangkaan solar segera teratasi sehingga masyarakat  yang menggantungkan diri pada bahan bakar tersebut bisa melaksanakan usaha dalam menumbuhkan ekonomi keluarganya tetap berjalan lancar. “Terlebih lagi kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar memperketat penjagaan ditiap palang untuk mencegah BBM asal Dompu dibawah keluar,’’tegasnya.
Sementara Pegawai SPBU O’o  Yustus yang dikonfirmasi di kantornya mengatakan, pihaknya merasakan kesulitan sebagian masyarakat Dompu dalam memperoleh bahan bakar solar. “Kami menyadari hal itu. Solar di SPBU kami cepat habis dan masyarakat banyak yang tidak dapat,” katanya.
Yustus membantah penyebab masalah ini karena ulah  pihak SPBU yang bermain dengan para pemilik industri maupun memberikan  solar kepada  jirigen melebihi batas. ‘’Wah..kalau informasi itu tidak benar pak. Kami tetap mengatur pelayanan seperti biasa,” tandasnya.
Menurut dia,  penyebab kelangkaan  solar akibat ada perubahan kebijakan dari pertamina Bima dalam pendistribusian solar di masing – masing SPBU salah satunya SPBU O’o. Biasanya setiap hari mendapat jatah 10 ribu liter,  tapi kini tidak menentu  dan bisa hanya dikirim 5 ribu liter per hari. “Semenjak ada rencana kenaikan BBM kemarin, SPBU kami menerima jatah solar tidak menentu. Misalnya kadang hari ini dikirim 10 ribu liter, besok 5 ribu liter lagi. Seperti itu sampai sekarang,” tuturnya.
Kebijakan seperti membuat mereka kesulitan dalam mengatur pelayanan terhadap para pembeli terutama yang memiliki ijin pangkalan. Jatah mereka terpaksa dikurangi dari biasanya dikala   kiriman minyak dari pertamina menipis. “Kami kewalahan mengaturnya. Kadang kami harus bertele – tele dengan para pembeli, karena jatah dikurangi. Misalnya pembeli menggunakan  jirigen yang berijin, biasa kami kasi 100 liter perhari. Tapi sekarang  mereka hanya dapat antara 20 – 40 liter/hari,” ujarnya.
Sementara pantauan langsung wartawan di SPBU Karijawa sekitar pukul 09.00 wita Senin kemarin,  tampak pelayanan terhadap pembeli menggunakan jirigen cukup tinggi. Terindikasi perorang dikasi sampai puluhan jirigen dan mereka datang dengan menggunakan mobil. Bahkan ada pula kendaraan truk yang berisi  puluhan drum plastik terlihat mengantri untuk mendapatkan solar. (SM.15)
×
Berita Terbaru Update