Bima,(SM).- Lahan
pertanian yang sedianya akan dipanen dalam waktu dekat ini di tiga Kecamatan,
dipastikan gagal panen. Sekitar ribuan hektar lahan pertanian, dilululantahkan
oleh banjir Sabtu (26/5) lalu,
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten
Bima melalui Kepala Bidang Rehabilitasi Pengembangan Lahan dan Perlindungan
Tanaman (RPL - PT) HM. Natsir, HMS, jumlah kerugian berbagai jenis tanaman di
tiga Kecamatan, masing-masing Kecamatan Belo, Woha dan Langgudu mencapai ribuan
hektar. “Dari sebanyak itu, hanya sekityar 20 persen saja yang bisa
diselematkan, selebihnya hancur dihantam banjir,” ujarnya, Senin kemarin.
Dia menyebutkan, dari data sementara, di Kecamatan Belo, lahan
untuk tanaman bawang merah yang digenangi banjir seluas 805 hektar. Kemudian
lahan yang ditanami Padi sebanyak 331 hektar dan lahan kedelai sebanyak 72
hektar.
Lalu lahan di Kecamatan Woha, untuk tanaman padi sebanyak 97
hektar dan lahan yang ditanami kedelai sebanyak dua hektar. Kemudian pada
Kecamatan Langgudu, lahan padi yang digenangi banjir seluas 35 hektar dan lahan
kedelai sebanyak 25 hektar. “Ini baru data sementara. Petugas kami dilapangan
masih terus melakukan pendataan kerugian lahan pertanian,” katanya.
Natsir mengaku, semua jenis tanaman yang di terjang banjir,
sebagian besar beberapa hari lagi siap di panen. Bahkan tak sedikit pula yang
sudah memanen dan menyimpan hasilnya di sekitar sawah untuk dikeringkan.
“Tanaman yang disimpan dan dikeringkan di sekitar sawah juga ludes di terpa
banjir hingga tak tersisa,” bebernya.
Kendati demikian, pemerintah sangat berharap, dari sekian lahan
yang di telan banjir, ada sebagiannya yang masih bisa diselamatkan.
Ditambahkannya, setelah semua data kerugian lahan pertanian rampung, secepatnya
akan dilaporkan pada Bupati Bima, Pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah Pusat.
Agar dalam waktu dekat pemerintah Provinsi dan Pusat segera merespon memberikan
bantuan pada petani. “Bantuan biasanya dalam bentuk program pemberian bibit.
Untuk dana biasanya diberikan oleh BPBD,” tambahnya. (SM.07)