TIM Juri
lomba desa tingkat Kabupaten Bima yang mengadakan penilaian, Sabtu (5/5) disambut meriah oleh Camat
Palibelo Drs. Zainuddin yang didampingi Forum Pimpinan Kecamatan, Kepala Desa (Kades) Roi dan warga Desa Roi yang tumpah ruah
bersama alunan hadrah yang penuh semangat.
"Ijinkanlah kami mengucapkan selamat
datang kepada tim juri lomba. Mohon maaf atas segala keterbatasan
dan kekurangan kami". Demikian kata Drs. Zainuddin, Camat Palibelo dalam sambutannya di hadapan
tim juri di halaman aula kantor Desa Roi.
Zainuddin selanjutnya mengungkap beberapa
potensi dan kemajuan yang dicapai Desa Roi sebagai duta kecamatan Palibelo dalam Lomba Desa tahun ini. "Dari sisi
infrastruktur, dengan dibukanya ruas jalan Talabiu-Dore, tentu saja telah
berdampak positif terhadap terbukanya akses bagi kemajuan Desa Roi”, ungkapnya.
Awalnya, Desa Roi saat bergabung dengan Belo adalah
daerah kategori desa tertinddal (IDT).
Tetapi, saat ini seiring dengan berbagai pembangunan, perkembangan Desa Roi
mengalami kemajuan yang cukup pesat, termasuk dengan dibukanya akses
jalan Talabiu-Dore.
Dari sektor pertanian, Desa Roi memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari keberhasilan dalam peningkatan produksi pertanian khususnya padi. "Hal yang membanggakan Desa Roi sampai saat ini masih bisa mempertahankan keberhasilan swasembada beras. Dua puluh tahun lalu, Presiden RI, almarhum Soeharto, pernah melakukan panen raya di Roi. Sampai saat ini Roi masih bisa mempertahankan sebagai Desa Swasembada Pangan”, ungkap Camat bangga.
Dari sektor pertanian, Desa Roi memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari keberhasilan dalam peningkatan produksi pertanian khususnya padi. "Hal yang membanggakan Desa Roi sampai saat ini masih bisa mempertahankan keberhasilan swasembada beras. Dua puluh tahun lalu, Presiden RI, almarhum Soeharto, pernah melakukan panen raya di Roi. Sampai saat ini Roi masih bisa mempertahankan sebagai Desa Swasembada Pangan”, ungkap Camat bangga.
Melengkapi penjelasan Camat, Kades Roi Nurdin
Ishaka dalam penjelasannya di hadapan tim juri memaparkan kondisi sosial
kemasyarakatan di desa yang dipimpinnya.
"Pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat di Desa Roi tetap rukun dan damai”, cetusnya.
Menurut Kades yang sudah lima tahun menjabat,
kehidupan rukun dan damai karena masyarakat selalu berpedoman pada nilai-nilai
adat istiadat, budaya serta petuah-petuah dari tokoh adat yang sudah diterapkan
secara turun temurun.
"Nah, kalau tim juri nanti berdialog
dengan masyarakat, bisa ditanyakan bagaimana peran tokoh adat yang sangat kuat
dalam memberikan pembinaan. Misalnya: memberikan sanksi bagi masyarakat yang
melanggar secara musyawarah adat”,
urai Kades.
Bahkan, beberapa hari lalu Kementrian Dalam
Negeri RI secara khusus langsung melihat dari dekat kelestarian nilai-nilai
luhur, dan peran tokoh adat dan tokoh agama dalam penyelesaian masalah di Desa
Roi dengan melakukan dialog dengan tokoh setempat.
Hal yang unik, kata kades, sesuai namanya,
Desa Roi memiliki ciri khas dimana semua manusia memiliki sifat senang dipuji
baik secara langsung maupun tidak langsung. "Nah, kalau ada orang yang
memuji diri dan dipuji ingatlah Desa Roi, ingatlah Dou Roi”, kata Kades diiringi tepuk tangan meriah
dari warga.
Mewakili tim penilai, Putarman, SE kembali
mengingatkan, lomba desa bukan
menampakkan fisik belaka. Tetapi, bagaimana kesiapan aparatur desa menyiapkan
data-data yang terkait bidang pendidikan, kesehatan, administrasi pembangunan desa dan sebagainya terkait
delapan indikator.
"Nah, data-data itu sebenarnya terkait dengan kinerja aparatur
desa secara keseluruhan”, kata Putarman.
Karena itulah Kepala BPMDes Kabupaten Bima ini percaya kalau
aparatur desa sudah memberikan kinerja yang baik, hasilpun akan baik.
Lalu bagaimana tanggapan tim juri? Syafruddin
Daud, Sekretaris tim mengatakan,
Roi
bisa bersaing dengan desa lain. Hanya saja, ada beberapa catatan dari
Syafruddin diantaranya, perlu perbaikan teknik penyajian data.
"Artinya, pengisian data bisa lebih
difokuskan pada data-data agar bisa dibaca lebih baik”, jelas Syafruddin Daud. (SM.04)