Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Potensi PAD, BBI Butuhkan Perhatian

25 Mei 2012 | Jumat, Mei 25, 2012 WIB Last Updated 2012-05-25T12:28:20Z

Dompu, (SM).- Balai Benih Ikan (BBI) milik Dinas Kelautan  dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Dompu merupakan potensi Pendapatan Asli daerah (PDA) terbesar pada instansi tersebut.
Dari hasil pengamatan langsung wartawan koran ini di lokasi BBI yang bertemat di Dusun Selaparang, Desa Matua, Kecamatan Woja, nampak berjejer kolam – kolam permanen dipenuhi berbagai jenis induk dan bibit ikan air tawar.

Kolam – kolam  ikan pada BBI tak pernah kekurangan suplai air, karena keberadaanya cukup strategis yang didukung oleh keteresediaan sumber air dari Bendungan Raba Baka Desa yang mengalir melalui saluran irigasi.
Nurul Kamal S.PI, Kepala BBI yang dikonfirmasi Kamis (24/5) mengatakan, kolam BBI dibangun pada tahun 1986. Jumlah kolam yang dibangun sebanyak 27  dengan rincian  24 unit kolam  permanen dan 3 unit kolam tradisional.
Ada banyak macam ikan air tawar yang dibudidayakan, mulai dari nila, tawes, karper, lele, bawal dan patin. Dari   berbagai jenis ikan tersebut  cuma Bawal dan Patin yang belum dapat dikembangkan karena memerlukan  keahlian khusus  dan temperatur suhu yang tepat untuk menanganinya. Lagipula bawal dan patin merupakan  spesies yang masih baru di BBI. ‘’Mulai dari nila sampai lele kami kembangkan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan  masyarakat peternak ikan. Sementara bawal dan patin masih dalam tahap uji coba pengembangan,’’tandasnya.
Tambahnya,  bibit ikan yang dikembangkan selalu mendapat tempat dihati masyarakat setiap saat. Tak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat Dompu, bahkan sebagian masyarakat Kabupaten Bima menggantungkan kebutuhan bibit ikan air tawar dari BBI  ini. Tak heran jika sektor ini bisa mendatangkan PAD yang cukup besar setiap tahunnya. Misalnya tahun 2011  jumlah PAD dari BII sebesar Rp40 lebih juta. ‘’Masyarakat yang butuh bibit membeli disini. Jadi dari catatan PAD Dislutkan dari pembibitan dan pembesaran ikan totalnya senilai Rp50 juta,’’katanya.
Selain untuk dijual, BBI juga mendukung program pemerintah dibidang peningkatan komsumsi ikan air tawar  melalui pelepasan ikan di lokasi perairan seperti sungai, waduk dan lagon.
Namun dalam perjalanan usaha BBI lanjutnya, mengalami  beberapa kendala diantaranya ketersediaan pakan yang belum memadai. Pasalnya pihaknya masih bergantung pada pakan   dari industri. Karena kondisi demikian sehingga pihaknya terpaksa mengurangi populasi pembenihan ikan yang disesuaikan dengan ketersediaan pakan. ‘’Pakan ikan yang masih kurang,’’terangnya.
Namun tahun ini pihaknya berupaya memproduksi pakan sendiri dengan dukungan bahan baku yang ada. Tapi harus diakui pakan yang mereka hasilkan masih relativ kecil, karena tidak sesuai dengan kemampuan anggaran. ‘’Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat pakan sendiri agar tidak bergantung pada pakan olahan pabrik. Sayangnya dukungan dana untuk membeli bahan baku pembuatan pakan masih minim,’’tuturnya.
Disamping itu kendala yang mereka hadapi yakni  banyak kolam ikan telah bocor  akibat faktor usia. Akan tetapi  sudah titik terang dari pemerintah pada tahun 2012 ini untuk memperbaikinya walaupun dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan anggaran. (SM.15)
×
Berita Terbaru Update