Bima, (SM).- Panitia Pertandingan sepak bola Liga Pendidikan Indonesia
(LPI) Rayon I yang meliputi wilayah Kecamatan Bolo, Madapangga, Donggo,
Soromandi, Sanggar dan Tambora dinilai tidak memahami aturan.
Penilik Porabud Kecamatan Bolo,
Yusuf, mengatakan, penitia pelaksana pertandingan LPI rayon I sangat tidak
becus. Pasalnya, laga kebelasan Kecamatan Madapangga versus Sanggar beberapa
hari lalu, salah satu tim telah meninggalkan lapangan pertandingan karena
menolak keputusan wasit yang memberikan hadiah pinalti terhadap klub LPI
Sanggar.
Keanehannya, lanjut dia, sehari
setelah kejadian tersebut, tim LPI Kecamatan Madapangga justru dipanggil
kembali oleh panitia untuk bertanding melawan Sanggar. Parahnya, dalam
pertandingan ulang tersebut justru tim dari Sanggar yang memenangkan
pertandingan. “Kemenangan tim Sanggar, merugikan Kecamatan Bolo. karena poin
yang diraih tergeser,” kesalnya.
Ulah panitia yang memanggil kembali
pemain kedua kesebelasan, memunculkan pertanyaan pihaknya, terkait aturan yang
diadopsi oleh panitia yang memperbolehkan kembali pertandingan kedua klub
tersebut. “Ini sangat aneh. Salah satu tim sudah secara nyata meninggalkan
lapangan sebelum wasit meniup pluit tanda usai, ko’ justru dipanggil kembali
untuk pertandingan ulang. Aturan dari mana yang digunakan panitia,” kesalnya.
Yusuf yang mengaku wakil jajaran
pendidikan di Bolo itu, mengecam keras ulah panitia. Diapun mengaku akan
mengajukan keberatan kepada panitia LPI Kabupaten Bima serta meminta
pertanggungjawaban Kepala Dinas Dikpora selaku penanggung jawab kegiatan. “Ulah
panitia Rayon I LPI ini sudah melanggar peraturan sekaligus secara tidak
langsung membunuh karakter para pemain Klub LPI Kecamatan Bolo,” tudingnya
Sementara ketua panitia pelaksana
LPI Rayon I, Ramli yang juga kepala UPTD Dikpora Kecamatan Sanggar yang
berusaha dikonfirmasi melalui handphone, tidak berhasil diwawancarai, karena
telepon selulernya dalam keadaan tidak aktif. (SM.11)