Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

OPINI

03 Mei 2012 | Kamis, Mei 03, 2012 WIB Last Updated 2012-05-03T14:13:05Z

Sentilan Pramuka pada Hardiknas
 Oleh : Mingguyono
 Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2012 Tingkat Kabupaten Bima  dilaksanakan di Lapangan Desa Cenggu Kecamatan Belo. Kwartir Cabang Bima mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Panitia yang telah melibatkan anggota pramuka sebagai peserta upacara dan bahkan memberi kepercayaan kepada anggota pramuka sebagai pemimpin upacara pada upacara peringatan Hari Pendidikan tersebut, suatu kehormatan yang luar biasa.

UU nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, mejelaskan bahwa tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia yang lebih baik.
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta berlandaskan Sistem Among.
Dalam pengamatan kami, kepercayaan (kami menyebutnya kehormatan) melibatkan anggota pramuka pada peringatan hari pendidikan tanpa pemberitahuan, tidak hanya terjadi tahun ini saja, hal ini sudah berlangsung lama dan sepertinya sudah menjadi tradisi, sekali lagi Kwartir Cabang Bima bangga dan sangat berterimakasih atas kepercayaan dan kehormatan tersebut.
Dibalik rasa bangga tersebut, ada satu pertanyaan yang muncul pada diri kami, siapakah yang mengundang anggota pramuka tersebut? Pertanyaan itu kami jawab sendiri “sudah tentu panitia” (sembari tersenyum dan memakluminya), kenapa pertanyaan ini muncul? Karena selama ini Kwartir Cabang Bima tidak pernah menerima surat permintaan sebagai peserta upacara apalagi sebagai Pemimpin Upacara dari panitia tersebut.
Adalah benar bahwa anggota pramuka itu adalah siswa dari sebuah sekolah (meskipun ada juga anggota pramuka yang bukan siswa). Sehingga ada sebagian yang berpendapat bahwa memobilisasi anggota pramuka cukup dengan “perintah” kepala sekolahnya atau Kadis Pendidikannya. Pendapat ini menurut kami tentu kurang bijak. Ketika Siswa tampil pada sebuah kegiatan dengan mengenakan seragam pramuka, maka pada saat itu siswa tersebut merupakan representasi dari Gerakan Pramuka. Marilah kita saling menjaga dan menghormati tupoksi masing-masing.
Organisasi manapun pasti akan menanyakan dan atau bertanya-tanya bila anggota organisasinya dilibatkan pada suatu kegiatan tanpa pemberitahuan kepada organisasinya, meskipun tetap berterimakasih dan bangga, namun hal ini (mohon maaf agak tidak bagus didengar) melanggar tata karma, Gerakan Pramuka sangat menjunjung tinggi tata karma, jujur, disiplin, kerjasama, bertanggungjawab yang merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Satya dan Darma Pramuka yang merupakan inti dari karakter Bulding.
Untuk kita ketahui bersama, bahwa Gerakan  Pramuka wajib melindungi anggotanya dan bertanggungjawab atas segala sesuatu yang menimpa anggotanya pada saat melakukan kegiatan. Untuk itulah keberadaan anggota pramuka pada suatu kegiatan harus mendapat ijin Organisasinya. Kewenangan mengeluarkan ijin dilihat pada tataran mana/apa kegiatan tersebut diadakan, kalau pada tataran (tingkat/level) kecamatan yang memberikan ijin cukup ketua Kwartir Rantingnnya, dan ini tentu berlaku disemua Organisasi/Instansi manapun juga. Bayangkan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anggota tersebut ! (mudah-mudahan tidak terjadi), Induk Organisasinyalah yang akan dimintai tanggungjawabnya.
Tanggal 2 Mei, bagi Gerakan Pramuka bukanlah hanya sekedar memperingati Hari Pendidikan Nasional tetapi pada tanggal 2 Mei tersebut adalah hari lahirnya Ki Hajar Dewantara seorang pencetus “Sistim Among” sebuah metode pendidikan yang selama ini diyakini dan diterapkan oleh Gerakan Pramuka dalam membina dan memandu peserta didiknya. Kini hari lahir sang pencetus Sistim Among tersebut dijadikan Hari Pendidikan Nasional dan diperingati diseluruh pelosok negeri ini. Ki Hajar Dewantara adalah seorang pandu (pramuka) dijamannya.
Begitu eratnya dunia pendidikan dan Gerakan Pramuka, maka jajaran Gerakan Pramuka merasa turut bertanggungjawab untuk melaksanakan dan memeriahkan “Hari Pendidikan” ini. Sebagai bagian dari “dunia pendidikan” kami sangat menanti undangan untuk menghadiri upacara peringatan hari pendidikan tersebut, meskipun kami bangga ada anggota pramuka yang dilibatkan dalam upacara tersebut tanpa sepengetahuan kami, setidaknya permisilah pada Organisasinya. Koordinasi kiranya perlu dirintis, dibangun serta ditingkatkan agar tidak terulang kembali dimasa datang.
Kami tidak ngambek, tersinggung apalagi marah, tetapi kami mencoba  mengurai dari sudut sosiologis, historis dan filosifis antara Gerakan Pramuka dan dunia pendidikan, dengan harapan semua pihak kiranya dapat memahami keberadaan Gerakan Pramuka dan menjunjung tinggi mekanisme masing-masing organisasi. Seluruh Jajaran Gerakan Pramuka mengirim Do’a buat kakak Ki Hajar Dewantara, dan Dirgahayu Dunia Pendidikan
Penulis adalah Sekretaris Kwarcab Bima
×
Berita Terbaru Update