Bima, (SM).-
Bantuan
Siswa Miskin (BSM) alias beasiswa miskin yang mestinya diperuntukan murni bagi
kepentingan pembiayaan sekolah warga tidak mampu oleh negara, baik bersumber
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun APBD, masih juga
disalahgunakan. Faktanya di salah satu SMPN wilayah Kabupaten Bima yakni SMPN 5
Soromandi. Anggaran ratusan juta, sepersenpun tak disampaikan pada yang berhak
alias ditilep oleh oknum Kepala Sekolah setempat.
Wahyudin dan
Natrul S.Pd serta sejumlah guru lain pada sejumlah wartawan mengaku, baik dana
BSM maupun beaisiwa miskin bersumber dari APBD Kabupaten Bima, tidak satupun
yang diterima siswa miskin yang berhak atas dana tersebut. ”Semuanya dimakan
Kepala Sekolah”, ujar sejumlah guru.
Menurut
Wahyuddin, untuk dana BSM APBN 2011, total yang diterima SMPN 5 Soromandi
sebesar Rp 19,8 juta yang diperuntukan bagi 36 siswa miskin, dengan
masing-masing mendapatkan Rp 550 ribu per siswa. “Hingga kini, anggaran BSM
yang keluar tahun 2011, satu rupiah pun tidak disalurkan oleh Kepala Sekolah
(Kasek),” tuding guru-guru.
Tidak itu
saja, kata Wahyuddin dan sejumlah guru, beasiswa miskin dari dana APBD 2012
untuk 36 siswa masing-masing Rp 140 ribu per siswa tiap tri wulan, juga tidak
sepersenpun disalurkan sesuai sasaranya oleh Kasek setempat. Kata guru-guru,
hanya informasinya saja ada dana alias beasiswa yang diterima sekolah, saat
keluar tidak tahu kapan disalurkan oleh kepala sekolah.
Tingkah pola
dan otoriter Kasek semakin menjadi, beber guru-guru, ketika mengangkat Kepala
Tata Usaha sekolah setempat yang nota bene non Pegawai Negeri Sipil (PNS)
menjadi Wakil Kepala Sekolah (Wakasek). Padahal, kesal sejumlah guru, di
sekolah tersebut masih banyak guru yang berstatus PNS, “kenapa mesti angkat
yang non PNS maupun rangkap jabatan”, tanyanya.
Kepala SMPN
5 Soromandi, Murni, S.Pd yang dikonfirmasi Suara Mandiri berikut sejumlah
wartawan, Sabtu lalu via seluler enggan berkomentar maupun menjawab sejumlah
tudingan yang dialamatkan pada dirinya. Malah oknum Kasek tersebut hanya
menanyakan pada sejumlah wartawan, di mana posisi dan meminta bertemu langsung.
Hingga kemudian langsung mematikan Handphonnya, seakan menghindari pertanyaan
dan konfirmasi para wartawan. (SM.08)