Kota Bima, (SM).- Belum usai persoalan Bantuan Siswa Miskin (BSM) alias beasiswa miskin yang terjadi di SMPN 5 Soromandi yang ditelep Kasek setempat, kini muncul lagi persoalan tersebut di SDN 01 Kota Bima, bilangan Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota. Informasi dari sejumlah orang tua siswa, modus yang digunakan pihak hampir sama, yakni pemotongan secara sepihak tampa bermusyawarah dengan orang tua siswa.
Salah satu orang tua siswa yang enggan namanya dikorankan mengaku, dana BSM yang diterima anaknya, dipotong oleh pihak sekolah. Mestinya dana BSM yang diterima siswa sebesar Rp 360 ribu, tapi ternyata hanya diberikan tidak lebih dari Rp 200 ribu saja.
Pemotongan itupun kata sejumlah orang tua siswa, sebelumnya tidak diberitahukan atau tidak disepakati secara bersama pihak sekolah dengan orang tua siswa. “Kami hanya terima Rp 200 ribu saja dana BKM”, keluh sumber pada koran ini.
Kepala SDN 01 Kota Bima, Burhanuddin AR SPd, pada sejumlah wartawan, Selasa (15/05) di ruang kerjanya, membantah telah melakukan pemotongan seperti yang dituding sejumlah orang tua siswa penerima BSM. Katanya, jangankan memotong dana BSM, memegangnya saja tidak pernah.
Seluruh dana yang bersumber dari APBN 2011 yang diterima sekolah itu, kata Burhan, telah disalurkan sebagaimana mestinya tanpa dipotong serupiahpun. “Tidak ada pemotongan dana BSM. Semua menerima utuh sesuai hak masing-masing siswa yang diberikan sekolah pada orang tua siswa yakni sebesar Rp 360 ribu dengan jumlah siswa penerima 39 orang”, jelasnya.
dijelaskannya, proses pembagian BSM di sekolah yang dipimpinnya, tidak diketahui secara pasti seperti apa regulasinya. Sebab, semua menjadi ranah tanggung jawab guru yang berhubungan dengan orang tua. Malah katanya, saat pembagian dana BSM pada seluruh orang tua siswa dan saat rapat, dirinya mengikuti sebentar saja karena harus menghadiri rapat lain yang tidak bisa ditinggalkan. “Saya tidak tahu pasti soal pembagian BSM, tanyakan saja sama pak Salahuddin (guru yang berwenang membagikan dana BSM”, urainya.
Di satu sisi, Kasek, justeru mengaku, dana BSM tersebut, bukan dipotong, melainkan diminta kerelaan pada orang tua siswa penerima untuk membagikan pada siswa lain yang lebih berhak dan lebih miskin dari sebagian besar yang menerima. ”Dana itu bukan dipotong, hanya dimintai kerelaan untuk berbagai pada siswa miskin lain yang tidak keluar namanya pada daftar penerima BSM. Kesepakatan itu diputuskan sejumlah guru dengan orang tua siswa saat penerimaan BSM di sekolah beberapa waktu lalu”, terangnya.
Dia yang ditemani salah seorang guru yang enggan dikorankan, mengaku, pembagian porsi bagi siswa lain yang tidak mendapatkan itu telah disepakati dan ditandatangani seluruh orang tua siswa. “Ada tanda tangan seluruh orang tua siswa. Kenapa masih ada keluhan lagi“? herannya.
Soal kebijakan pembagian porsi BSM yang diterima untuk siswa yang tidak mendapatkan dan lebih berhak (lebih miskin) dari yang menerima, diakui Kepsek, ada ratusan nama yang diusulkan, tetapi yang keluar ada juga yang lebih mampu dari yang tidak menerima. (SM.08)