Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kembalinya Kebudayaan ke ‘Rumah Besar’ Pendidikan

03 Mei 2012 | Kamis, Mei 03, 2012 WIB Last Updated 2012-05-03T14:12:22Z

Bima, (SM).- Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Kabupaten Bima tahun ini, dipusatkan di lapangan hijau sepak bola Desa Cenggu Kecamatan Belo. Elemen Pemerintah Daerah ikut dalam upacara sakral yang dihelat setiap tanggal 2 Mei itu.

Peringatan Hardiknas kali ini, ada perbedaan luar biasa dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, Menteri Pendidikan RI Muhammad Nur menyampaikan rasa syukurnya, karena bidang kebudayaan telah kembali ke “rumah besar” pendidikan setelah terpisah lebih dari sepuluh tahun.
Kementerian ini, ucap Menteri dalam sambutan yang dibacakan Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST, terhitung sejak 20 Oktober 2011 lalu telah berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 91 tahun 2011 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
Sejatinya, kebudayaan memang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Demikian pula sebaliknya, pendidikan tidak bisa dipisahkan dari Kebudayaan. Ibarat dua keping mata uang. Yang satu dengan yang lainnya memiliki makna dan nilai yang sama.
Tidak bisa dipisahkan karena di dalam proses pendidikan ada penanaman nilai-nilai budaya menyertainya. Sudah tentu tambahan amanh ini jangan diartikan sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk menyempurnakan dalam pem,bangunan manusia Indonesia seutuhnya. “Kita semua telah memahami bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi menyebabkan mobilitas fisik dan nonfisik, termasuk kebudayaan dan peradaban semakin tinggi. Mobilitasi yang tinggi tersebut memunculkan dominasi peradaban tertentu, benturan antar peradaban atau terbentuknya konvergensi peradaban. Dalam kaitan dengan inilah, peran dunia pendidikan menjadi penting dalam membangun peradaban bangsa yang didasarkan atas jati diri dan karakter bangsa,” tutur Menteri yang disampaikan Bupati Ferry.
Tema hari pendidikan nasional tahun 2012 ini adalah Bangkitnya Generasi Emas Indonesia. Tema ini sejalan dengan hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh bapak Pendidikan Nasional kita, yaitu Ki Hajar Dewantoro, yang pada hari ini kita peringati hari kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional. “Kita semua bersyukur bahwa pada periode tahun 2012 sampai 2035, bangsa kita dikarunia oleh tuhan yang maha kuasa potensi sumber daya manusia berupa populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa,” pujinya.
Jika kesempatan emas yang baru pertama kalinya terjadi sejak Indonesia merdeka tersebut dapat kita kelola dan manfaatkan dengan baik, populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut insa Allah akan menjadi bonus demografi yang sangat berharga.
Disinilah peran strategis pembangunan bidang pendidikan untuk mewujudkan hal itu menjadi sangat penting. Akan tetapi, sebaliknya, bukan mustahil kesempatan emas tersebut menjadi bencana demografi bila kita tidak dapat mengelolanya dengan baik. Sudah tentu hal ini tidak kita inginkan.
Pada periode tahun 2010 sampai tahun 2035 kita harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pengembangan sumber daya manusia sebagai upaya menyiapkan generasi 2045, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka. “Kita harus menyiapkan akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa untuk memasuki dunia pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai ke perguruan tinggi,” tandasnya. (SM.06)
×
Berita Terbaru Update