Bima, (SM).- Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) maut yang terjadi di jalan lintas Woro-Mpuri
Kecamatan Madapangga antara mobil Bus Putra Sayang dengan Nopol EA 7356 X vs Motor Honda Vario pada Senin (7/5) sekitar pukul 07.30 wita pagi
kemarin merenggut dua nyawa pahlawan tanpa tanda jasa, masing-masing Ruslan S.Pd dengan Hasnah Adnan, Ama.Pd yang keduanya
merupakan warga Desa Campa.
Kepala UPTD Dikpora Madapangga, M. Said Ahmad, S.Pd, M. Pd yang
dikonfirmasi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya bahwa
kronologis kejadian yang menimpa kedua orang dewan guru tersebut berawal ketika
keduanya dari Desa Campa berboncengan dengan menggunakan sepeda motor jenis
Honda Vario dengan tujuan untuk menjalankan tugas dinas sebagai pengawas Ujian
Nasional (UN) di SDN Inpres Mpuri.
Kata dia, di tengah perjalanan atau tepatnya di
jalan lintas Woro-Mpuri, sepeda motor
yang dikendarai
salah seorang guru (Ruslan) menyalip mobil bus Putra Sayang
dan disaat menyalip, motor yang dikendarai Ruslan keluar dari
aspal jalan, tapi pengendara mampu menjaga keseimbangan motornyadan kembali ke jalur
jalan aspal.
Namun, ketika posisi motor berada dalam badan jalan, bagian depan mobil bus putera sayang juga sudah maju,
sehingga kecelakaan pun
tak terhindarkan, sebab sopir bus
tidak mampu
mengendalikan kecepatan mobil dalam posisi yang sangat dekat.
“Akibatnya, nyawa dua orang guru pun melayang. Guru Hasnah langsung meninggal di Tempat Kejadian Perkara
(TKP), sementara Ruslan meninggal di rumah
sakit,” urainya mengutip informasi dari keluarga kedua korban.
Atas nama seluruh jajaran Dinas Dikpora Kecamatan Madapangga,
pihaknya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam karena dengan kepergian kedua guru tersebut, pihaknya sangat merasa kehilangan. “Terlebih keduanya meninggalkan disaat menjalankan tugas sebagai abdi negara. Semoga keduanya mendapatkan tempat yang
mulia di sisi Allah SWT”,
ungkap M. Said.
Atas musibah ini pula, dirinya atas nama Kepala UPTD
Dikpora Madapangga, meminta dan berharap agar keluarga
korban yang
ditinggalkan supaya bisa tabah dan sabar menerima,
karena semua
ini merupakan kehenddak sang khalik, “mari kita
berpasrah dengan seluruh kehendak sang khalik karena Allah SWT maha
segala-galanya”, tandas
M. Said. (SM.11)