Bupati
dalam sambutannya mengatakan, Kabupaten Dompu memiliki potensi sumber daya alam
yang cukup besar, diantaranya ketersediaan lahan pertanian seluas 232.455
ha yang terdiri dari lahan sawah 19.194 ha, dan lahan kering 213.261 ha.
Hasil
pertanaman padi, kedelai dan tanaman lainnya di Kabupaten Dompu saat ini cukup
menggembirakan, dimana tahun 2012 ini target luas tanam padi seluas
37.185 ha dengan target produksi 197.403 ton. Bahkan Kabupaten Dompu masih
surplus beras sekitar 48.630 ton.
Khusus
pelaksanaan program pijar, program ini memiliki nilai strategis dalam upaya
menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan meningkatkan
pendapatan petani sesuai visi, misi yang sinergiskan dengan program prioritas
Provinsi NTB.
Dijelaskannya,
dalam RPJM, pihaknya telah menetapkan skenario program dan target pencapaiannya
sehingga pada tahun 2015 nanti pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu mencapai 9
persen, peningkatan pendapatan perkapita menjadi Rp. 11.000.000/kapita /tahun
dan menurunkan angka kemiskinan di bawah 21 persen, untuk mencapai target di
atas akan ditopang dengan kegiatan pengembangan jagung, pengembangan rumput
laut dan program bumi sejuta sapi.
Luas
penen raya secara simbolis mencapai 3.249 ha di lokasi Kecamatan Kempo
ini dari total luas areal tanam Kabupaten Dompu seluas
31.218 ha yang insya allah akan dipanen seluruhnya pada bulan mei 2012.
Luas
tanam jagung di Kabupaten Dompu selama tiga tahun terakhir terus mengalami
peningkatan dari sekitar 8.000 ha, kemudian pada tahun 2011 sejak
program pijar berjalan luas tanam dapat mencapai 14.967 ha dengan produksi
73.040 ton, sehingga bisa dikatakan bahwa dalam kurun waktu 2 tahun persentase
peningkatan luas tanam jagung di Dompu mencapai 208 persen.
Keberhasilan ini
merupakan wujud nyata kerja keras dari seluruh masyarakat tani Kabupaten Dompu
dalam rangka upaya memperbaiki perekonomian masyarakat dan mempertahankan
swasembada jagung.
Tambahnya,
perkiraan produksi jagung pada tahun 2011/2012 ini sebesar 156.090 ton dengan
asumsi produksivitas 5,7 ton/ha pipilan panen, dengan nilai produksi Rp 312
milyar. Produksivitas di atas masih sangat mungkin di tingkatkan dengan cara
pembenahan/aplikasi teknis budidaya yang di anjurkan dan perbaikan penanganan
pasca panen.
Beberapa
permasalahan pokok yang dihadapi di dalam pengembangan tanaman jagung di
Kabupaten Dompu sebagai diantaranya kekurangan pupuk bersubsidi, belum ada
mesin pengering jagung (drayer), harga jagung menurun antara Rp. 1.800 -
Rp. 2.100, dibandingkan tahun lalu mencapai antara Rp 2500/kg - 2.800/kg.
Hal demikian memicu gejolak ditingkat petani. Terlebih lagi masalah permodalan
petani yang masih perlu mendapat bantuan perhatian dari pemerintah.
Wagup
dalam sambutannya mengatakan, harus diakui luas tanam jagung di Domp terus
mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Ditahun 2012 ini, Kabupaten Dompu
berada di urutan kedua terbesar di NTB, dan nomor 1 jumlah produksi jagung.
Menurutnya,
Pemda Dompu tak hanya focus mengembangkan komuditi jagung, akan tetapi
berternak sapi pun harus dipacu agar daerah ini menjadi salah satu daerah
swasembada sapi.
Sementara
itu Mentan RI mengatakan, atas nama pemerintah pusat dirinya memberikan
apreseasi kepada Bupati dan masyarakat Dompu atas upaya dan kerja kerasnya
dalam membangun motivasi petani mengelolah lahan tidur sebagai areal
penanaman jagung. “Budaya malas harus dihilangkan dan dengan upaya seperti ini
lapangan pekerjaan tersedia dan petani akan sejahtera”, katanya.
Semangat
untuk membangun usaha komoditi jagung perlu terus ditingkatkan dari tahun ke
tahun. Jika demikian, Mentan optimis tak menutup kemungkinan Kabupaten
Dompu akan menjadi daerah sentra jagung.
Mentan
menambahkan, jagung merupakan komoditi unggulan yang memiliki pangsa pasar yang
cukup luas. Kebutuhan akan jagung di Indonesia sebagai sumber pakan ternak
serta bahan pangan masih cukup tinggi. Bayangkan, dengan produksi jagung 2 juta
ton/tahun masih kurang dan para pengusaha masih kesulitan mendapatkan
pasokan jagung, sehingga upaya alternativ pemerintah dengan mengimpor jagung.
Kembali
Mentan menjelaskan, harga jagung di pasar nasional bervariatif. Menurunnya,
harga jagung akibat mutu jagung yang kurang memenuhi standar. Banyak macam
penyebabnya, diantaranya karena perlakuan petani dalam memanen jagung tidak
sesuai prosedur. “Jika memanen kurang dari ketentuan maka kualitas jagung tidak
terjamin sehingga harganya turun”,
katanya.
Disamping
itu, dia menyarankan kepada Pemda Dompu untuk membuat BUMD yang akan membeli
jagung petani dikala kondisi harga tidak normal. Disetiap kecamatan harus
dibangun gudang tempat penyimpanan jagung. “Setelah harga stabil BUMD bisa
menjual kepada pembeli dengan harga pantas”, tandasnya.
Soal
kekurangan pupuk bersubsidi, pihaknya akan membantu dengan memberikan
peluang bagi Pemda Dompu untuk mengajukan penambahan jatah kepada perusahaan
pupuk. “Minta saja sesuai kebutuhan, saya pasti membantu”, terang Mentan. (SM.15)